Suatu hari, ketika aku
sudah begitu lelah berbuat baik.
Dan dorongan untuk berbuat
jahat sudah begitu memuncak…
Kucoba tenangkan diri.
Jernihkan pikiran.
Serahkan segalanya ke
dalam tangan-Mu…
Ah, kusadari, lagi-lagi
aku yang keliru…
Tak pantas aku lari dari
kasih-Mu dan tak lagi jadi kebanggaan-Mu…
Jangan sampai aku keluar
dari rel-Mu.
Tuhan, ingatkan aku…
Suatu hari, ketika aku
sudah capek bertindak tulus.
Sementara banyak orang
berakal bulus memanfaatkanku demi fulus (baca:uang).
Tak hendak aku juga ikut
arus.
Biarlah aku berhenti
sejenak, beristirahat barang sebentar saja.
Lalu menjalankan tulusku
yang kudapati dari-Mu.
Kekuatan-Mu membantuku
hadapi semuanya itu.
Dan kupercaya akan
Kauberikan pula kemampuan untuk tak hanya tulus tetapi cerdik sekaligus.
Suatu hari, ketika aku
begitu kecewa akan segala usaha yang telah kulakukan tak membuahkan hasil.
Bahkan kenyataan yang ada
semakin meruntuhkan kebanggaan diriku yang pernah ada.
Aku kembali kepada-Mu.
Aku bukan seorang pemalas.
Aku selalu berusaha.
Dan semoga suatu saat ‘kan kuraih impian-impian
itu bersama-Mu.
Mungkin tak selalu sama
dengan apa yang ada di kepalaku.
Tetapi kupercaya bahwa
Engkau tahu yang terbaik bagiku.
Suatu hari ketika aku
begitu kelelahan dengan hidupku.
Kekecewaan beruntun yang
begitu jauh dari harapanku.
Bahkan ada keinginan untuk
pergi dari dunia ini…
Ya, Tuhan…
Mohonkan kekuatan bagi
setiap hati yang pernah merasakan hal ini, bahwa hidup selalu punya sisi lain
yang berwarna-warni.
Bukan sekelam yang
terlihat saat ini.
Izinkan kami kembali
percaya di dalam iman.
Masih ada pelangi menanti
di esok hari.
Suatu hari ketika aku
begitu muak akan kepalsuan dan kemunafikan di sekitarku.
Juga fitnahan dan
prasangka buruk di sekelilingku.
Kuatkan aku hadapi semua
itu, Tuhan.
Kusadari suatu hari semua
akan berlalu.
Asal aku tetap jujur di
dalam-Mu.
Dan jauhkan aku dari
tindakan semacam itu.
Aku ingin tetap mengikuti
jejak-Mu.
Suatu hari, ketika aku
begitu bosan dengan orang-orang sekitarku yang terus menyakitiku.
Aku kembali pada-Mu,
serahkan semua rasa sakit hatiku.
Kutahu hanya dari-Mu
kutemukan kekuatan dan pengampunan.
Aku pun tak sempurna. Aku
pun bisa menyakiti hati sesamaku.
Siapakah aku ini, Tuhan?
Aku pun seorang pendosa
sama seperti mereka.
Penghakiman mutlak hanya
milik-Mu.
Suatu hari ketika ada
dorongan untuk selalu melakukan pembenaran diri. Tuhan, ajar aku bertanggung
jawab atas tindakanku.
Aku bisa salah, teramat
mungkin malah!
Tetapi tindakan lari dari
kesalahan, mencari kambing hitam, lalu kemudian membenarkan diriku sendiri
bukanlah hal yang mulia.
Ajar aku bertanggung jawab
dan berani mengakui kesalahan, untuk kemudian berusaha memperbaikinya di lain
waktu.
Izinkan aku kembali
sadari, Tuhan…
Bersama-Mu, setiap hariku adalah
baik dalam rencana-Mu.
Tak sedetik pun
Kautinggalkan anak-anak-Mu…
Engkau selalu bersamaku…
Setiap hariku, Kutahu Kau
ada di situ…
10.10.2012
fon@sg