Monday, December 31, 2012

Selamat Tahun Baru 2013


Dear friends,
Izinkan saya berbagi apa yang ada di account Twitter saya.
Sejujurnya, saya bukan orang yang fasih ber-twitter atau nge-tweet istilahnya, ya...
Menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk menulis singkat-singkat sebanyak 140 karakter saja karena terbiasa menulis panjang-panjang.
Saya masih belajar. Saya bagikan sebagai ucapan tahun baru saya buat sahabat semua…J

Karena hobby dengan lagu-lagu, saya cuplik beberapa lagu berikut dan diambil kata-kata yang sesuai dengan suasana akhir tahun sekaligus menjelang awal tahun. Selamat menikmati dan semoga berkenanJ


Edisi Akhir Tahun

@fjodikin: Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah#d'massiv#edisiakhirtahun.
Supposed to be thankful for what He has given to us:)

@fjodikin: Di ujung jalan itu setahun kemarin...#kahitna#edisiakhirtahun.
2012-what a year! Full of memories and changes and surprises.

@fjodikin: What doesn't kill you makes you stronger#kellyclarkson#edisiakhirtahun.
Even in the worst part of life, God is there.


Awal Tahun

@fjodikin: Esok 'kan masih ada #uthalikumahua#awaltahun.
Bersyukur untuk setiap harapan yang Kausemaikan di hatiku.

@fjodikin: I believe I can fly#rkelly#awaltahun.
Reach your dreams and fly high with God. Anything is possible.

@fjodikin: Aku melangkah lagi dengan pasti#vinapanduwinata#awaltahun.
2013:bersama-Nya, kulangkahkan kaki dalam iman dan harapan.

@fjodikin: I can make it through the rain and stand up once again#mariahcarey#awaltahun.
Apa pun yang terjadi, kutahu Kau selalu mengiringi tiap langkah

@fjodikin: No matter what happens. With God, I'm sure I will survive next year. We will Survive, yeah!#gloriagaynor#awaltahun

Selamat Tahun Baru 2013.
Semoga di tahun mendatang membawa banyak hal positif dalam hidup kita.
Dalam lindungan dan bimbingan-Nya mari menyongsong hari-hari depan dalam iman dan harapan…
Tuhan berkati.

Salam,
-fon-


Thursday, December 27, 2012

Bitter-Sweet 2012 and Welcome 2013




Kita tengah melangkah di hari-hari terakhir 2012.
Tentunya, begitu banyak kenangan yang terjadi di tahun ini.
Beberapa manis, bahkan teramat manis.
Mungkin pula beberapa begitu pahit.

Mungkin di tahun ini kita harus berhadapan dengan kenyataan bahwa perpisahan dengan orang yang dikasihi itu begitu menyakitkan.
Rongga-rongga kekosongan yang terjadi segera sesudah prosesi pemakaman usai, tak mudah untuk diisi kembali.
Terlalu banyak memori dan walaupun sebagai umat beriman kita percaya bahwa yang kita kasihi sudah berbahagia di sisi-Nya, tetap saja hari demi hari tetap dilalui dengan tidak mudah.

Mungkin di tahun ini kita memulai sesuatu yang penting.
Pernikahan, punya anak, pekerjaan baru, yang semuanya indah dan menjanjikan.
Mungkin pula beberapa dari kita mengalami hal-hal yang menyedihkan.
Kegagalan, ditipu seseorang yang kita percayai, kemunduran dalam bidang finansial atau beberapa hal lainnya yang menyedihkan…

Apa pun yang sudah terjadi, kita yakini adalah yang terbaik dalam rancangan-Nya. Pahit di mata kita, belum tentu pahit selamanya. Tak jarang, itu adalah pelajaran yang paling berharga di kemudian hari yang tak pernah kita sangka-sangka.

Di Singapura, ada satu restoran yang cukup sering kami kunjungi.
Namanya Eighteen Chefs (di restorannya ditulis E18hTEEN CHEFS). Cabangnya ada di tiga mal di sini. Salah satu outletnya sering saya datangi karena bertepatan dengan menunggu anak kami kursus. Sesudahnya, bersama anak saya, cukup sering saya menikmati makanan yang nikmat dan pelayanan yang baik. Anak kami pun suka karena bisa mengambil air minum sepuasnya, menjadi satu kesenangan tersendiri bagi dia untuk bolak-balik ke termos air dingin dan membawa air ke meja makan.

Makanan yang disajikan kebanyakan tipe ‘western food’. Baked-rice with cheese, pasta, wafel with ice cream dan sebagainya. Saya hanya menikmati makanannya yang lezat tanpa tahu kisah penting di baliknya. Pemilik restoran ini, Benny Se Teo, baru saja mendapatkan penghargaan dari pemerintah Singapura sebagai Social Enterprise of the Year di tahun 2012 ini. Namun kisahnya yang inspirasional ingin saya bagikan kepada sahabat-sahabat semua:

Benny Se Teo is the founder of Eighteen Chefs, a three-chain restaurant staffed by ex-convicts and young people with troubled pasts. Teo himself struggled with heroin addiction from the age of 14, and was in and out of prison and rehab until his last release in 1993. He trained at Fifteen – the London restaurant run by celebrity chef Jamie Oliver – and started Eighteen Chefs in 2007.

Benny yang adalah pemilik Eighteen Chefs ini dulunya adalah seorang pecandu heroin yang mulai dari umur 14 tahun sudah keluar-masuk penjara dan pusat rehabilitasi, sampai dirinya betul-betul pulih di tahun 1993. Dia mendapatkan pelatihan di Fifteen, restoran di London yang dimiliki oleh ‘celebrity chef’ Jamie Oliver lalu kemudian memulai Eighteen Chefs di tahun 2007. Dan bukan itu saja, dia berusaha menampung para mantan narapidana dan orang muda yang masa lalunya bermasalah sebagai karyawan restorannya.



Setiap kali saya membaca latar-belakang dan kisah seperti ini, saya sering merinding. Terharu. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Setiap orang berhak atas kesempatan kedua, tak terkecuali siapa pun! Walaupun mereka adalah mantan narapidana yang mungkin dijauhi oleh masyarakat banyak.

