Monday, February 14, 2011

Amnesia (Part 3)- Tamat


Amnesia (Part 3)

*** on Valentine’s Day onwards…

Previously on Amnesia Part 1:

Setelah perjalanannya keliling kota dengan KOPAJA, Karina mendapati bahwa banyak bentuk cinta lainnya yang selama ini terlupakan. Kurang disadarinya karena terpaku pada bentuk cinta yang hanya seolah asmara antara pria dan wanita. Ternyata cinta memiliki keindahan yang berbeda pula ketika dilihat dari perspektif yang lain… Bagaimanakah akhir cerita ini? Simak di bagian ke-3 berikut ini…

Kulangkahkan kakiku perlahan memasuki pintu rumah. Rumah yang kurang ramah. Mama yang pemarah, Papa yang sibuk. Seolah kehilangan ‘rasa’ yang seharusnya membuat betah. Tetapi, kali ini kucoba. Besok hari Valentine itu… Mungkinkah akan ada beda? Atau harus aku sendiri yang membuat perbedaan dengan mereka? Yah, rasanya begitu… Itu yang akan kulakukan…

Sore itu aku menghampiri Mama. Aku bilang pada Mama kalau aku punya ide. Bagaimana kalau kami pergi ke panti asuhan, panti jompo, atau panti anak cacat? Menyambut Valentine’s Day dengan cara ini mudah-mudahan mendekatkan keluarga kami kembali. Dan sedikitnya menghapus luka dan kecewaku akan hubungan yang tak lancar dalam bidang asmara… Yah, siapa tahu Mama setuju… Dan aku pun tak perlu amnesia, kalau hanya untuk sehari saja… Apa ada gunanya? Seharusnya aku bangkit dan menata kehidupanku kembali… Dengan tegar, walau pun tertatih tetap bangkit berdiri…

Mama mengangguk setuju, walaupun dipenuhi keraguan. Matanya menyiratkan akan hal itu. Yah, kami akan mencoba pergi ke sebuah panti. Mama yang memilih panti jompo. Mungkin karena Mama ingin membagikan kasihnya kepada orang-orang yang lebih tua… Papa? Ah, itu urusan Mama. Mama akan menelpon dan mengabarkannya pada Papa. Kami akan lakukan kunjungan itu nanti di hari Minggu tanggal 20 Februari. Pas seminggu waktu kami mempersiapkan semuanya. Nasi kotak, bingkisan, dan memilih Panti Jompo yang mana.

Hubungan aku dan Mama membaik. Mama mempercayakan pemilihan makanan katering padaku, tetapi tetap rekomendasinya oleh Mama. Papa terlibat percakapan kami sesekali. Rumah telah kembali merekahkan sinar cintanya. Karena kami mengusahakannya… Karena adanya perubahan sikap kami…

Kuangkat telepon. 14 Februari. Hari Cinta kasih bagi kami sekeluarga…

“ Halo, Katering Yummy? Bisa bicara dengan Pak Rio?”

“ Ya, saya sendiri.” Suara berat di seberang sana menjawab teleponku dengan sopan.

“ Begini, Pak. Saya perlu 50 box makan siang untuk Hari Minggu tanggal 20 nanti. Saya ingin pesan, tetapi saya ingin lihat menu Bapak dulu. Boleh?” tanyaku lagi.

“ Silakan, Bu. Dengan siapa saya bicara?” Tanya Pak Rio lagi.

“ Dengan Karina, Pak. Sore ini saya mampir ke tempat Bapak, ya? Nanti kita diskusikan menunya…” Jawabku lagi.

“ Oh boleh-boleh… Datang saja ke alamat kami. Sudah ada atau belum?” tanyanya lagi.

“ Sudah. Sampai nanti sore jam 6, ya Pak!” Klik. Telepon dimatikan. Aku bergegas menceritakan perkembangan ini pada Mama.

***

Katering Yummy, jam 18.00 kurang 5 menit.

