Tuesday, August 2, 2011

Terima


Terima

Ketika rencana dan impian terlanjur hancur berantakan, agaknya sulit bagi kita untuk menerimanya. Saya pun pernah berhadapan dengan kenyataan yang sangat menyakitkan, sangat tidak enak, tetapi seolah ‘terpaksa’ harus dijalani karena tidak adanya pilihan lain selain menerima.

Sebetulnya, ketika itu, kata ‘terima’ belumlah sepenuhnya saya terima. Kata itu ada di otak dan mulut, tetapi dalam hati terdapat pertentangan hebat. Kalau ini jalan-Mu, mengapa begitu sulit saya terima? Kalau ini yang terbaik untukku, mengapa harus saya alami begitu banyak kesulitan dan menanggung beban seperti ini? Katanya Tuhan Maha Pengasih, mengapa Dia seolah membiarkan banyak permasalahan berlarut-larut, bukannya malah segera membereskannya. ‘Kan Tuhan itu Maha Hebat, paling dahsyat, mengapa permasalahan begini saja sampai membutuhkan waktu sedemikian lama?

Tanpa sadar, karena kekecewaan itu saya dan mungkin juga banyak dari kita mulai mempertanyakan ke-MahaKuasa-an Tuhan. Dan dengan pintarnya, seolah kita ingin mengajari Tuhan demi membebaskan diri kita dari penderitaan ataupun kesulitan. Tetapi sesungguhnya, apakah karena kejadian yang kurang enak membuat Maha Kuasa-Nya kurang? Apakah karena Dia tidak memberikan apa yang kita kehendaki, Dia itu tidak mengasihi kita? Justru terkadang, Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, malah adalah ‘langkah penyelamatan-Nya’. Karena yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan. Dan tak jarang, yang kita inginkan adalah karena gengsi dan keserakahan manusiawi kita dan bukan yang terbaik dalam rencana-Nya dalam hidup kita. Sebagai Tuhan, Dia tentunya tahu yang paling baik bagi kita semua, anak-anak-Nya. Tak perlu lagi kita ragukan hal itu.

Jadi, apa yang harus diubah?

Sikap hati dalam memandang sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanku. Jika tidak terjadi seturut kehendakku, biarlah terjadi seturut kehendak-Mu. Dan Tuhan, kami mohonkan hati yang lembut, yang mau menerima apa pun rencana-Mu. Karena kami bukanlah pengatur kehidupan kami sendiri. Ya, kami memang punya kehendak bebas untuk memilih, tetapi biarlah pilihan itu semakin mendekatkan kami pada jalan-Mu. Salah jalan, melewati jalan yang berliku, tak membuat kami gentar untuk tetap berpegang pada-Mu. Karena hanya Engkaulah yang tahu segalanya tentang kami. Awal dan akhir kehidupan kami sudah terpeta jelas di rancangan-Mu. Ajarkan kami menerima apa yang tidak sesuai dengan keinginan kami dengan iman sekaligus percaya bahwa itu semua baik adanya. Baik bagi pembelajaran diri kami, juga baik bagi pendewasaan kami. Dan mungkin juga baik bagi orang-orang yang melihat perjuangan kami memenangkan pergumulan demi pergumulan demi kemuliaan nama-Mu.

Biarlah kami menerima semuanya, Tuhan dengan iman. Dan biarlah tangan-Mu menuntun kami. Engkau pun mengingatkan kami, membuka mata kami yang tertutupi kesombongan diri. Karena kami bukanlah siapa-siapa tanpa-Mu.

Kami terima semuanya ini, Tuhan. Setidaknya, kami belajar menerima segala sesuatunya karena percaya pada-Mu. Terima dan kemudian menyatakan terima kasih pada-Mu atas penyelenggaraan-Mu dalam hidup kami. Amin.

Ho Chi Minh City, 2 Agustus 2011

Fonny Jodikin

  • copas, forward, share? Mohon sertakan sumbernya. Trims.
sumber gambar:
ashleyhaupt.blogspot.com

No comments:

Post a Comment