Benny Se Teo dan Eighteen Chefs menyadarkan saya sekali lagi…
Meskipun mungkin di sepanjang tahun ini begitu banyak kejadian yang mungkin kurang mengenakkan, selalu ada harapan untuk jadi lebih baik di masa depan.
Dan harapan kita di dalam Tuhan tidak akan mengecewakan….
Kita percaya itu…
Sekelam apa pun masa lalu kita, selalu ada harapan di dalam Dia…

***

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat dikejutkan oleh jatuhnya anak kedua kami dari tempat tidur setinggi 60 cm. Syukurlah, tidak terjadi hal yang serius, hanya benjol sedikit di kepalanya. Sesudah itu, kami sekeluarga jadi lebih hati-hati dan diliputi kecemasan.

Sedang apa yang terjadi pada anak kami?
Dia tak ragu kembali ke tempat dia terjatuh tanpa rasa takut.
Walaupun kami jadi ekstra hati-hati jika dia kembali ke tempat itu…
Perasaan was-was masih mendominasi…

Apa yang saya pelajari?
Kita orang dewasa punya trauma, sehingga takut untuk memulai kembali.
Tetapi, anak-anak TIDAK.
Mereka punya keberanian untuk selalu mencoba lagi. Sesuatu yang patut ditiru dalam hidup untuk tidak mudah menyerah pada keadaan pahit kehidupan. Coba dan coba lagi di dalam Tuhan.

Akhirnya, apa pun yang kita alami di tahun 2012 ini kita percaya adalah baik di mata-Nya. Karena Dia punya gambaran yang sempurna akan kehidupan kita. Bagian kita hanyalah terus berusaha dan memberikan yang terbaik bagi-Nya.

Good bye bitter-sweet 2012 and let’s welcome 2013 in hope!
Have a very happy new year!



God bless.

Salam dari Singapura,
-fon-

Monday, December 17, 2012

Suatu Kisah dari Negeri Dar Der Dor…




Di Negeri Dar Der Dor setiap orang boleh punya senjata tajam bahkan senapan.
Itu dikarenakan peraturan di masa silam yang memperbolehkannya demi melindungi kepentingan manusianya.
Tetapi, ketika senjata dipegang oleh tangan-tangan yang hatinya tergoda untuk membalas dendam, mereka yang tertekan lalu mendadak seolah mendapatkan kekuatan dari pamer senjata atau mereka yang menjadi lupa diri tujuan awal mula mengapa senjata diperbolehkan, akhirnya begitu banyak korban berjatuhan.

Penembakan itu bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.
Bisa di sekolah, di pusat perbelanjaan, di Universitas, bahkan di bioskop sekalipun.
Dan ketika dar der dor yang jadi pilihan, seringkali banyak korban berjatuhan.
Anak kecil yang tak bersalah bahkan tak tahu apa-apa, sering juga jadi korban.
Menyedihkan? Memang.
Menyesakkan? Banget!

Entah tindakan berani-beranian karena sering dikatai pengecut dan pecundang.
Entah karena stres di pelbagai bidang kehidupan…
Entah karena kebencian yang mendadak merajai diri tanpa bisa dikendalikan…
Entah apa pun penyebab keinginan yang mengundang…
Di Negeri Dar Der Dor, korban-korban kembali berjatuhan.

***

Hari itu dia membawa senjata untuk melakukan ‘dar der dor’ di sebuah pusat perbelanjaan.
Kekesalan sudah pada puncaknya dan tak tahu lagi bagaimana harus dilampiaskan.
Awalnya hanya untuk sekadar gagah-gagahan.
Akhirnya senjata jadi juga ditembakkan.
Dia tertawa puas, tak lama kemudian terkulai lemas lalu jatuh pingsan.
Istri dan anaknya yang tengah liburan…
Juga ada di mal sedang jalan-jalan.
Mereka pun jadi korban.

Dan…
Hari-hari selanjutnya berisi tangisan.
Sekaligus penyesalan.
Dia harus meringkuk di penjara sepanjang sisa kehidupan.

17 Desember 2012
fon@sg
* sebagai reaksi atas berita ‘dar der dor’ di sebuah negeri yang kembali mendominasi akhir-akhir ini.
Kasihanilah anak-anak kecil dan para korban, ya Tuhan.
Begitu banyak yang masih menjadi pertanyaan,
tetapi biarlah waktu dan Engkau yang memberikan jawaban.


Wednesday, December 12, 2012

12.12.12




Mumpung hari belum berlalu...
bukan aku mau meniru
status Fesbuk teman-temanku
tetapi hanya ingin kucatat sesuatu
di penghujung hariku

hari yang khusus ini
hanya terjadi sekali
dua belas tiga kali
pernah diramalkan kiamat akan terjadi
nyatanya sampai detik ini
bumi dan segala isinya
masih terus berjalan sebagaimana adanya

triple dua belas hari ini
tetap terjadi
karena Yang Kuasa menghendaki
tak peduli ramalan kanan-kiri
kupercaya hanya kepada Yang Maha Tinggi

triple dua belas hari ini
atau hari-hari di masa depan nanti
akan jadi lebih berarti
jika kita selalu kembali
mencari wajah-Nya dan mengikuti
jalan-Nya yang sejati

12.12.12
fon@sg

Tuesday, December 4, 2012

Sebuah Awal yang Baru




"... Dan ketika gumpalan kelelahan demi kelelahan semakin menggunung...
Dalam hati, dalam diri dan pikiran...
Yang ada hanyalah kemarahan.
Kemudian berujung pada: penyesalan."

Kelelahan demi kelelahan awalnya kuanggap biasa.
Tak punya waktu untuk bertegur sapa dengan diriku sendiri, juga kuanggap akan mampu kulalui dengan mudah.
Tetapi ternyata, efeknya jauh lebih besar dari yang kukira.
Sesuatu yang kuanggap biasa dan mudah itu berbalik menjadi sesuatu yang tidak biasa dan ternyata sukar dikendalikan.
Emosi negatif pun bermunculan...
Untuk kemudian membangun dinding kemarahan karena merasa tak dimengerti oleh siapa pun juga.

Mungkin sedikit terlambat kusadari hal ini.
Ketika bos di perusahaanku menaikkan gaji sekaligus memberikan promosi jabatan bagiku, kupikir yang ada hanyalah kebahagiaan.
Uang yang lebih banyak, posisi yang lebih baik, siapa juga yang bisa menolak? Namun ternyata diriku tidak siap dengan segenap perubahan ini.
Banyak uang, banyak meeting, dilanjutkan dengan berkurangnya waktu dengan keluarga tercinta.
Suami protes, anak menangis, aku tak jua mengerti.
Kupikir, kulakukan semuanya ini hanya demi mereka.
Koq mereka bukannya gembira, malahan marah-marah?