Kupencet bel perlahan. Terdengar langkah kaki dari dalam bergegas membukakan pintu. Kupandangi dia. Wah, lumayan… Tampan juga! Inikah Pak Rio yang tadi kuajak bicara di telepon? Ah, kutepis pikiran macam-macam yang sempat singgah. Paling dia sudah beristri! Jangan bermimpi, Karin!

Pembicaraan berlangsung lancar. Kupilih menu sederhana dengan lauk rendang dan ayam goreng, masing-masing 25 kotak. Serta sayuran, buah dan agar-agar. Kumintakan ayam tulang lunak juga rendang yang dimasak lembut untuk kaum jompo yang mungkin kekuatan mengunyahnya sudah tak lagi sama seperti dulu.

Pak Rio kemudian minta dipanggil Rio, karena ternyata jarak umurnya hanya 5 tahun dariku. Single katanya. Belum menikah, jadi janggal dipanggil Pak. Ah, inikah bingkisan Valentine itu? Kenalan dengan seorang cowok lumayan ganteng, muda, single pula? Hush, Karin… Terlalu cepat mengambil kesimpulan deh…

Akhir cerita, pertemuan lancar. Pesanan ok. Malah Rio akan mengantarkannya sendiri ke rumah kami di pagi hari pukul 9 pesanan kami. Minggu nanti dia datang ke rumahku!

***

20 Februari. Minggu pagi.

Rio tepat waktu. Jam 9 tepat, dia sudah datang membawa pesanan kami. Dan bukan itu saja, dia pun menawarkan untuk pergi bersama-sama dengan kami. Wah, hatiku senang. Berdegup kencang, sekaligus berbunga-bunga.

Seolah semuanya kebetulan? Yah, mungkin saja. Tetapi kalaupun ini kebetulan, ini adalah kebetulan yang amat menyenangkan!

Suasana Panti Jompo Sinar Mulia diliputi keharuan. Aku merasa bersyukur, orangtuaku masih sehat. Dan melihat kebahagiaan di mata para penghuni panti jompo, perlahan air mataku menetes. Betapa mereka butuh kunjungan karena mereka merasa kesepian walaupun memiliki teman-teman seumuran.

Diam-diam aku sering memergoki Rio memandangiku. Aku pun curi-curi pandang ke arahnya. Aku senang dengan perkembangan ini. Walaupun aku tahu, tak mungkin hubungan ini melaju terlalu cepat. Ini hanya pertemuan kami kedua kalinya. Masa’ aku sudah mau berpikir terlalu jauh? Lagian hatiku masih terluka, jadi aku memilih sikap hati-hati… Sambil jalani saja semuanya.

***

Singkat cerita.

Kunjungan panti jompo sukses. Suasana di rumah bahagia dan ceria lagi. Dannn, Rio masih sering mengunjungi rumahku setiap minggu.

Tepat setahun sesudah Valentine’s Day kelabu tahun lalu yang kemudian ternyata menjadi titik perubahan yang berarti di keluargaku… Aku mengalami jalinan asmara lagi. Dengan Rio, tahun ini jadi lebih berarti. Di Hari Kasih Sayang setahun berikutnya, dia melamarku.

Hampir pingsan, seperti mimpi, tetapi ini semua nyata. NYATA!!!

Aku tersenyum. Berterima kasih pada Sang Empunya kehidupan untuk rencana-Nya yang indah dalam hidupku. Yang tak pernah kuselami ataupun kuketahui misterinya.

Amnesia? Tak perlu lagi. Dan tak mau lagi. Tokh akhirnya di tahun lalu pun, aku memutuskan untuk tak mau amnesia walau hanya sehari saja. Kuakui pernah kutergoda untuk mengalaminya, tetapi untungnya tidak terjadi.

Setelah semua badai itu, harus kuakui….Aku bahagia!

Tamat.

Ho Chi Minh City, 15 Februari 2011

-fon-

* maaf atas keterlambatan posting bagian ke-3 ini. Selamat hari kasih sayang, semoga setiap hari menjadi hari untuk berbagi kasih senantiasa, tak melulu hanya di satu hari saja.

* copas, forward, share? Mohon sertakan sumbernya. Trims.

sumber gambar:

singleminglehumble.blogspot.com


No comments:

Post a Comment