Thursday, April 29, 2010

How Can I Put My Trust in YOU?



Anak-anak kecil, tak bersalah, tak berdosa…

Jadi korban perang, perkosaan dan pelecehan…

Yang tukang bikin masalah terkadang malah orang dekat, orang kepercayaan, tetangga, teman, sampai orang yang dianggap rohani.

Hal yang lebih ganas dilakukan, bahkan lebih dari binatang buas yang tak makan anak sendiri. Membuatku merinding tiap kali membaca hal-hal seperti ini. Seolah manusia yang tampaknya dan seharusnya takwa malah seolah tak punya nurani.

Kalau lihat yang seperti ini, pernah pertanyaan ini timbul juga: bagaimana aku bisa beriman pada-Mu, Tuhan?

Kemunafikan meraja lela. Setiap orang seolah perlu topeng untuk amankan mukanya. Dari murka dunia, dari rasa bersalah, cukup kenakan topeng, selesailah sudah. Ironisnya yang munafik malah jaya dan kaya raya. Sementara yang kerja keras, jujur, dan baik hati malah ada yang miskin tiada tara.

Melihat kenyataan pahit begini, sekali waktu pernah kutanya pada-Mu, Tuhan.

‘ How can I put my trust in You?’

Lilitan kawat duri ketakutan melingkari setiap hati yang ragu untuk melangkah. Entah karena kekuatiran akan hari esok, entah karena bayang masa silam yang tak jua lepas dari ingatan. Bayang kesedihan tak berujung. Melihat kenyataan yang ada, kondisi keuangan yang tak menunjang sementara harga melaju tinggi tanpa kendali, kembali tanya ini penuhi banyak hati:

‘How can I put my trust in You, Lord?’

Bencana alam bertubi-tubi. Gempa, angin ribut, longsor, badai, sampai banjir.

Nyawa hilang seolah begitu mudah, seolah kucing yang punya sembilan nyawa. Hanya ini tak ada gantinya, karena mereka manusia. Dalam hati miris tak terkira, kutanya:

“ Bagaimana aku bisa terus percaya pada-Mu, Tuhan?”

Seorang anak korban pelecehan Bapak tirinya, tak pernah tahu apa arti seorang Bapa. Dia hanya tahu, ayah tirinya itu bukanlah orang baik. Mungkin tampaknya baik, tapi ternyata tak cukup baik. Dia yang sudah ternoda, hanya bertanya:

“ Jika yang tampak di depan mata sudah macam ini, apa Engkau yang tak kasat mata bisa peduli?”

Jika dipikirkan, iman itu lebih dari sekadar pikiran.

Jika hanya mengandalkan apa yang terlihat, percaya itu lebih dari sekadar ucapan di bibir atau apa yang terlihat dengan mata saja.

“ Iman mampu memindahkan gunung. Orang-orang yang berjalan di dalam iman, takkan berhenti berharap. Takkan berhenti percaya, walaupun kenyataan begitu pahit. Begitu memilukan. Orang-orang yang takwa akan terus mencari hadirat-Nya, takkan berhenti, walau seluruh hidupnya diliputi luka dan kesakitan. Karena percaya, sumber penyembuh sejati hanya ada pada diri-Nya. Bukan yang lain.”

Dunia boleh bilang, “ Tuhan tidak adil.”

Dunia boleh kecam, “ Rasanya sukar mengandalkan Tuhan di masa sulit seperti ini.”

Dunia boleh tertawa dan mempertanyakan, “ Tuhan? Adakah Dia?”

Dunia boleh lakukan apa saja…

Namun, kita tak boleh menyerah.

“ How can I put trust in You?”

‘ Of Course, you can!’

Percaya datangnya dari hal sederhana. Iman datang dari kecintaan akan Dia. ‘Trust comes from simple things but yet is able to bring your faith to another level. Nearer to Him.’

Percaya bukan berarti tak pernah kecewa akan kenyataan yang ada. Namun, percaya berarti tetap mau memilih dekat dengan-Nya dalam kondisi sesulit apa pun. Dalam setiap duka yang seolah tak terselesaikan. Mengandalkan Tuhan seolah jadi omong kosong bagi beberapa orang, namun tidak bagi Tuhan itu sendiri. Justru dalam setiap masalah yang tak terselesaikan, pertanyaannya:

“ Sudahkah kauundang Dia dalam hidup-Mu? Untuk memimpinmu sekali lagi dalam hidup ini?”

Dunia mungkin akan tambah kacau… Tetapi, kita tidak boleh kacau. Di tengah orang yang mengaku rohani yang masih melakukan kejahatan, di tengah kondisi orang yang seharusnya dipercayai malah menorehkan kepercayaan itu dengan pelecehan dan bangkitkan dendam…Di tengah itu semua….Hanya bisa mohonkan kasih Tuhan, rahmat Tuhan untuk bisa menerima segala sesuatunya dan percaya: ‘everything happens for a reason.’