Pagi itu kembali aku berhadapan dengan keluargaku yang tengah mengeluh, betapa aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku.
Tekanan bos agar aku terus berkarya dengan prima membuatku mudah marah. berteriak, dan tak peduli perasaan orang.
Termasuk perasaan keluargaku.
Kubanting piring sarapanku hari itu, "Ini semua demi kalian, tahu!"
Aku kehilangan selera makanku.
Lalu bergegas menenggelamkan diriku dalam kesibukan kerjaku.

***

Hari itu bosku ditangkap pihak kepolisian karena dugaan kasus penggelapan uang perusahaan.
Dan aku yang banyak menandatangani berkas-berkas surat penting karena kenaikan jabatanku, membuat aku pun terkena getahnya.
Kini kutahu alasannya mengapa bos menaikkan gaji dan jabatanku.
Pembelaan diriku terasa pahit.
Segalanya demi pekerjaan dan karier?
Ah, aku merasa tertipu…

Penyesalan selalu datang terlambat.
Anak-anak menangis dan suamiku memelukku.
Merekalah yang tetap bersama-sama dengan aku.
Mereka tidak meninggalkanku…

Persidangan demi persidangan kulalui…
Sampai akhirnya terkuak juga bahwa bosku memang ahli memanipulasi.
Aku dinyatakan tidak bersalah.
Kami sekeluarga berteriak lega dan gembira.
“ Terima kasih, Tuhan untuk ini semua.”

Kupeluk mereka. Keluargaku tercinta.
Dalam hati kubersyukur kepada-Nya.
Masih diberi kesempatan untuk menghirup udara bebas
dan menghabiskan waktu bersama mereka.
Kuhapus air mata. Kali ini tangisan bahagia.
Kupeluk mereka.
“ Maafkan, Mama!”
Mereka menyambutku dengan pelukan erat nan mesra.

“ Penyesalan itu membuahkan kesadaran,
diiringi pelajaran yang teramat mahal dan berharga.
Uang memang penting, tapi bukan segalanya.
 Tak hendak aku meninggalkan mereka (baca:keluargaku)
demi apa pun juga.
Terima kasih, Tuhan untuk berkat-Mu yang tak terhingga. Keluarga kecintaan yang begitu setia…
Kini aku bersiap untuk memulai awal yang baru
Bersama mereka dalam tangan kasih-Mu.”

3 Desember 2012
fon@sg


Tuesday, November 27, 2012

Rasa Ini




Ketika ketenangan yang mendominasi...
Kekuatiran pun bisa terkendali...
Hati sungguh dalam keadaan damai sejati...
tak terpengaruh keadaan yang terjadi di sana atau sini

aku tahu karena Engkau
aku bisa alami rasa ini
selalu buatku terpukau
dengan seluruh hadirat-Mu yang mendamaikan hati

terima kasih, Tuhan untuk rasa ini...
selalu indah ketika kutahu bahwa kasih-Mu selalu mengiringi
apa pun rasa yang tengah kualami
kusadari, kebaikan-Mu akan ada dan tak pernah pergi...

kupersembahkan rasa ini
dan rasa lain yang mungkin singgah di hati
esok atau hari ini...
juga di masa depan nanti...

kutahu, Engkau lebih dari sekadar perasaan
juga jauh melampaui pikiran
Engkaulah Sang Jalan yang selalu memampukan
kami melangkah dalam roda kehidupan

syukur dan terima kasih kupanjatkan
hanya kepada-Mu, oh Tuhan :)

November 2012
fon@sg

Thursday, November 8, 2012

The Battle



The Battle

pertempuran itu tak selalu harus bersama orang lain
juga tak harus karena orang lain
mungkin ya, orang lain berbuat kesalahan yang tak termaafkan...
tetapi bukankah kita bisa memilih bagaimana reaksi kita?

tak jarang, pertempuran sesungguhnya terjadi di dalam.
dalam diri, dalam hati, dalam pikiran
bagaimana bisa berdamai dengan sesama
apalagi memikirkan perdamaian dunia,
jika damai di diri saja masih begitu sulit dicari?

There is no greater challenge in life than the battle within yourself.
- Unknown

Sungguh benar kata pepatah…
Tak ada tantangan yang lebih besar di hidup ini, dibandingkan dengan peperangan (pertempuran) di dalam diri sendiri…

So, dear friends…
hari ini, berdamailah dengan diri.
ampuni kesalahan atau kegagalan
juga kebodohan di masa silam
kenali diri sesungguhnya, adakah kemarahan terpendam?
dendam yang tak berkesudahan?
luka parah yang menganga lebar?

Tuhan, ini kami serahkan semuanya…
Bagian-bagian dari kamar hati
Yang terkadang tak lagi kami kenali
Karena sudah tertimbun rapi
Dengan pembenaran diri…

Ini semua kami serahkan kepada-Mu, Tuhan…
Biarlah urusan pembenahan hati
Kami niati dengan sepenuh hati
Dan dengan campur tangan-Mu, kami percaya…
Akan ada damai sejati yang senantiasa dinanti…

08.11.2012
fon@sg


Sunday, October 21, 2012

Tegar di dalam-Mu


kesusahan mungkin melanda
kekecewaan pun menyapa
harapan yang hancur
hati yang terluka
apa pun yang terjadi
kutahu Engkau selalu menyertai

naik-turunnya kehidupan
kuanggap suatu hal yang biasa
tak pernah dibilang mudah
untuk dijalani dan dilalui
tetapi di dalam-Mu kupercaya
kekuatan baru akan selalu ada

ajar dan bimbing diriku
untuk selalu tegar di dalam-Mu
segala persoalan dan tantangan hidup
kupercaya akan mampu kuhadapi
selama nafas ini masih ada
padamu Tuhan kuserahkan segalanya

fon@sg
20.10.2012

Wednesday, October 10, 2012

Suatu Hari, Ketika...



Suatu hari, ketika aku sudah begitu lelah berbuat baik.
Dan dorongan untuk berbuat jahat sudah begitu memuncak…
Kucoba tenangkan diri. Jernihkan pikiran.
Serahkan segalanya ke dalam tangan-Mu…
Ah, kusadari, lagi-lagi aku yang keliru…
Tak pantas aku lari dari kasih-Mu dan tak lagi jadi kebanggaan-Mu…
Jangan sampai aku keluar dari rel-Mu.
Tuhan, ingatkan aku…

Suatu hari, ketika aku sudah capek bertindak tulus.
Sementara banyak orang berakal bulus memanfaatkanku demi fulus (baca:uang).
Tak hendak aku juga ikut arus.
Biarlah aku berhenti sejenak, beristirahat barang sebentar saja.
Lalu menjalankan tulusku yang kudapati dari-Mu.
Kekuatan-Mu membantuku hadapi semuanya itu.
Dan kupercaya akan Kauberikan pula kemampuan untuk tak hanya tulus tetapi cerdik sekaligus.

