Tuesday, January 30, 2007

Leaving My Comfort Zones

Dear all...
Ini kolom Shalbe g deadline bulan ini...
Harusnya seh masuk majalahnya awal Feb or sedang dalam proses pengerjaan, editing n stuff...
Enjoy yah... Untuk sementara ini tulisan mungkin agak berkurang soalnya lagi in the middle of studying utk Ujian Saham di sini... Susah jg krn peraturan melulu isinya n hal yang belum pernah aku pelajari sebelumnya, tapi daripada nganggur yah dikerjaken saja...
Thanks for your attention n tk care all... God bless...
-fon-


Leaving My Comfort Zones


Dear citylighters...
Salam dari Singapura!
Hari-hari belakangan ini hujan melulu di Singapura dan kalo hujan gak kira-kira bisa seharian tuhh, gimana dengan cuaca di Jakarta?
Semoga gak separah di sini yah... Karena di Johor, Malaysia udah terjadi banjir yang hmmm lumayan gede lho... Dan akhir2 ini cuaca makin tidak bisa ditebak... Moga-moga semuanya baik2 aja. Kita berdoa aja untuk itu ya...

Hari-hari ini aku membayangkan suatu kejadian yang pernah terjadi dalam hidupku, yaitu saat aku harus pindah kota dari Palembang menuju ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Bukanlah suatu hal yang mudah, meninggalkan keluarga di sana, teman-teman, lingkungan yang sudah kukenal dengan baik, but the show must go on. Demi masa depan yang lebih baik, mau gak mau hal itu harus dilakonin juga...

Citylighters tentunya pernah menghadapi kejadian seperti itu juga dengan skala yang berbeda mungkin? Ketika lagi enak-enaknya, nyaman-nyamannya dengan satu lingkungan tertentu, ehh... ortu memutuskan untuk pindah rumah atau pindah kota, bahkan mungkin pindah negara?? Kita udah terbiasa dengan sesuatu yang kita bisa sebut sebagai comfort zone atau translation yang sering aku baca adalah zona nyaman.

Dari satu website di internet, aku peroleh definisi Comfort Zone adalah sebagai berikut:
The Comfort Zone is our living, work, and social environments that we have grown accustom too. It determines the type of friends we make or people we associate with. It determines a life style we accept or reject .

Yang kurang lebih begini neh... Zona nyaman (comfort zone) adalah kehidupan, pekerjaan, dan lingkungan sosial kita, di mana kita sudah terbiasa dengan itu semua. Termasuk dalam pemilihan teman atau orang yang berhubungan dengan kita, juga menentukan gaya hidup yang kita terima atau tolak.

Jadi sesuatu yang membuat kita udah terbiasa n merasa nyaman... Dan kita semua tau kalo mengubah kebiasaan itu bukan sesuatu yang mudah, for example kalo kita dah terbiasa nulis dengan tangan kanan, tiba-tiba tangan kanan kita sakit, apa pun alasannya- mungkin jatuh, mungkin keseleo, atau karena apa saja, terus harus nulis dengan tangan kiri, kebayang kan susahnya??

Dan itu yang terjadi sama g, saat g harus pindah kota n ninggalin sesuatu yang udah jadi kebiasaan g... G harus adaptasi lagi, cari temen lagi, cari tempat tinggal lagi, n membiasakan diri dengan kehidupan kota itu...
Tapi hasilnya, kalo g flash back neh... Tokh sukses jg, g mendirikan comfort zones yang baru di Jakarta. Sampe punya temen n kehidupan plus semua yang ada di Jakarta...

