Thursday, July 19, 2018

PENILAIAN (Baca: PENGHAKIMAN)



Tim Juri dari Ajang Nyanyi di Indonesia tengah dikritik dan berbondong-bondong dikomentari negatif oleh Netizen...
Bukannya kenapa-kenapa...
Itu 'kan ajang nyanyi...
Bukan hanya penampilan belaka...
Ditanyalah sama Dewan Jurinya: kenapa gak pake bedak? 
Gak pake Lipstick seperti teman-teman di luar sana?
Anak ini lugu dan bilang bajunya ketinggalan di kampungnya...
Juri gak terima, minta make over...
Akhirnya Si Anak maju lagi dengan penampilan rapi jali...
Baru diperbolehkan menyanyi...
Terlepas dari ini settingan atau gak...
Tapi koq rasanya kurang etis saja dan mengecilkan orang lain begitu rupa...

Netizen kemudian banyak membandingkan dengan ajang lainnya.
Di ajang lain, ada yang pakai seragam sekolah, bisa lolos-lolos aja, tuh...
Kalau suaranya ok, why not?
Kenapa tidak?
Walaupun ya memang namanya dunia entertainment memang melihat kelengkapan 'package' seseorang...
Tetapi yang namanya baru mulai, apalagi ini ajang nyanyi: lihatlah kemampuan nyanyinya...

Melihat ke dalam dunia kerja...
Ada pula Bos yang menilai pekerjaan anak buahnya bukan sebatas pekerjaan...
Semua dinilai dari penampilan, dari tua atau tidak, cantik atau tidak, ganteng atau tidak...
Dan jujurnya menurut saya: ini penilaian gak nyambung...
Jika memang harus 'fair', harus dinilai berdasarkan kemampuan kerjanya dan bukan yang lainnya...

Begitulah dunia...
Selalu punya cara dan untuk membenarkan dirinya buat menilai orang lain sesuka hati...
Penilaian yang terkadang keji dan kejam, tak jadi masalah...
Karena menurut mereka: merekalah yang benar...
Tetapi jika mereka yang dihakimi begitu rupa, apa mereka sanggup menerima???

Malam ini saya berpikir: memang banyak orang akan selalu semaunya sendiri.
Beberapa bahkan menganggap karena mereka punya uang, karena mereka punya kuasa, boleh jadi mereka sungguh berpendidikan, jadi mereka boleh melakukan apa saja.
Tapi bagi saya, jika Anda tidak bisa 'respect' pada orang lain, setinggi apa pun jabatan Anda...
Atau seberapa banyaknya harta yang Anda miliki saat ini...
Sehebat apa pun Anda...
Bagi saya GAK PENTING. SANGAT!
Jika Anda gak bisa menghargai orang lain, gimana Anda minta dihargai?

Mungkin sekarang Anda tengah di atas...
Kalau lagi bahagia, biasa aja...
Bersyukurlah...
Karena ketika roda kehidupan membawamu turun...
Belum tentu juga kesombongan itu bisa kamu pertahankan...
Tetap waspada, gak perlu belagu...
Biasa saja. Penuh syukur.
Jangan mudah melontarkan perkatan atau penilaian yang tidak pada tempatnya...
Karena jika kita yang dihakimi begitu rupa, apa kita tahan?

Just wanna share my thought tonight, also for my self-reminder...
Be humble. Be wise...
'Cause you'll never know what's going to happen next....
Good night everybody!

Singapore, 19 Juli 2018
Fonny Jodikin


Thursday, July 12, 2018

PERASAAN 'DIMANFAATKAN'



Begini kisahnya...
Anggaplah Anda itu baik budi dan tidak sombong...
Anda baik terhadap semua orang, tanpa memandang SARA...
Anda berusaha tulus dalam segala yang Anda lakukan...
Anda tak peduli, jika harus mengorbankan waktu, diri, dan mungkin sejumlah uang untuk membantu orang lain...
Tetapi, setelah semua pengorbanan itu...
Kemudian Anda dikelabui, dibodoh-bodohi, difitnah, dan mungkin ditipu uangnya, dan sebagainya..
Lalu, Anda merasa DIMANFAATKAN.
Dan perasaan itu sungguh tak mudah untuk dihadapi...

Secara jujur, mari kita akui...
Dalam relasi mana pun pasti ada 'take' and 'give'...
Bagi orang tertentu, itu mungkin sebanding dengan jumlah uang yang dikeluarkan...
Misalnya Anda pergi pijat refleksi atau ke salon...
Anda beri uang, Si Mbak atau Si Mas memberikan pelayanan baik yang membuat Anda relax...
Dalam persahabatan pun, rasanya sulit memang menemukan orang-orang yang tanpa pamrih, apalagi di zaman ini.
Jika Anda temukan, pastikan Anda menjaga mereka baik-baik...
Karena mereka sungguh berharga dan termasuk langka....

Lalu, ketika perasaan DIMANFAATKAN itu timbul...
Apa yang harus dilakukan?
Terutama jika itu kita alami dari orang yang sungguh dekat di hati...
Sahabat dekat. Atau mungkin anggota keluarga.
Sakit banget 'kan rasanya?
Mungkin kita teliti juga diri kita...
Apa kita memang sudah memberi terlalu banyak, lalu kemudian berharap lebih banyak lagi?
Harapan yang terlalu membumbung tinggi, ketika jatuh rasanya sungguh sakit, Masbro dan Mbak-Mbak sekalian!
Jadi mungkin harapannya dikurangi sedikit...
Jangan ketinggian, jadi ketika jatuh: gak sakit-sakit amat...

Saya pernah merasa dimanfaatkan.
Dan itu sakit sekali rasanya.
Tapi, saya juga gak tau: pernahkah saya demikian?
Memanfaatkan orang lain...
Atau membuat orang lain-disengaja atau tidak- merasa dimanfaatkan???
Malam ini, menjadi permenungan bagi saya pribadi lagi...
Supaya ketika saya merasa dimanfaatkan, saya telaah sikap-sikap saya juga...
Bagaimana saya ke orang lain?
Semoga saya gak banyak melakukannya...
Dan kalau saya lupa, mohon dimaafkan semuanya...
Semoga ke depannya kita jadi manusia-manusia yang lebih baik lagi...
Meskipun sekitar banyak yang makin kacau, kita tetap harus berdiri tegar dalam kebaikan...
Kalau bukan dari kita, siapa lagi, tul gak sobat-sobat semua?

Met malam.
Sekadar goresan kecil di penghujung hari.

Singapura, 12 Juli 2018
Fonny Jodikin
sumber foto: internet