Suatu hari, ketika aku begitu kecewa akan segala usaha yang telah kulakukan tak membuahkan hasil.
Bahkan kenyataan yang ada semakin meruntuhkan kebanggaan diriku yang pernah ada.
Aku kembali kepada-Mu.
Aku bukan seorang pemalas. Aku selalu berusaha.
Dan semoga suatu saat ‘kan kuraih impian-impian itu bersama-Mu.
Mungkin tak selalu sama dengan apa yang ada di kepalaku.
Tetapi kupercaya bahwa Engkau tahu yang terbaik bagiku.

Suatu hari ketika aku begitu kelelahan dengan hidupku.
Kekecewaan beruntun yang begitu jauh dari harapanku.
Bahkan ada keinginan untuk pergi dari dunia ini…
Ya, Tuhan…
Mohonkan kekuatan bagi setiap hati yang pernah merasakan hal ini, bahwa hidup selalu punya sisi lain yang berwarna-warni.
Bukan sekelam yang terlihat saat ini.
Izinkan kami kembali percaya di dalam iman.
Masih ada pelangi menanti di esok hari.

Suatu hari ketika aku begitu muak akan kepalsuan dan kemunafikan di sekitarku.
Juga fitnahan dan prasangka buruk di sekelilingku.
Kuatkan aku hadapi semua itu, Tuhan.
Kusadari suatu hari semua akan berlalu.
Asal aku tetap jujur di dalam-Mu.
Dan jauhkan aku dari tindakan semacam itu.
Aku ingin tetap mengikuti jejak-Mu.

Suatu hari, ketika aku begitu bosan dengan orang-orang sekitarku yang terus menyakitiku.
Aku kembali pada-Mu, serahkan semua rasa sakit hatiku.
Kutahu hanya dari-Mu kutemukan kekuatan dan pengampunan.
Aku pun tak sempurna. Aku pun bisa menyakiti hati sesamaku.
Siapakah aku ini, Tuhan?
Aku pun seorang pendosa sama seperti mereka.
Penghakiman mutlak hanya milik-Mu.

Suatu hari ketika ada dorongan untuk selalu melakukan pembenaran diri. Tuhan, ajar aku bertanggung jawab atas tindakanku.
Aku bisa salah, teramat mungkin malah!
Tetapi tindakan lari dari kesalahan, mencari kambing hitam, lalu kemudian membenarkan diriku sendiri bukanlah hal yang mulia.
Ajar aku bertanggung jawab dan berani mengakui kesalahan, untuk kemudian berusaha memperbaikinya di lain waktu.

Izinkan aku kembali sadari, Tuhan…
Bersama-Mu, setiap hariku adalah baik dalam rencana-Mu.
Tak sedetik pun Kautinggalkan anak-anak-Mu…
Engkau selalu bersamaku…
Setiap hariku, Kutahu Kau ada di situ…

10.10.2012
fon@sg

Monday, September 17, 2012

Success? No Excuse




Success? No Excuse!

Kemarin, di tengah riuhnya The Voice di Channel AXN, saya berkesempatan bolak-balik ke saluran Starworld untuk menyaksikan MasterChef USA yang memasuki season ke-3. Salah seorang yang kulihat penampilannya dalam memasak adalah Christine Ha, asal Vietnam. Christine, dengan Bahasa Inggris yang sempurna - kupikir dia dari lahir sudah di Amrik sana, memasak dengan mahir walaupun dia tidak sempurna penglihatannya. Sepuluh tahun lalu, dia didiagnosa suatu penyakit yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuhnya (auto immune system) dan dia secara perlahan tapi pasti kehilangan indera penglihatannya.

Begitu terharunya para juri, terlihat Joe pun meneteskan air mata. Masakannya berupa Vietnamese hotpot crayfish membuat dia melaju dan mendapatkan ' white apron' dari Gordon Ramsay.
Aku termenung.
Kondisinya tidak mudah, membuat banyak orang akan lari dari kegiatan-kegiatan yang sulit. Tetapi, Christine membuat perbedaan dengan memasak yang luar biasa bahkan masuk dan melaju jauh di MasterChef 3 (sebetulnya karena penasaran, saya sudah googling hasilnya, tetapi saya simpan karena bagi yang ingin tahu dan tetap ingin seru dengan MasterChef 3 yang baru tayang di Starworld, silakan menantikan kelanjutan episodenya).

Christine pun kandidat Master of Fine Arts dengan spesialisasi Creative Writing di University of Houston. dia pun punya beberapa blog sendiri yang di-updatenya secara rutin. Salah satu bertajuk The Blind Cook.

Christine Ha, menumbuhkan semangat saya. Membuat saya malu jika terkadang begitu mudahnya saya putus asa, padahal kondisi jauh lebih beruntung dari dia secara fisik. Sungguh semangat dan ketabahan yang pantas ditiru!

Sukses itu memang bisa datang dan menghampiri siapa saja. Pada mereka  yang bekerja keras, berdoa sungguh dan tidak malas. Kebutaan sekali pun bukanlah dalih untuk mencapai kesuksesan.

Kisah Christine Ha hari ini mencelikkan mata kita sekali lagi. Bahwa hidup bisa membawa kita kepada keadaan yang sungguh di luar kendali dan tak terelakkan. Namun, tangan dan kasih Tuhan tak kurang panjang bagi mereka yang tak henti mencoba, pantang menyerah, memberikan yang terbaik dan berserah dalam doa.

Christine Ha sungguh inspirasional. Bagaimana dengan kita yang sempurna panca indera? Jangan sampai kita menyerah kalah dalam hidup. Semasa masih ada nafas kehidupan yang diberikan-Nya, masih ada kesempatan untuk memberikan yang terbaik dan mencapai impian terdalam yang dia letakkan di dalam hati kita dan yang tak pernah pergi dari pikiran kita. Bersama Tuhan kita bisa lakukan apa saja!

Singapore, 17 September 2012
-fon-


Saturday, September 15, 2012

It’s a Gangnam Style!