Bo Sanchez dilecehkan oleh pembimbing rohaninya. Dia bangkit di dalam Tuhan dan memulai hidup yang baru, yang amat luar biasa dan menjadikannya seperti hari ini. Penulis, ‘business man’, pewarta, dan ‘trainer’ luar biasa.

Alison Botha diperkosa dan hampir mati, selamat, dan menjadi motivator ulung ke seluruh dunia agar mengajarkan semua orang untuk menghargai kehidupan sendiri.

Nick Vujicic lahir tanpa kaki, sekarang motivator ulung di dunia, sukses dan tak jarang bikin malu hati orang-orang yang fisiknya sempurna…

Apa yang kita pikir kemalangan, belum berarti kemalangan. Sejarah juga membuktikan, mereka yang mengandalkan Tuhan, percaya dan terus berjalan di dalam Dia, takkan ditinggalkan-Nya. Malah segala hal yang berbau kemalangan, Dia ubahkan jadi sukacita terbesar.

‘How can I put trust in You?’

‘You can do it by praying more, ask for His love, and just stay faithful even you haven’t seen anything. Because He has seen the whole picture of your life.’

‘Stay faithful:)’

'God, I want to put my TRUST in YOU. Amen.'

HCMC, 28 April 2010

-fon-

* smoga kita tersadarkan untuk meningkatkan iman dan perbuatan kita. Karena iman tanpa perbuatan adalah sia-sia. Iman kita semoga menjadikan kita orang-orang yang semakin tabah di dalam menjalani hidup. Di dalam kasih-Nya. Amin.


Sumber gambar:
http://farm3.static.flickr.com/2347/2280222251_f2e7e2e8a4.jpg

Wednesday, April 28, 2010

Tuhan, Terima Kasih



Rintik hujan membasahi bumi,
seolah enggan beranjak pergi.
Tak lama setelah itu,
pelangi datang menaungi.
Menawarkan semburat warna lukisan Sang Pencipta,
yang luar biasa indah.

Di sekitarku, pepohonan menghijau.
Tetesan air masih bergelayut manja di dedaunan.
Ranting yang patah pun memberikan senyuman.
Angin berhembus perlahan.
Menyibak rambutku,
mendamaikan hatiku.

Saat kupandang ciptaan Tuhan,
sungguh aku mengagumi kesempurnaan karya-Nya.
Kalaupun ada yang tak sempurna,
sebagian itu karena ulah kita manusia.

Matahari yang dari tadi bersembunyi,
tiba-tiba menampakkan diri.
Sinarnya tak segarang biasanya,
malah ia seolah berkata,
" Selamat pagi, hai dunia!"

Damai di pagi,
damai di hati.
Menitipkan salam dan ungkapan hati,
kepada-Nya Sang Pemberi Hidup.
Kubisikkan pelan tapi pasti,
Tuhan, terima kasih.

HCMC, 16 Januari 2010
-fon-

* puisi juga di bulan Januari…


Thank God I Found You Part 4


Thank God I Found You Part 4

*** Episode: ‘Conspiracy Theory’?

Previously on Thank God I Found You 3 (Episode:’ Susi Strikes Back’)…

Susi meninggalkan Rumah Sakit dan pulang ke rumah. Di episode yang lalu, didapati gambaran mengapa Susi sampai seperti itu. Dia sakit hati karena Mamanya meninggal gara-gara stress karena Papanya selingkuh dengan Sekretarisnya di kantor. Kemudian, ia menikahi sekretarisnya itu dan memaksa Susi memanggil Mama kepada Tante Reni. Susi kecewa, menemukan Jason, bahagia, bertunangan, namun dia tak kuasa menolak ajakan dan perhatian pria lain. Terakhir bersama Andika, dia ‘dinner’ di hotel mewah di Senayan dan ketahuan Jason. Putuslah cinta mereka. Susi stress karena Jason menolaknya, lari ke Singapura, bertemu dengan bar tender di Margarita’s yang menyadarkan dia bahwa dia sangat mencintai Jason dan ingin kembali padanya. Masalahnya Susi menghalalkan segala cara untuk kembali bersama Jason, termasuk menyewa detektif dan yang terakhir: ingin mengganggu Vita yang terlihat akrab dengan Jason. Bagaimanakah sepak terjangnya? Juga Willem yang tak puas karena ditolak Vita? Bagaimana kelanjutan kisah kasih mereka? Simak di episode berikut ini…

Episode: ‘Conspiracy Theory’?