Now, ketika harus pindah lagi ke Singapore, g merasakan hal yang sama. Betapa enaknya kalo g ada di Jakarta, ada siomay-batagor-bakso, ada banyak temen yang setia buat saling curhat, ada kerjaan yang udah pasti, ada komunitas n pelayanan yang juga udah jelas, ada mobil. Semuanya udah ok banget tuh...
Tapi selain itu juga, Jakarta punya beberapa hal seperti kemacetan, deg-degan kalo nyebrang jembatan depan kantor masih g rasakan sampe terakhir kalo g nyebrang, dan itu gak terjadi di Singapura... G ngerasa aman-aman aja... Tapi kalo di sini ke mana-mana musti lebih mandiri, naik bus atawa MRT karena kalo naik taksi melulu, lama-lama bisa gempor haha... (pssttt di Jakarta, g juga nggak sungkan naik busway n taksi lho.. cuma terakhir baca2 tentang perampokan taksi yang makin marak mau gak mau bikin g extra hati-hati dalam pilih taksi or malah kalo perlu telpon aja biar pasti gitu...). Belum lagi adaptasi dengan lingkungan baru, temen baru yang baru segelintir n bisa diitung dengan jari...

Eniwei, moving or pindah bikin kita kehilangan suatu kenyamanan, suatu kebiasaan, dan itu berarti kita harus membiasakan diri dengan suatu hal yang baru yang mungkin sama sekaliii lain dengan kebiasaan kita sebelumnya. Jakarta, Palembang, Singapore, Sydney, Los Angeles, atau Jayapura sekali pun, tentunya punya plus minus masing-masing..
Cuma memang terkadang kenyamanan itu bikin kalo sudah duduk lupa berdiri (meminjam slogan suatu iklan di masa lalu). Saking enaknya g pribadi mungkin merasa malas untuk move on, padahal tanpa g sadari, pindah dan meninggalkan comfort zones adalah suatu hal yang biasa. Amat biasa malah terjadi dalam kehidupan ini, n gak ada cara lain kecuali mengikuti arus hidup ini... Not alone, but with God!

Terbayang dalam pikiran g gimana yah kalo jadi misionaris yang harus pindah sana-pindah sini sesuai dengan tugasnya? Mungkin karena mellow n terbiasa dengan keteraturan, kepindahan atawa perubahan bisa berarti ketidaknyamanan karena keluar dari keteraturan itu...

Hmmm... hidup emang gak mudah. Maunya sih kenyamanan stays the same atau malah majuuu terus. Karir maju, sekolah maju, pindah ke satu tempat baru semua udah beres, tinggal terima bersih. Itu sih enak banget n perfect condition yah... Tapi impossible n gak realistis sama sekali...
Kepindahan baru-baru ini mengajarkan g, tidak ada yang lebih baik yang harus g lakuin selain percaya bahwa Tuhan selalu beserta kita, di mana pun kita ditempatkan... Tentunya Dia punya special plan for each of us, dan kalo itu berarti kita diharuskan pindah ataupun mengalami suatu perubahan yang ninggalin comfort zones kita, satu hal yang harus kita yakini, bahwa Dia tetap SETIA, DIA nggak pernah ninggalin kita barang sedetik pun... Dia pasti memberikan rancangan yang terbaik buat kita...
Ayat di alkitab ini bikin g tambah ngerasa g gak ada jalan lain kecuali mempercayakan diri g pada penyelenggaraan Ilahi karena Dia Allah yang SETIA.

Sebab itu haruslah kauketahui bahwa Tuhan, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan. (Ulangan 7:9)

So, seharusnya nggak jadi masalah, di mana pun kita ditempatkan, mau diutus ke tempat seperti apa keq ... NO PROBLEMO! Karena kita yakin bahwa Allah adalah setia, dan Dia selalu nemenin kita. G gak bilang bahwa prosesnya bakalan mudah karena proses itu pasti terjadi yah dan penyesuaian pastinya diperluin banget... Justru dengan demikian bagus banget kalo kita bisa fleksible bersama Allah yang setia meninggalkan comfort zones kita menuju anak tangga berikutnya yang Tuhan sediakan buat kita... Dan itu berarti membiarkan diri kita dibimbing oleh Allah dalam setiap langkah hidup kita...