Tulisan ini sedianya mau ditulis beberapa waktu yang lalu, saat view di Youtube terhadap video Gangnam Style yang dinyanyikan oleh Psy (yang nama aslinya : Park Jae-Sang) masih di sekitar 140 jutaan. Tetapi, karena satu-dua-tiga kesibukan (excuse mode on hahaha…) barulah sempat saya tuliskan sekarang. Saat tulisan ini diturunkan (gaya wartawati nih hehe), view-nya tambah banyak, sudah 177 juta. Oh My God! Mumpung belum 200 juta yang nonton, marilah mari menulis yukkk…Hehe… Memang Psy luar biasa sekali pengaruhnya saat ini!

What is so special about Gangnam Style?
What is so special about Psy?
Mungkin banyak orang bertanya-tanya. Mengapa sampai Britney Spears bahkan Ellen DeGeneres juga sampai menari tarian ini? Mengapa sampai seluruh dunia seolah terhipnotis, mengikuti gayanya?
Setelah saya telusuri (sok detektippp amatiran J), Psy tidaklah ganteng. Bahkan dia melawan arus bintang Korea yang konon kabarnya penuh operasi plastik. Tampan, cantik semu, dan bahkan harus diet ketat untuk mempertahankan bentuk tubuhnya.

Psy, jauh dari sempurna secara fisik.
Suara, okelah. Cukup acceptable alias bisa diterima semua pihak.
Tapi, yang paling penting: berani mati dalam bergaya haha…
Dia bisa menari, walaupun tidak sebagus Jay Park yang jago nari itu (pengaruh K-POP/Korean Pop dan K-Wave/Korean Wave yang sering ditonton bareng anak-anakku xixixi). Dia jauh dari ganteng bila dibandingkan Super Junior, BEAST, Big Bang, atau grup lawas Shinhwa yang kembali ngetop dengan lagu mereka berjudul Venus (ini reportasenya mirip VJ alias Video Jockey MTV kagak jadi nihJ). Biarlah malam ini, menjadi malam nostalgia saya dengan MTV yang dulu begitu saya cintai, yang sekarang video klipnya banyak yang bikin ngeri karena kalo ditonton anak-anak ya ampunnn, begitu banyak mempertontonkan adegan yang tidak seharusnya dilihat…*menunduk prihatin dan menghela nafas…*

Oke, back to Psy…
Psy bisa ngetop karena bagi saya dia original. Jadi dirinya sendiri. Tidak ikut-ikutan bahkan cenderung melawan arus. Dengan kata lain, dia unik. Percaya diri untuk tetap jadi dirinya, gak perlu ikut-ikutan operasi plastik seperti artis Korea lainnya. Gaya menyanyi dan menarinya pun asyik, diciptakan begitu rupa sehingga mudah diterima dan jadi beken di mana-mana.

Kalau saya terapkan di kehidupan kita…
Kita ambil positifnya dari Psy…Tuhan menciptakan kita khusus, istimewa, karena tiada yang sama persis bahkan Si Kembar sekalipun. Menerima diri apa adanya, jadi yang terbaik dari diri sendiri. Tidak perlu ikut arus dunia atau ikut-ikutan, terus melakukan yang terbaik, suatu saat hmmm dengan kadar yang mungkin berbeda dari Psy, pastilah kita akan mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini pula… Selalu percaya, di setiap kondisi, pastilah Tuhan sudah siapkan semuanya…

Intinya?
Be yourself, be original. Jadi diri sendiri, pertahankan orisinalitas. Kembangkan segala bakat/ talenta yang sudah diberikan-Nya kepada kita…
Jangan berhenti untuk melakukan yang terbaik hanya bagi kemuliaan nama-Nya.

Oh, ya… Psy juga tidak sempurna…
Di masa lalu, albumnya pernah dilarang beredar, juga dia dikabarkan pernah masuk penjara akibat pernah dicurigai sebagai pemakai mariyuana…Yuk mari, tidak menghakimi… Tiada orang yang sempurna, kita pun jauhhh dari itu… Tapi, kita selalu bisa belajar dan mengambil sisi positif dari orang lain. Jangan selalu dilihat kekurangannya saja, kasihan donk ah hehe…Tuhan pun selalu memberi kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya bagi mereka yang selalu ingin menjadi seseorang yang lebih baik di dalam-Nya…

Terus berjuang, terus melakukan yang terbaik yang kita bisa…
‘Gangnam style’ kita masing-masing kita tunjukkan kepada sekitar kita, syukur-syukur bagi dunia.
All for His Glory! Semua bagi kemuliaan-Nya!

Selamat malam…
God bless you all…

Singapore, 15 September 2012
fon@sg

Wednesday, September 12, 2012

Jelang Pagi




Malam seolah enggan beranjak
Fajar yang datang pun terkesan malu-malu
Akhirnya Sang Surya pun terbit
Menyinari bumi dan seisinya

Syukur penuhi hatiku
Untuk setiap cinta yang kutemukan di hidupku
Kusadari, bukan tanpa sengaja kasih itu hadir
Yang Kuasa sudah mengirimkannya
Melalui kebaikan orang-orang di sekitarku

Jelang pagi
Syukur ada di sini
Semoga sepanjang hari
Kujaga hati
dan kubingkai dengan rasa ini

13 September 2012
fon@sg

Thursday, September 6, 2012

Diary of a Mommy



Diary of a Mommy

Sunday, August 19th 2012.

It's just a perfect day.
Sun shine came after the rain.
Not so hot, but not too cold either.
I can feel the breeze. The wind blows softly.

And here we are...
At a playground, only watching you play...
I feel the love within me.
Seeing you just playing right there freely. Happily.
I wish that I could freeze this moment.
But I know, I couldn't.

I know that sometimes in this life I can't avoid any unpredictable fall for my children. All I can do is just supporting them to get back on their feet again, even if they fall many times. Be with them. Holding their hands. Together hand in hand, I know we can make it, my sweetheart!

On our other hands, we hold onto God's- The Mighty one. There are so many things that we don't know. We can never predict. But remember that He knows. He'll surely know everything, because He's God.

My princess...
Grow freely, but use your freedom wisely. Be happy, it's okay if sometimes you cry though. You'll learn much from the pain. But don't worry... Mommy will try my best to be there for you. And don't forget our loving God is always there in each episode of our life.

Mommy will always capture your smile today and keep it in my heart. I'll pray that you'll face this life strongly in the Lord, so that you can be rejoice in whatever circumstances that you're facing.

With love and pray,
-mom-

Copyright : fon@sg

Catatan Harian Seorang Mama

Sebuah hari yang sempurna.
Mentari bersinar seusai hujan.
Tidak begitu menyengat, tidak juga terlalu dingin.
Aku bisa merasakan angin yang berhembus perlahan.