Rumah Sakit Harapan Kita…

Jason dan aku masih duduk di ruang tunggu ICU itu. Menunggu dan menunggu. Jemari kami saling menggenggam, saling menguatkan dalam mengatasi ketidakpastian dalam hidup ini. Menghadapi sakitnya Mama Jason, menghadapi tantangan dalam hubungan kami, berdua setidaknya kami lebih memiliki kekuatan dalam menghadapi badai menerjang.

Sementara di kamar ICU, masih di RS Harapan Kita…

“ Shin, bangun Shin… Bangunlah kau dari tidurmu!” Suara itu bergema di telinga Shinta, Mama Jason.

“ Iya, Mas Santo, aku mau bangun. Tapi mataku sulit sekali dibuka…Mas apa kabar?” Tanya Shinta.

“ Aku baik-baik saja, Shin… Di sini aku bahagia. Malah aku kuatir dengan kondisimu yang sering sekali terkena serangan jantung. Juga memikirkan Jason, anak kita… Sulitnya melewati masa-masa membesarkan dia sampai dia jadi anak yang berbudi seperti sekarang ini…” Jawab Mas Santo yang juga Papanya Jason.

“ Aku juga terus diombang-ambingkan hidup ini, Mas…Satu sisi aku tak sanggup juga melewati serangan demi serangan yang menghantam jantungku ini…Namun, yang pasti…Untuk Jason aku mau bertahan. Untuk dia, aku masih mau berjuang sekuat tenaga agar aku terus hidup. Aku mau melihat dia menikah dan aku juga mau menimang cucuku. Cucu kita, Mas, “ tak terasa genangan air mata mengalir di pipi Ibu Shinta.

Jason dan aku yang sudah berada di ruangan, melihat titik-titik air yang bergulir deras di pipi Ibunya, Jason menghampirinya, tissue sudah kusediakan untuk mengelap air mata Tante Shinta, Mama Jason.

“ Ma, bangun, Ma, “ Hanya itu bisikan Jason di telinga Mamanya.

Ibu Shinta masih diam. Belum bereaksi. Sementara di alam mimpinya, Ibu Shinta masih berdialog dengan Mas Santo, suaminya sekaligus Papanya Jason.

“ Aku akan kuat, Mas! Aku akan bertahan. Dari jauh, Mas tolong doakan kami. Tetapi, Mas tetap dekat di hati kami. Takkan ada satu pun yang mampu menggantikan posisi Mas dalam hidup kami. “ Kata Ibu Shinta.

“ Baiklah, aku pergi. Selamat tinggal, Shinta. Kamu baik-baik, ya!” Wushhh, bayangan Mas Santo hilang dan tiba-tiba mata yang sedari tadi terkatup, langsung terbuka.

“ Jason…” Hanya itu kata pertama yang keluar dari Ibu Shinta.

“ Mama! Akhirnya Mama sadar. Senang sekali melihat Mama sehat lagi…” Jason setengah menahan suaranya untuk tidak berteriak kegirangan.

Vita dari posisi duduk, mendekat ke tempat tidur Mama Jason dan mengelus tangannya.

“ Mana, Susi?” tanya Ibu Shinta lagi.

“ Mama, sudahlah. Mama jangan tanya apa-apa lagi tentang Susi. Mama tahu gak, Mama itu sudah dibohongi sama dia. Dia bilang apa sampai Mama pingsan?” Jason berusaha menekan nada suaranya biar tidak terlalu emosi. Dan Vita menangkap getaran marahnya yang dia tekan.

“ Dia bilang, kalian punya bayi dan bayi itu sudah umur dua tahun sekarang, dia titipkan di Surabaya tempat tantenya. Dan tadi, tadi dia bilang, anak kalian meninggal dunia. Mama jadi kaget, Jason! Mama belum sempat melihatnya, ‘koq sudah pergi lagi?” Isak Mama Jason.

“ Ma, aku dan dia tak pernah melakukan apa pun. Jadi, tidak mungkin Susi hamil, apalagi punya anak yang sudah berumur 2 tahun. Aku terlambat memberi tahu Mama tentang semuanya, memang. Aku minta maaf, tapi dalam kebimbanganku, aku mau menyelesaikannya dengan Vita juga. Aku sudah bilang sama Mama bahwa aku tidak menjamah Susi, tapi Mama seolah kurang percaya dan lebih percaya Susi,” Jason menjelaskan.

“ Jason, Mama bukannya tak percaya pada kamu. Tetapi, Susi datang membawa foto-foto anak itu, dengan dirinya. Jadi Mama langsung percaya padanya.” Ucap Mama Jason pelan.

“ Aduh, Ma! Susi ‘kan ahli rekayasa. Tak perlu bingung kalau dia bisa ini dan itu. Aku harap Mama lain kali jangan percaya apa yang dia bilang. Lagian saat ini, aku sudah tak cinta lagi padanya. Di mataku hanya ada Vita seorang. Dan kami berencana untuk menikah,” kata Jason lagi.