SO, apa comfort zones kamu hari ini??? Temen2 kamu, sekolah or universitas kamu yang keren, kerjaan kamu yang ok banget, tempat hang out kesukaan yang spesial sekaleee or temen-temen pelayanan satu tim yang kompak banget? Nikmati itu semua dengan rasa syukur, karena g berusaha realistis neh, kita gak pernah tau kapan Tuhan mau ngajak kita untuk ninggalin comfort zones itu dan mengikuti Dia ke satu rencana lain yang sudah disiapkan buat kita... Kadang hati kita mungkin berontak, tapi gak ada cara lain untuk pada akhirnya surrender ourselves to God, Dia yang paling tau apa yang terbaik untuk kita...
Cherish every moment that you have, tapi jangan terlena... Percayalah bahwa Tuhan adalah Allah yang setia yang selalu ada n membimbing kita di setiap detik hidup kita... Dan bukankah harusnya kita juga sadar, bahwa itu semua berasal dari DIA, so kenapa harus complain ketika DIA menarik itu semua dan memberikan suatu petualangan baru dalam satu chapter baru di kehidupan kita??
Selamat merenung n berefleksi!

Leaving my comfort zones, it's ok koq, karena Allah besertaku... Amen...

Singapore, Januari 2007
-fon-

Wednesday, January 10, 2007

HIDUP dan MATI

AKU
Kalau sampai waktuku'

Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

Puisi Chairil Anwar, beberapa baitnya sempet terhafal karena pelajaran Bahasa Indonesia di SMA mengharuskan kami membacakan puisi di depan kelas. Chairil Anwar buat aku, merupakan salah satu sastrawan terfavorit juga ya... Karena sajak-sajaknya lumayan berkesan n cukup mengena...At least for my own self...

Kata-katanya yang berbunyi, aku mau hidup seribu tahun lagi bikin harapan positif juga ya, walaupun awalnya ada kata-kata aku ini binatang jalang dari kumpulannya terbuang dst...

Awareness by Anthony de Mello, S.J.
Chapter 55

Mati Sebelum Ajal

Saya sering berkata kepada orang-prang bahwa supaya dapat benar-benar hidup, caranya adalah melalui kematian. Paspor menuju kehidupan adalah membayangkan diri Anda di dalam kuburan. Bayangkan Anda terbaring di dalah peti mati. Anda boleh memilih posisi yang Anda sukai. Di India kita meletakkannya dalam posisi duduk bersila. Kadang-kadang mereka membawanya dalam posisi seperti itu ke tempat pembakaran mayat. Kadang-kadang merekea terbaring. Jadi bayangkanlah Anda terbaring dan Anda sudah meninggal. Sekarang pandanglah masalah yang Anda hadapi dari sudut pandangan seakan-akan Anda sudah meninggal. Mengubah semuanya bukan?

In my opinion waktu baca chapter ini, walaupun nih buku bikin aku terbangun alias lebih waspada (aware), aku tetap merasakan kesulitan untuk membayangkan diriku sendiri dalam posisi mati... Yah, mati...
Sejujurnya harus kuakui, aku merasa takut mati. Mungkin itu juga yang membuat aku begitu takut akan hantu semasa kecil... Dan kalo disuruh jadi dokter, I'd like to say NO krn disuruh bobok bareng mayat...
Entah kenapa, keadaan berlanjut sampe aku besar. Lewat kuburan yang biasa2 aja, aku udah takut, even nonton film HOROR pun aku nggak berani... Jangan harap aku bakalan nonton bioskop khusus2 untuk nonton film HOROR. No WAY deh...
Tapi kata de Mello, kalo gak mau menerima kematian, itu berarti kita nggak mau menghadapi kenyataan...
Is that really so?? Kalo dipikir-pikir sih bener juga. Soalnya MATI, like or dislike, kagak bakalan bisa dihindari... Emangnya film Highlander zaman dulu yang ada Duncan McLeodnya yang hidupnya abadi itu?
Suatu saat kita semua akan mati, so... kenapa g harus menghindar?
Kenyataannya g sendiri sering berhadapan dengan kematian, baik itu kematian teman dekat, keluarga dekat, orang tua dari teman dan lain-lain. Dan melayat merupakan aktivitas yang sering aku lakukan karena aku pikir, pada saat itu mereka lebih butuh penghiburan daripada ke acara pesta ultah yang pastinya udah cerah ceria di sana.
Eniwei, mulai semalam, g mulai membayangkan diriku di sebuah peti mati berwarna putih. Gila sih n gak pernah kulakukan sebelumnya, tapi untuk berhadapan dengan realitas menurut de Mello, I Have to DO IT, suka or nggak...
Mula-mula susahnya setengah modar deh, tapi pagi ini, aku mulai bisa melihat diriku tersenyum di dalam peti n keadaan sudah gak se-menakutkan sebelumnya. Saranku, baca buku de Mello secara keseluruhan terlebih dahulu, jangan langsung ke chapter itu...