Dan di sinilah kita…
Di taman bermain, hanya memandangi kamu yang tengah asyik bermain.
Kurasakan kasih itu di dalamku.
Hanya melihatmu bermain dengan bebas. Dengan gembira.
Kuingin menghentikan waktu ini. Tetapi aku tahu, aku tak bisa.

Kutahu bahwa terkadang dalam kehidupan ini, aku tak bisa menghalangi ‘jatuh’ yang tak terduga bagi anak-anakku. Apa yang bisa kulakukan hanyalah memberikan mereka dukungan untuk kembali berdiri tegar di atas kaki mereka, walaupun mereka jatuh berkali-kali. Bersama-sama senantiasa dengan mereka. Memegang tangan mereka. Berpegangan tangan, kutahu kita bisa menghadapi semuanya, sayangku!

Sedangkan tangan kita yang satunya, kita berpegang kepada tangan Tuhan – Yang Kuasa. Begitu banyak hal yang kita tidak ketahui. Kita takkan pernah bisa menebaknya. Tetapi, ingatlah bahwa Dia tahu. Dia sungguh tahu segalanya, karena Dialah Tuhan.

Puteriku…
Bertumbuhlan dengan bebas, tetapi pergunakan kebebasanmu dengan bijaksana. Bergembiralah, tetapi tak mengapa jika sesekali engkau menangis. Engkau akan banyak belajar dari penderitaan. Tetapi, janganlah kamu khawatir… Mama akan selalu berusaha untuk terus bersamamu. Dan janganlah lupa, Tuhan yang Maha Pengasih itu akan selalu bersama kita di setiap episode kehidupan kita.

Mama akan selalu mengabadikan senyummu hari ini dan menyimpannya di hatiku. Aku akan berdoa agar kamu kuat menghadapi kehidupan ini bersama-Nya, sehingga kau bisa bersukacita di dalam-Nya di setiap keadaan yang kauhadapi.

Sepenuh cinta dan doa,
-Mama-

Oleh fon@sg

Tuesday, August 28, 2012

FRAGILE (Rapuh)




Kuangkat dagu setinggi-tingginya. Mau kutunjukkan pada dunia, bahwa aku memang orang yang mampu melakukan apa saja. Selalu nomor satu, tak pernah kalah. Jika ada yang bilang aku salah, mereka harus lihat peraturan nomor satuku.
AKU TAK PERNAH SALAH!

Aku ingin semua orang mengagumiku. Menganggap aku semacam ‘super hero’ yang serba tangguh. Keinginan itu begitu kuat, agar aku jadi semacam panutan yang diagung-agungkan semua orang.

Diam-diam ada sisi lain di diriku yang berseru, “Aku capek!” Sungguh letih dengan ini semua… Seolah ini semacam sandiwara…Mencari penghargaan yang sia-sia.  Apa yang aku cari selama ini???

Di luar kupasang wajah keras. Ini aku! Serba bisa, tangguh, pasti mampu. Tak ada yang tahu di balik semuanya itu, pada malam-malam sendiriku, aku menangis pilu. Kegalauan menerpaku. Aku sungguh lelah menampakkan gaya 'sok kuat' itu. Di dalam, aku rapuh.

Aku malu terlihat lemah, tanpa daya.
Aku mau semua orang hanya melihatku serba hebat semata.
Tetapi, ternyata aku tak sanggup melakoni semuanya itu terus-menerus. Tanpa sadar, ada bagian di diriku yang meronta-ronta. Aku tak kuat lagi. Aku harus cari solusi.  Bagaimanakah caranya?

Dengan rendah hati, hari itu aku mengakui…
Bahwa aku bukanlah orang yang serba hebat. Aku butuh pertolongan! Karena aku selalu menganggap diriku benar sementara orang lain salah. Aku selalu merasa mereka tak mengerti diriku, tanpa pernah aku sendiri berusaha untuk mengerti orang lain. Egoisme di diriku sudah memuncak!

Tuhan, bukalah mata hatiku.
Tak mengapa aku rapuh terutama jika berada di hadapan-Mu, kuakui semuanya itu. Karena aku bukanlah penguasa semesta, tetapi Engkau!
Aku tak harus menampakkan kekuatanku semata. Tak mengapa salah, alpa, atau lupa. Gagal pun sebetulnya punya sisi positif tersendiri juga. Aku selalu bisa belajar dari setiap kejadian di hidupku…

Aku memang rapuh. Karena aku tak pernah merasa dicintai di dunia ini.
Dalam tangisan dan tetes air mataku, aku mencari-Mu.
Sumber cinta yang takkan pernah kering. Takkan pernah habis…
Semoga mata air cinta-Mu memenuhi diriku yang sesungguhnya begitu dahaga akan kasih sejati dari-Mu.

Perlahan aku belajar bangkit dari topeng semuku.
Percayakan itu semua hanya kepada-Mu…
Untuk membimbingku melalui semuanya itu. Menerima diriku apa adanya.
Sebagaimana Engkau mencintai kami semua tanpa syarat.

Tuhan, bantu aku!

28 Agustus 2012
fon@sg
  • buat setiap hati yang mau mengakui kerapuhannya di hadapan-Nya. Tak perlu lagi memakai kedok ‘sok kuat’ dalam relasi kita dengan-Nya. Bersandar hanya kepada yang Maha Hebat, Dia memang yang paling dahsyat. 

Tuesday, August 21, 2012

You’ll Always be a Part of Me (Selamat Jalan, Umi!)




SMS dari kakakku di kota kelahiranku, kuterima pagi ini:
Fon, Umi sudah meninggal tadi pagi jam 4.15.

Aku  terdiam.
Semalam ketika kutahu kondisinya sudah tidak sadarkan diri, aku sudah mulai mendaraskan doa-doa kepada Tuhan. Mohon diberikan yang terbaik seturut rencana-Nya.
Umi adalah pembantu rumah tangga kami yang sudah begitu setia bekerja bagi kami. Dia mulai bekerja ketika aku duduk di kelas 5 SD. Dengan dedikasi begitu tinggi, dia tetap setia menemani kami. Melintasi banyak peristiwa selama puluhan tahun bersama-sama kami.