Akhirnya Mama Jason mengangguk pelan dalam kondisinya yang masih lemah. Dia masih kebingungan, tetapi memutuskan untuk percaya pada anaknya daripada percaya pada Susi.

***

Keesokan paginya…

Di parkiran Rumah Sakit, di belakang pepohonan yang cukup rindang sehingga mampu melindungi orang yang bersembunyi di baliknya. Tengah bersiap-siap seorang pria. Dia mulai membuka tas yang berisi perlengkapannya. Ada pisau, ada tali plastik, ada pistol, dan beberapa perlengkapan lainnya. Bukan, dia bukan teroris, tetapi dia bersiap-siap melakukan sesuatu kepada seseorang.

Saking asiknya dengan apa yang dia lakukan, dia tak sempat memperhatikan sekitarnya. Dia tak sadar, kalau di belakangnya ada seseorang yang memperhatikan gerak-geriknya. Mereka tak saling kenal, tetapi Si Perempuan menangkap gelagat yang mencurigakan sambil terus memperhatikan dari dalam mobilnya.

Aku keluar dari kamar RS, diantar Jason. Aku sudah keletihan dan mau pulang. Begitu pun dengan Jason, setelah Ibunya siuman dia ingin pulang sebentar untuk beristirahat.

Perlahan kami masih bergandengan tangan melewati lapangan parkir dan sesampainya mereka di dekat sebuah pohon yang cukup rindang, tiba-tiba seorang lelaki melompat keluar, memegang pistol dan segera merebutku dari genggaman tangan Jason.

“ Vit, kamu ikut aku, sekarang! Dan biarkan aku yang berkuasa atasmu. Terimalah upah atas kesombonganmu menolakku!” Geram Si Lelaki…

“ Willem, mau apa lagi kamu? Tidakkah cukup bagimu untuk tahu bahwa kita tak mungkin bersatu? Cocok saja tidak lagi, bagaimana kita bisa menikah?” Tanyaku.

Si Lelaki tadi yang rupanya adalah Willem, juga mengancam Jason:

“ Ooo, ini tokh yang kamu bangga-banggakan. Biasa aja, tuh! Gantengan juga aku. Ngapain kamu mau sama dia? Bodi bolehlah macho, tapiii… Apa macho saja cukup bagimu?

Pandangan Willem yang menghina ke arah Jason ditanggapi dengan tatapan dingin dari Jason. Dia tidak takut, tetapi ketika memikirkan keselamatan Vita, dia jadi kuatir juga. Pistol itu…??? Apa Willem gila mau membunuh orang yang dia cintai?

Tiba-tiba saja, seorang perempuan mengambil pisau dari tas yang digeletakkan Willem secara sembarangan. Dia mendekat dan menyorongkannya di leher Willem.

“ Lepaskan dia, atau kamu yang mati,” ujarnya.

“ Susi, gilaaa kamu!” Seru Jason.

“ Demi kamu dan Vita, Jason, aku mau lakukan ini semua. Demi kebahagiaan kalian aku rela.” Ujar Susi serius.

Willem tak berkutik, disesalinya mengapa dia meletakkan tas itu secara sembarangan. Dia tak menyangka sebegitu cepat Vita dan Jason akan muncul, maka dia tidak mengantisipasi merapikan tasnya. Sesal tiada guna, Wil!

“ Aku ledakkan kepala Vita, hai perempuan! Aku tak tahu bagaimana rupamu, hanya dengar suaramu. Tapi aku tak peduli, jangan kau pikir pisaumu bisa mengancamku!” Ujar Willem lagi.

“ Oh ya, sebelum kaulakukan itu, akan kutebas lehermu, “ ancam Susi.

Tiba-tiba dibuangnya pistol itu ke tanah. Dia langsung menangis tanpa sebab. Willem memang jadi lebih emosional setelah ditolak cintanya. Dia hanya berkata, “ Kamu berhasil! Pisau itu asli. Sementara pistol ini mainan yang menyerupai asli! Mana mungkin aku tega membunuh Vita?”

Aku langsung lari mendekat ke Jason dan Jason memelukku. Sementara Susi menggiring Willem ke mobilnya. Masih dengan pisau di tangannya teracung tepat ke lehernya. Willem terdiam, kehabisan suara. Dan untuk selanjutnya hanya nurut ke mobil Susi saja.

Setelah menempatkan Willem di bagian belakang mobil. Susi barulah memperlihatkan wajahnya kepada Willem. Sesuai reaksi pria-pria pada umumnya, langsung Willem terpesona seketika dengan kecantikan Susi. Dia hampir melupakan luapan cinta dan emosi yang barusan dialaminya karena Vita. Wajah ini terlalu cantik baginya dan dia merasakan senyawa kimia memenuhi dirinya. Dia amat suka! Karena untuk bilang cinta, masihlah terlalu pagi.