The Purpose Driven Life - Rick Warren
Day 4: Made to Last Forever

This life is not all there is.
Life on earth is just the dress rehearsal before the real production. You will spend far more time on the other side of death - IN ETERNITY - than you will here. Earth is the staging area, the preschool, the tryout for your life in eternity. It is the practice workout before the actual game; the warm-up lap before the race begins. This life is preparation for the next.
........

The bible says, " God has ... planted eternity in the human heart." You have an inborn instict that longs for immortality. This is because God designed you, in his image, to live for eternity. Even though we know everyone eventually dies, death always seems unnatural and unfair. The reason we feel we should live forever is that God wired our brainds with that desire!

One day your heart will stop beating. That will be the end of your body and your time on earth, but it will not be the end of you. Your earthly body is just a temporary residence for your spirit. The bible calls your earthly body a "tent," but refers to your future body as a "house." The bible says, " When this tent we live in - our body here on earth - is torn down, God will have a house in heaven for us to live in, a home he himself has made, which will last forever."

Dalam waktu yang kurang lebih bersamaan, aku membaca tulisan Rick Warren. Bahwa hidup ini, tak ubahnya sebuah persiapan untuk menuju kehidupan kekal ( read: kematian), dan hidup ini tak lebih sebuah tanda kurung di antara kekekalan ( a small parenthesis in eternity --- kata Sir Thomas Browne).
Kalo dipikir-pikir, kematian adalah topik yang tidak bakal aku tulis sama sekali. Karena aku takut mati dan kematian sepertinya merupakan sesuatu yang membawa kepedihan, even though aku gak akan sungkan-sungkan menuliskan tentang kematian seorang teman, seorang Romo pembimbing rohani yang sudah berjasa besar terhadap aku, namun aku sejujurnya mengalami kesulitan to let go and deep down in my heart, I keep wondering WHY, kenapa mereka harus pergi meninggalkanku?

Namun sekarang, keadaan mungkin sudah sedikit bergeser. Kalo aku tidak mau memikirkan tentang kematian, aku menjadi orang yang gak mau menerima kenyataan. Aku menjadi orang yang hidup di awang-awang... Ada satu buku lama yang aku pernah baca dari Steven R. Covey, 7 Habits of Highly Effective people, juga menuliskan tentang rehearsal kematian kita dan memandangi orang-orang yang kita kasihi mengelilingi peti mati kita. Pandangilah setiap ekspresi wajah mereka yang melihat wajah kita. Apa yang akan mereka katakan tentang kita semasa hidup? Akankah mereka mengatakan hal yang baik karena memang begitulah adanya? Atau mereka 'terpaksa' mengatakan hal yang baik karena rasa tidak enak hati karena tokh kita sudah meninggal, buat apa diperpanjang?
Dari situlah, kita kembali ke realitas bahwa hidup ini harus kita jalankan dengan sesungguhnya, dengan sebenar-benarnya, dengan sebaik-baiknya...
Keluarga terdekat terkadang menjadi orang yang paling sering kita kasari...
Believe it or not, kita lebih banyak berbasa-basi dengan orang lain, mungkin dengan orang yang baru kita kenal, ketimbang dengan papa-mama-kakak atau adik kita...

Benang merah dari AKU- Chairil Anwar, Awareness chapter 55, and Purpose Driven Life day 4 dan sedikit cuplikan Steven R. Covey's book...