Perlahan kenangan akannya menari-nari di benakku.
Umi yang meninggal di usia 60 tahun adalah seorang yang gigih. Cukup cerewet, keras, tetapi baik hati. Dia adalah tipe setia dan tidak suka ganti-ganti pekerjaan. Dia sangat menyayangi mamaku, sehingga sepeninggal papaku di tahun 1996, dia malah memutuskan terus mengabdikan dirinya bagi keluarga kami (terutama bagi mamaku) sampai seumur hidupnya.

Kuhapus air mataku perlahan.
Tak pernah mudah mengucap selamat tinggal. Walau aku pun tahu, bahwa sekarang Umi sudah berada di tempat yang lebih berbahagia. Bersama Bapa di Surga. Umi juga adalah seorang pemeluk Kristiani dan telah memenangkan pertandingan kehidupan ini, sampai akhirnya berpulang ke Rumah Bapa. Dia tak perlu lagi merasakan sakitnya atau kesulitan-kesulitan duniawi, karena Dia sudah memanggilnya pulang.

Kelainan jantung dan dugaan adanya ‘stroke’ telah merenggut nyawanya. Umi akhirnya meninggal di sebuah Rumah Sakit di Palembang. Ketika berdoa tadi malam, aku berpasrah kepada Yang Kuasa. Mohon diberikan yang terbaik bagi Umi seturut kehendak-Nya. Bagiku dia bukan hanya sekadar seorang pembantu…. Tetapi, dia juga adalah bagian keluarga kami yang telah bersama-sama dengan kami dengan setia dalam tahun-tahun perjalanan hidup kami. Susah, senang, suka, duka bersama-sama.

Selamat jalan, Umi! Beristirahatlah dalam damai…
Engkau akan selalu jadi bagian hidupku.
Terpatri manis bersama segala kenangan tentangmu.
Terima kasih untuk segala pengabdianmu dan kesetiaanmu.
Doaku mengiringi kepergianmu.
Percaya Tuhan akan selalu sertai kita.
Sekarang dan selamanya.

22 Agustus 2012
-fon@sg-

Thursday, August 2, 2012

Saya Nggak tau, tapi Tuhan tau




Kalau mau ditulis dengan EYD, pastinya judul tulisan ini seyogyanya berbunyi, “ Saya Tidak Tahu, tetapi Tuhan Tahu.” Tapiiii, karena lagi-lagi pengen menulis seirama hati, ya sutralah yaw sobat-sobit semua… Yang gampang-gampang sajalah…Hehehe…

Tulisan ini ditujukan bagi mereka yang lagi galau dan berpikir mau lari mengungsi ke pulau xixixi…
Tentunya banyak hal yang bikin frustrasi, ketika kita gak tau apa-apa tentang yang sedang atau akan kita jalani. Trust me, you’re not alone. Aku juga pernah kayak gitu..

Pernah berpikir ngapain sih gw ada di sini? Kenapa gw ada di tempat ini dan bukan tempat lain? Hmmm, lagi-lagi aku juga pernah bertanya kayak gitu.

Proses bolak-balik yang Tuhan berikan ke aku, juga cukup membingungkan bila dianalisa. Kenapa juga, gw bolak-balik SG-HCMC-SG. Bolak-balik, kayak setrikaan ajaaa… Bolak-balik, kayak kurang kerjaan ajaaaa… Bolak-balik, apa gak capekkkk?
Jujur ya, aku juga gak tau, kenapa aku harus melalui proses bolak-balik kayak gini hehehe. I wish I knew everything, tapi kenyataannya ‘kan tidak. Kalau saya tau semuanya, gaswattt, nanti bisa jadi Fon Almighty donk (bukan Bruce Almighty lagi) hahaha

Bagiku, tidak ada jalan lain, kecuali percaya. Bahwa apa pun  yang Tuhan beri, pastilah yang terbaik. Setiap langkah adalah persiapan untuk menuju rencana-Nya dalam hidupku, hidup kita semua. Oh, ya, aku juga pernah berencana. Ada yang berhasil, ada yang gagal, semuanya aku serahkan kepada-Nya. Saya gak selalu tau, kadang saya bener-bener gak tau, tetapi saya yakin Tuhan tau. Wong Dia yang Maha Tau koq, apakah ada gunanya kalo saya sok tau? Biasanya, sesudah sok tau, ada suatu kejadian yang menggoncangkan baru tersungkur, karena pada kenyataannya begitu banyak hal yang kita gak tau…  Hanya Dia yang sungguh-sungguh tau

Eh, tau-taunya, sudah sampai di akhir tulisan singkat ini. Gak berasa, ya! Saya tau, saya nggak selalu tau, makanya saya bersandar pada Yang Maha Tau…  Saya belajar untuk menerima ketidaktauan saya dan belajar bersandar kepada Dia yang selalu Tau yang terbaik bagiku. Percayakan kepada Dia yang pasti tau dehhhh yang terbaik bagi kita semua.

Selamat malam. God bless.

2 Agustus 2012
fon@sg
***yang mendadak pengen makan tahu, tapi di mana yakkk malam-malam begini yang jualan? Hahaha…


Wednesday, July 18, 2012

Putus Asa




Tak pernah dirinya merasa sedemikian berputus asa. Biasanya, segelap atau separah apapun keadaannya, dia selalu mampu melihat titik terang. Walaupun terkadang samar, tapi dia tak pernah berhenti untuk berharap. Tetapi, tidak untuk kali ini.

Di tengah suasana yang begitu kacau, sulit baginya untuk berpikir jernih. Sebagian besar dikarenakan masalah keuangan. Memang uang bukan segalanya, tetapi dia pun merasa, ketiadaan atau kekurangan uang bikin hidupnya nelangsa. Setidaknya untuk kondisinya kali ini.

Anaknya sedang sakit dan harus masuk Rumah Sakit. Sementara pihak RS tak mau tahu soal keuangannya, yang penting harus melunasi seluruhnya. Secara mendadak,  datanglah kabar yang mengejutkan itu. Perusahaan tempatnya bekerja tutup. Bukan karena libur hari raya, tetapi karena bangkrut! Apa mau dikata, dirinya harus terkena PHK seketika. Begitu hancur hatinya. Tetapi, di depan istrinya dia harus tegar. Demikian pula di hadapan anaknya yang sakit di paru-parunya, dia harus berpura-pura menampakkan wajah tabah.

Tidak ada yang tahu, kalau di tengah malam, dia menangis dalam kesendiriannya. Istrinya masih menunggui anak mereka yang semata wayang berusia sekitar tujuh tahun itu. Dia sudah tak tahu harus berbuat apa.

Sementara kondisi anaknya makin buruk, demikian pulalah kondisi keuangannya. Tabungan berangsur menipis. Hampir habis.