“ Bung, kamu suka pada Vita?” Tanya Susi.

“ Iya,” jawaban penuh keraguan keluar dari mulut Willem. Dulunya Iya, sambungnya dalam hati. Sekarang, menemukan perempuan secantik kamu, hmmm…

“ Aku suka Jason.” Jawab Susi tegas.

“ Kenalkan, Bung! Namaku Susi.” Susi mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis. Teramat manis bahkan senyuman itu di mata Willem. Gawat, dia mulai terkena ramuan cinta yang merekah pada pandangan pertama…

“ A…a…aku Willem, “ Willem berusaha mengatasi kegugupan dan kegagapannya yang hadir seketika.

“ Gimana kalau kita kerja sama. Untuk tercapainya tujuan kita bersama. Bung Willem setuju?” Tanya Susi.

Willem cepat-cepat menganggukkan kepala. Setidaknya ini jadi kesempatan untuk lebih mengenal gadis cantik bak model ini.

“ Okay, Will. ‘Let’s shake hand’. Buat kerja sama kita ini, “ Susi mengulurkan tangannya.

Willem menyambut dengan gegap gempita, sekaligus menenangkan debaran hatinya yang tiba-tiba melonjak lebih cepat, bahkan teramat cepat!

Sedikit harapan terselip, kalau-kalauuu Susi nantinya suka padaku juga???

Bersambung…

HCMC, 28 April 2010

-fon-

* tautannya akan ada di blog-ku http://fjodikin.blogspot.com/ besok tanggal 29 April karena hari ini masih bersama-sama anak-anak Yuk Nulis! merayakan hari Puisi, jadi hanya posting puisi saja.

* Copas atau share? Mohon sertakan tautannya atau nama penulisnya. Trims!

Sumber gambar:

http://images.buycostumes.com/mgen/merchandiser/36095.jpg

Tuesday, April 27, 2010

Geletar

*** hari puisi 28 April 2010 bareng nulisers Yuk Nulis!

Geletar,

kadang gencar,

kadang tersamar.



Gemetar,

bercampur debar,

haruskah sembunyi di balik cadar?


Sambut cinta yang anyar

Separuh diriku terbakar

Tatap mata penuh binar


Kidung asmara iringan gitar,

Pujaanku, adakah kau dengar?


HCMC, 9 April edited 22 April 2010

-fon-

Gelisah

Gelisah

Satu senja di Warung Sunda tak jauh dari pelabuhan,

dia memuntir rambut sebahunya dengan perlahan.

Dan matanya sesekali dikerjapkan,

sambil menyeruput minuman yang di hadapan.


Ini pertemuan ketiga kami,

dan inilah saat yang mungkin dinanti.

Dia katakan cinta kepada diri ini.

Pria mana yang beruntung menerima cinta dari gadis manis nan berani?


Dia masih gelisah,

terbaca sekali di wajahnya jika dia memang sedang resah.

Entah mengapa, aku malah betah

Memandangi setiap sudut wajahnya yang alamiah.



Sudah kunyatakan cintaku pada lebih dari sepuluh gadis,

namun tak ada yang menerimaku.

Ketika kuberpikir peluangku habis

Malah datang Si Gadis Manis dalam hidupku.


Kubiarkan dia dalam kegelisahannya,

beberapa waktu lamanya.

Ah, mungkin aku terkesan egois padanya.

Maaf Nona, kalau tingkahku tak sepantasnya.


Akhirnya, sebelum sabarmu habis.

Biarlah aku tak lagi ‘sok artis’

Aku tak hendak membuat hatimu makin teriris,

oleh kegelisahan dan ketidakpastian yang kelebihan dosis.


Wahai gadis manis pencuri hatiku…
Tak perlu lagi kau menunggu.

Kan kuterima cintamu.

Ya! Karena aku pun begitu,

amat cinta padamu,

sejak pertama kita bertemu,

dan ingin menghabiskan hidupku

Bersamamu!


HCMC, 16 Januari 2010

-fon-

* puisi yang sudah rada lama…

AKU


* duet Chairil Anwar dan saya :)


Opa Chairil Anwar :

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang
kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Fon:

Kalau waktuku tiba,

kutantang hadir dirinya,

beradu pandang dengannya,

Tak juga takutkanku…


Opa Chairil Anwar :

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Fon:

Aku bukan binatang jalang,

walau aku memang terbuang…

Boleh tikam tubuh dan hatiku,

aku bertahan dan berjalan

Opa Chairil Anwar :

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Fon:

Tertoreh hati,

ulah Si Luka,

tak jua buatku berhenti,

terbang lintasi hidup ini


Opa Chairil Anwar :

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Fon:

Seribu tahun ataukah abadi,

tembusi ruang dan waktu,

aku tetap akan berlalu…


Maret 1943 (‘by’ Opa Chairil Anwar)

13 April 2010

Opa Chairil dan

–fon-

  • menyambut hari puisi 28 April dan edisi tampil kompak bersama anak-anak Yuk Nulis! yang semuanya bikin puisi di hari ini.
  • Puisi ini sebagai bentuk hormat pada kesusasteraan Indonesia yang juga merupakan puisi favoritku dari masa sekolah dulu. Kalau kata-katanya kurang berkenan atau tidak sebagus Opa Chairil Anwar: harap maklum. Masih belajar:) Tengkyu Opa Chairil Anwar untuk inspirasi indah di puisi ini yang tak lekang dimakan usia.
  • Special thanks buat Udo Indra dan MMI-nya di milis YN! Yang memberikan banyak pencerahan soal puisi…


Sumber gambar:
http://djunaedird.files.wordpress.com/2008/04/chairil-anwar.jpg

Monday, April 26, 2010

Being Mom: Acungkan Jempol Pada Anak Anda



Sebelum salah seorang sahabat kami di Vietnam kembali ke Jakarta, dia yang adalah seorang penulis dan trainer, memberikan hadiah tak terduga bagi kami semua. Sebuah presentasi tentang sebuah buku yang sangat menginspirasinya. Buku itu berjudul ‘Appreciating Your Child’ karya Zhou Hong. Zhou Hong berasal dari negeri Cina dan tulisannya diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris di Singapura dan dijual di sana, selain dalam versi aslinya yang berbahasa Mandarin tentunya yang ada di Cina. Zhou Hong sendiri menjadi ‘motivational speaker’ bagi pemerintah Cina dan juga memiliki sesuatu yang dia jalankan secara pribadi sehubungan dengan kegiatan motivasi. Intinya adalah: acungkan jempol pada anak Anda.

Zhou Hong memiliki seorang anak perempuan, tuli, bernama Zhou Ting Ting. Ting Ting ini dia bawa ke seluruh sinshe pengobatan akupuntur, dengan harapan Ting Ting bisa mendengar. Ting Ting selalu menangis kesakitan tiap kali dia harus menerima siksaan berupa tusuk jarum. Itu dilakukan dari dia bayi. Sampai suatu ketika, di suatu malam yang hujannya deras bukan kepalang, Zhou Hong membawa Ting Ting ke sebuah sinshe akupuntur lainnya. Ting Ting menangis dan menolak, tetapi Zhou Hong mengeraskan hatinya, sambil juga menangis. Dia tak lagi bisa membedakan mana air matanya dan mana air hujan, saking derasnya. Detik demi detik berlalu di tempat sinshe itu, Ting Ting diam saja. Tidak lagi menangis, tak bereaksi, hanya air matanya yang mengalir di pipinya. Tanpa suara.

Melihat itu Zhou Hong berjanji dalam hati, akan menerima Ting Ting apa adanya dan akan berhenti melakukan semua akupuntur yang menyiksa putrinya. Setelah itu, Zhou Hong terus memotivasi Ting Ting yang di usia 3 tahun, masih belum fasih bicara. Perlahan tapi pasti, Zhou Hong terus melakukan pujian pada anaknya, mengacungkan jempol pada Ting Ting dan terbukti itu berhasil. Ting Ting muda ketika kecil meraih penghargaan reinkarnasi Hellen Keller di Asia. Sampai terakhir prestasi gemilang yang digondolnya adalah meraih gelar S3 (Phd) dari satu universitas yang cukup ternama di Amerika Serikat. Di luar berbagai penghargaan dari pemerintah Cina juga seperti 10 wanita muda yang berpengaruh di Cina dan sebagainya.

Sampai hari ini saya belum memiliki bukunya dan berharap kalau berkesempatan ke Singapura atau ada teman yang ke Singapura bisa menitipkannya. Sahabat saya itu amat terinspirasi sampai dia pergi ke Cina menemui Zhou Hong sendiri yang amat rendah hati. Zhou Hong diminta pemerintah Cina untuk pergi ke seluruh Cina mewartakan apa yang dia lakukan bagi anaknya. Untuk para guru dan pendidik, untuk para orang tua, seminarnya menjadi lautan air mata. Di Singapura sendiri, Jack Neo, sutradara Singapura disuruh pemerintahnya buat mengikuti seminarnya. Jack menolak karena tak merasa butuh dan memutuskan pergi membawa laptop saja untuk menghindari kebosanan. Tahu-tahunya, baru awal seminar Jack sudah menangis karena amat tersentuh dan hasilnya dia menelurkan film berjudul ‘ I’m Not Stupid’ yang terdiri dari 2 seri (sekuelnya).