Mau hidup 1000 tahun? Rasanya gak mungkin... 100 tahun aja untuk umur manusia rasanya udah panjang banget...
Mau lari dari kematian?? Gak bakalan mungkin karena itu berarti lari dari kenyataan...
Mau mempersiapkan kekekalan? Inilah saatnya mulai dari kehidupan di dunia...
Mau hidup sepenuh-penuhnya?Dengan membayangkan kematian kita agar kita menghargai kehidupan ini dan lebih spend waktu dengan orang-orang yang kita kasihi... Berlaku lebih baik terhadap mereka.

Yes, I myself need to learn to do that... Teori mah gampanggg, gimana prakteknya, tul gak? Sometimes karena kita udah terlalu kenal dengan orang rumah keluarga terdekat kita, jadi kita lihat begitu banyak kekurangannya... Sementara kalo dengan orang yang baru dikenal or teman baik yang ketemu let say seminggu sekali, tentunya kelihatan lebih ok.. Jelas donk, wong ketemunya seminggu sekali... Lain banget ama suami-istri yang ketemu tiap hari. Lain juga sama papa-mama yang ketemu juga sering banget...

Ok d, that's all for today's reflection. Kita ngobrol2 lagi next time, ok!

Singapore, 11 Jan 2007
God Bless...
-fon-

Monday, January 8, 2007

Natal n Hari Ibu

Dear Friends...
Lama gak ada kabar ya dari g... Kondisi so far so good, kehamilan udah memasuki bulan ke-7 lebih2 dikit... Due date sekitar bulan Maret awal. Sempet tekanan darah rendah n HB rendah plus pingsan segala, bikin panik seisi rumah, now it's getting better. Need your prayers, moga2 semuanya lancar sampe hari H nya nanti, baby lahir ke dunia

Ini tulisan g di kolom Shalbe (shalom betawi) bulan lalu. Emang kebiasaan g adalah ngirimnya setelah dimuat, biar rada basi dikit tapi ya gpp yah... Moga2 tulisan ini berguna or at least bisa memberikan sedikit 'warna' to your days...

Best regards n met beraktivitas!
-fon-

Natal n Hari Ibu

Dear all...
Salam dari Singapura! Even g udah pindah ke Spore krn ikutan suami yang pindah tugas, tapi hati g tetep berada di Jakarta n tetep donk gak bisa melupakan para citylighters sekalian...
Apalagi KRK New Springtime udah mencapai puncaknya, sayang g gak bisa ikutan sampe kelar. Tapi g yakin, suasana di sana n semua hati yang berkobar untuk melayani masih terus berpacu untuk memajukan ladang pelayanan Jakarta. Keep up the good work, ok! Ok d ... :)