Dengan meringis menahan lapar, dia tak lagi punya gairah hidup. Nafsu makan pun mendadak hilang entah ke mana, sekalian puasa karena buat makan pun sekarang uang hampir tak ada…

Kata orang, harus rajin berdoa, biarpun kondisi senang juga jangan lupakan Dia. Oh, itu sudah dilakukannya. Dia tak pernah melalaikan kewajibannya. Selalu Sang Pencipta ada memenuhi hatinya, dalam setiap kondisi kehidupannya. Tetapi kini, dia pun meragu. Sungguhkah Kau baik, Tuhan? Sungguhkah Kaudengar semua doaku, Tuhan? Mengapa ini terjadi ? Penderitaan yang begitu bertubi-tubi?

***
Karena tak cukup uang, pengobatan anaknya tak lagi bisa dilanjutkan. Anaknya dibawa pulang. Sampai ia menutup mata untuk selamanya.
Dia menangis keras, meraung, marah, terluka.
Ah, Tuhan, KAU TEGA!
Mengapa tak kaubiarkan aku saja yang pergi? Anakku masih begitu belia! Dia masih begitu muda! Mengapa Kaurenggut dia dari sisi kami???

Dengan hutang yang menumpuk, rumah yang harus dijual secara paksa-itu pun tak sanggup untuk membayar hutang pengobatan buah hatinya. Mereka harus menumpang ke rumah saudara. Istrinya berusaha tabah, walaupun ia tahu pasti, wanita itu kecewa. Wanita yang dinikahinya sembilan tahun lalu.

Tak lagi dirinya mau ke gereja atau acara rohani lainnya. Kesetiaannya tak ada gunanya! Tuhan mungkin tengah memalingkan muka darinya (itu pikirnya). Dan terlalu sibuk untuk sekian milyar anak-anaknya. Kehilangan kerja saja apa tidak cukup, Tuhan? Masih ditambah kehilangan anak satu-satunya???

***
Tahun-tahun berlalu.
Mereka punya anak lagi.
Yang begitu lucu. Umurnya sudah lima tahun.
Anak pertamanya sudah pergi sekitar delapan tahun lamanya.
Keuangannya perlahan merangkak, lalu lari kencang. Kini dia seorang pengusaha. Dia sudah hampir tak pernah mengingat-ingat Tuhan, karena dia merasa semuanya dia lakukan dengan kekuatannya sendiri. Dia masih marah dan tidak bisa menerima kekecewaan di masa yang lalu itu.
Terlalu menyakitkan baginya semua itu…

Perlahan tetapi pasti, dia tapaki hari-hari.
Lagi-lagi dengan kekuatannya sendiri…
Sampai suatu hari, kesehatannya yang terganggu. Kini dia terbaring lesu di ruang rumah sakit elite itu…
Dalam diamnya, suara di hatinya berbisik
“ Apa tidak lelah kamu jalani semuanya itu?”

Tentu saja aku capek. Capek sekali, tukasnya!
Tetapi tak ada yang bisa kulakukan, bukan? Hanya bisa menerima semuanya. Tapi, tidak bisa, aku tidak terima!

“ Tahukah kamu, kalau semuanya itu adalah sementara. Suatu saat akan kembali padaku juga?” Tanya suara itu lagi.

“ Tentu saja tahu! Aku sangat tahu!” Tukasnya marah.

“ Tetapi, mengapa kamu tak rela ketika semuanya itu kembali kepadaku?”

Dia diam.
Karena segala sesuatu tak sesuai dengan maunya ia marah. Ia kecewa. Padahal setelah kehancuran itu, Tuhan masih melindunginya. Dia diberikan kesempatan untuk bangkit dan sukses lagi. Punya anak lagi. Bahkan kesuksesannya melebihi yang sebelum-sebelumnya… Dan dia lupa mensyukuri semuanya itu…

Di kamar RS itu, dia lalu tersenyum. Berdoa.
Dalam ketenangan dan kedamaian yang luar biasa yang seketika dia rasa…
Dia lalu duduk di dalam doa…
“ Terima kasih, Tuhan untuk pelajaran ini. Memang mahal, Tuhan. Dan aku tak mau menerimanya karena tak sesuai dengan keinganku. Mudah bagiku untuk berucap, terjadilah kepadaku menurut perkataan-Mu. Tetapi, ketika Kaulakukan yang tak sesuai kehendakku… Aku bukan saja kecewa dan marah, bahkan memutuskan untuk lari dari pada-Mu.”

“ Ampuni aku, Tuhan… Maafkan aku…”

Hari itu hatinya merasakan damai sukacita. Dia pun merasa lebih sehat… Keesokan harinya dia diperbolehkan pulang dan beraktivitas seperti biasa lagi.
Tak ada lagi benci dan kemarahan di hatinya. Tergantikan oleh pengertian, bahwa akan banyak kali dalam hidup manusia, rencana dan keinginan tidak sesuai dengan kenyataan. Rencana-Nya tak selalu sama dengan rencana kita. Yakinkah kita bahwa itu yang terbaik bagi kita? Mungkin ya, mungkin tidak, mungkin ragu-ragu… Di setiap saat, kita pun harus memilih… Pilihan-pilihan yang merupakan karunia dari kehendak bebas yang diberikan-Nya… Semoga pilihan-pilihan itu kita buat dengan bijaksana atas tuntunan hikmat dari-Nya…

Mungkin kita seperti tokoh cerita ini…
Punya keinginan, harapan yang tak kesampaian. Kita lalu kecewa, marah dan sempat putus asa… Sebetulnya reaksi yang manusiawi dan wajar…
Tetapi, janganlah kita berpaling dari-Nya…
Jika kita berpaling pun, janganlah terlalu lama…
Jika lama pun, Dia akan mengerti…
Dia akan menunggu, saatnya kita mengerti, menerima rencana-Nya dan menemukan kedamaian dalam kehidupan kita.
Bukan karena kenyataan yang berbeda, namun karena kita yang berubah. Kita melihat kenyataan dengan lapang dada karena tetap percaya Tuhan takkan pernah tinggalkan kita.

Dalam kondisi putus asa, jangan lepaskan tangan kita dari-Nya. Seperti Dia yang takkan pernah meninggalkan kita barang sedetik pun. Rancangan-Mu bukanlah rancanganku, Tuhan… Tetapi, aku yakin, Engkaulah yang Maha Tahu. Engkau tahu yang terbaik bagi hidup kami.

11 Juli 2012
fon@sg