Tak ada orang tua yang berniat jahat terhadap anaknya (kecuali ortu yang di luar normal), hanya mereka tak terbiasa memuji anak-anaknya. Mereka banyak melarang, sehingga mematikan potensi Si Anak. Bukan pula berarti anak boleh seenaknya sendiri, namun dipuji tentunya akan menghasilkan Ting Ting lainnya… Percaya bahwa Si Anak mampu, bukan melabelinya dengan ucapan ‘ Bodoh, Tolol, Bego, Nakal’ dan seterusnya.

Hari itu saya berjanji untuk memperbaiki diri. Mumpung belum terlalu terlambat, anak saya baru berusia tiga tahun. Tentunya bukan pekerjaan mudah… Ketika anak kami mulai sering corat-coret dinding, bagaimana mengacungkan jempol padanya? Atau ketika anak Anda dapat nilai 3 dalam pelajaran Bahasa Inggris, mau diacungi jempol? Begitu tanya Anda…

Yang pasti, walaupun dia dapat nilai 3, coba melihat betulnya daripada salahnya, dan berharap lain kali dia bisa mengerjakan lebih baik.

Suasana haru memenuhi hati kami saat itu. Sungguh hadiah yang tak ternilai dari Sobat kami, Stella. Ini memang perlu usaha keras guna memperbaiki diri, memperbaiki mulut orang tua yang terbiasa melontarkan kecaman ketimbang pujian. Pelajaran berharga karena kita tak pernah tahu potensi yang ada dalam diri seorang anak, karena kita tak menggalinya secara maksimal…

Anak-anak bisa menjadi berkat, bisa pula menjadi sumber masalah. Berapa banyak orang tua yang pusing akibat anaknya dan bilang bahwa anaknya adalah ‘Biang Kerok’?

Adalah pilihan kita masing-masing sebetulnya, mau menjadikan mereka sebagai berkat atau masalah.

Untuk jadi orang tua yang bijaksana, tak pernah mudah. Semoga kita bisa sama-sama belajar guna menjadi orang tua yang semakin melihat kebaikan dalam diri anak-anak kita. Acungkan jempol pada Anak Anda! Semoga kita bisa melihat kebaikan dalam diri mereka yang dipercayakan Tuhan pada kita.

HCMC, 27 April 2010

-fon-

* special thanks to Stella wherever you are, whether you read or not, ‘Appreciating Your Child’ has made a tremendous change in me.

* catatan pribadi yang semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Karena saya sendiri harus banyak belajar untuk jadi orang tua yang lebih baik. Jauh dari sempurna, hanya mohon rahmat-Nya untuk hal ini.


Sumber gambar:

http://www.vika-group.com/en/zhou-hong-and-ssjy/zhou-hong-and-ssjy

Review atas Bingkisan Kata- Femi Khirana



***kumpulan puisi, motivasi, & refleksi

Femi Khirana atau yang biasa dipanggil Femi atau Fekhi adalah sobat saya, teman saya, adik kelas saya di SMU di Palembang. Kami bertemu kembali dalam ruang dan waktu yang berbeda, hanya karena kesamaan kami yang sama-sama gemar menulis. Femi memang bersama-sama dengan saya di komunitas Yuk Nulis! (YN) asuhan mentor kami - G. Lini Hanafiah.

Menikmati karya-karya Femi, membuat saya merasa kembali kepada semangat kami untuk berkarya dan berbagi. Bahwa kebahagiaan itu hanya bisa menjadi paripurna dan sempurna bagi Femi dengan membagikan ‘Bingkisan Kata’-nya. Saya suka penggunaan karakter huruf Mandarin (‘Chinese’) yang Femi pakai yaitu: ‘shuang xi’ untuk menggambarkan kebahagiaan ganda. Kebahagiaan itu tidak akan sempurna bila Femi sendiri yang menikmatinya. Dengan berbagi bersama orang lain, barulah bahagia itu jadi penuh baginya.

Isinya sendiri: buku yang berkualitas dengan tulisan-tulisan motivasi dan refleksi. Tampilan cantik, kecil mungil, bisa dijadikan souvenir atau kado, memadukan foto dan puisi yang tepat serta menjadikannya bentuk kartu pos yang siap dilepas plus dikirimkan secara personal, membuat buku ini layak baca dan layak beli. Bukan promosi lho:)

Kerja keras Femi untuk menerbitkan buku ini sendiri, juga patut diacungi jempol. Bukanlah hal yang mudah untuk melakukan hal itu, tetapi dia mampu melewati itu semua. Bagi saya itu merupakan bukti bahwa dia bukan hanya menuliskannya dengan baik, namun juga menjalankannya: me-motiflect (pinjam istilah Femi: motiflection:)) diri sendiri. Memotivasi dirinya sendiri.

Bagi saya pribadi, menikmati proses seorang Femi yang konsisten dan semakin maju dalam berkarya, menjadikan saya bangga mengenalnya.

Sukses untukmu, Fem! Ditunggu edisi berikutnya.

HCMC, 26 April 2010

-fon-

* tulisan setelah menerima buku tersebut hari ini.

Sumber gambar:

http://femikhirana.com/wp-content/uploads/2010/03/buku-jadi-1.jpg

Sunday, April 25, 2010

Jemurankoe…



Kugantung jemuran perlahan, satu per satu.

Setelah selesai kupandang hasil karyaku.

Luar biasa! (Halah, hiperbola! Wong cuman jemuran azaaa:)).


Ya, jemurankoe…

Bergelantungan satu per satu.

Bukan di dalam bus kota,

tetapi bergelantungan di tempat jemuran dari bahan ‘stainless steel.’


Tak lama aku pergi.

Meninggalkan rumakoe dan jemurankoe.

Langit masih biru, cerah, cuaca sedikit berawan.

(Gaya ramalan cuaca bak Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika).


Setelah sampai di rumah temanku.

Bincang-bincang sedikit, acara sedikit, ngobrol sedikit.

Tiba-tiba hujan deras mengguyur kota Ho Chi Minh.

Horeee, hujan setelah sekian lama panas.
Debu tergantikan dengan kesejukan air hujan.

Basuh panas dengan segarnya titik air yang membasahi bumi…


Tiba-tiba, tersadar seketika:

Oh, Jemurankoeee…!

Bagaimana nasibmu? Sedang nasibku, sudah pasti.

Cuci ulang sekali lagi agar tak bau baju-baju itu nanti…


Pulang ke rumah.

Kudapati jemuranku sehat walafiat.

Karena ternyata, hanya hujan lokal.

Betulan di tempatku tidak kena hujan.

Cihui!

‘Gak jadi nyuci ulang:)


Renungan tentang jemurankoe dihubungkan dengan kehidupan:

Dari jemurankoe itu tadi, aku belajar…

Terkadang apa yang sudah kita usahakan (kadang sampai setengah mati), bisa berujung kegagalan atau seolah seluruh keringat dan usaha yang tercurah tak menghasilkan apa pun… Malah harus melakukan sesuatunya dari awal lagi dan memang itu mengesalkan. Seolah segala usaha itu sia-sia dan tak ada guna…

Pernah juga dalam hidup, sudah mencurahkan segala daya upaya, koq hasilnya tidak memuaskan juga… Entah di ujian, entah di lamaran akan suatu pekerjaan, entah di bisnis, entah di keluarga dengan anak-pasangan-sampai tetangga…

Tetapi bukan berarti kita tidak perlu usaha atau tidak usah melakukan apa pun. Usaha ya, terus jalan. Walaupun hasilnya tidak memuaskan, walaupun hasilnya mengecewakan. Yang dilarang adalah berhenti total tanpa melakukan apa pun. Berhenti artinya adalah ‘mati’. Hidup tetapi ‘mati’ bukanlah kondisi yang diharapkan. Mati rasa, mati semangat, mati motivasi…

Peristiwa jemurankoe juga mengajarkankoe…

Kalau aku harus setia dan takwa. Mencuci lagi, menjemur lagi, biarpun sudah kuyup dan basah tuh jemuran, tak ada kata tidak…

Aku memang harus mulai lagi dengan hati yang baru. Tidak mudah, karena biasanya usaha yang seolah sia-sia membuahkan patah semangat, tetapi masih akan ada matahari yang cukup panas yang akan menyinari jemuranku, menjadikannya kering, dan siap diangkat untuk selanjutnya disetrika.

Ketika salah satu, salah dua atau salah tiga usahaku sia-sia…

Semoga aku tetap percaya:

akan ada waktu-Nya di mana usahaku akhirnya membuahkan hasil…

Tugasku hanya bertahan di dalam iman, terus berusaha, dan tidak putus asa terlalu dalam. Tetap bisa bangkit kembali walaupun sudah basah kuyup dihantam hujan dan badai kehidupan.

Mataharikoe akan sinari akoe…

Kegagalan ini terjadi untuk membuatku belajar rendah hati.

Belajar mempersiapkan diri, untuk seterusnya lebih bijaksana dalam kehidupan ini…

Ah, jemurankoe…

Kau telah mengajarkanku sesuatu yang unik, menarik, dan berharga.

Terima kasih…

*nyuci lagi, ah heheheh*


HCMC, 25 April 2010

-fon-

* inspirasi betulan dari jemuranku. Sengaja ditulis jemurankoe, biar gaya dikit kayak zaman doeloe :).

Sumber gambar:

http://hatiwanita.files.wordpress.com/2008/12/jemuran.jpg