Apa yang g perhatikan dari negeri kecil deket Indonesia menjelang hari Natal ini?Koran Strait Times, koran utama negeri ini terus mengiklankan Christmas sebagai suatu bentuk perayaan yang berhubungan dengan kado, discount (sale), liburan, makanan-makanan tertentu (cakes, turkey, and semua yang berbau festive dari Christmas itu sendiri). Antrian di tempat gift wrapping di Takashimaya Dept Store lagi-lagi menyadarkan g, betapa Natal sudah bergeser artinya...
Namun seharusnya kita sebagai pengikut Kristus, jangan sampeee deh ngelupain esensi dari natal itu sendiri. Christmas won't be a Christmas without Christ! Bener gak neh? Kata Christmas sendiri, mayoritasnya terdiri dari huruf-huruf yang membentuk komponen Christ -Tuhan Yesus itu sendiri...n Perayaan, diskon, makan-makan or liburan, itu semua jangannn membuat kita lupa akan persiapan hati untuk menyambut lahirnya Kristus ke dunia ini, tul gak?? So, dengan tidak mengurangi rasa hormat g pada semua rencana indah yang sudah direncanakan di akhir tahun, semua liburan-semua pesta-semua persiapan yang dianggap perlu, tentunya n pastinya persiapan hati kita juga amat penting menyambut kehadiran Sang Juru Selamat dunia... Satu momen penting lain di bulan Desember ini yang juga mungkin terlupakan, adalah tanggal 22 Desember yaitu hari IBU. \n Mungkin ada yang bilang, hari gene masih nginget2 hari IBU, wahhh kunooo!! Heiii... nanti dulu....!!! Inget gak betapa Ibu udah begitu baik sama kita,melahirkan kita, membesarkan kita tanpa pamrih... And seberapa sering kita jg tanpa sadar melukai dia, mungkin dengan arguments kita krn kita berasa lebih pinter dari nyokap kita, tokh kita sekolah lebih tinggi daripada beliau... Come on! Justru karena kita sekolah lebih tinggi dari beliau, kita harus lebih mencoba ngertiin donk kalo kadang2 beliau gak sepaham dengan kita, apa pun alasannya... Tapi itu tetep menjadikan beliau nyokap kita donk... Namun seharusnya kita sebagai pengikut Kristus, jangan sampeee deh ngelupain esensi dari natal itu sendiri.
Christmas won't be a Christmas without Christ! Bener gak neh? Kata Christmas sendiri, mayoritasnya terdiri dari huruf-huruf yang membentuk komponen Christ = Tuhan Yesus itu sendiri... Perayaan, diskon, makan-makan or liburan, itu semua jangannn membuat kita lupa akan persiapan hati untuk menyambut lahirnya Kristus ke dunia ini, tul gak??
So, dengan tidak mengurangi rasa hormat g pada semua rencana indah yang sudah direncanakan di akhir tahun, semua liburan-semua pesta-semua persiapan yang dianggap perlu, tentunya n pastinya persiapan hati kita juga amat penting menyambut kehadiran Sang Juru Selamat dunia...

Satu momen penting lain di bulan Desember ini yang juga mungkin terlupakan, adalah tanggal 22 Desember yaitu hari IBU.
Mungkin ada yang bilang, hari gene masih nginget2 hari IBU, wahhh kunooo!!
Heiii... nanti dulu....!!!

Inget gak betapa Ibu udah begitu baik sama kita,melahirkan kita, membesarkan kita tanpa pamrih... And seberapa sering kita jg tanpa sadar melukai dia, mungkin dengan arguments kita krn kita berasa lebih pinter dari nyokap kita, tokh kita sekolah lebih tinggi daripada beliau...
Come on! Justru karena kita sekolah lebih tinggi dari beliau, kita harus lebih mencoba ngertiin donk kalo kadang2 beliau gak sepaham dengan kita, apa pun alasannya... Tapi itu tetep menjadikan beliau nyokap kita donk...
(kali ini g khusus mengulas soal ibu, krn bertepatan dengan hari Ibu, kalo\n bokap2 nanti2 lagi yahh baru didiskusiin...). Trus mungkin ada yang bilang, " Itu kan buat yang hubungannya baik sama nyokap... Kalo g kan dari kecil aja nyokap udah kurang perhatian sama g, terlalu sibuk ngurus bisnisnya sendiri n ngelupain g... G dijaga sama pembantu. Mungkin bisa g bilang, lebih cocok pembantu itu jadi nyokap g, daripada nyokap g sendiri..." (pahit banget sehh ngomongnya?? Tapi mungkin sekali lho ada yang berpikiran seperti ini, bahwa Mbak Iyem, Mbak Inem or Mbak Wati lebih merupakan figur nyokap daripada nyokap kandungnya sendiri...). Apa yang bisa g bilang kalo ada statement seperti di atas? Apa pun yang terjadi, dia adalah nyokap elo. Tanpa dia, elo nggak akan lahir di dunia ini. Lewat perantaraan dialah elo hadir di sini. Mengecap pahit manisnya dunia ini... Jadi, kalopun dia nggak seperti yang kamu harapkan, maafkanlah dia... Karena dia jg manusia biasa dan punya keterbatasan. Betapa sering kita memimpikan (mungkin lho...) seandainya tante A yang jadi nyokap g, mungkin g lebih bahagia... Tapi Tuhan tau yang terbaik n kenapa dia ngasih nyokap kita seperti ini? Inilah yang terbaik yang Dia bisa beri. Dan kita nggak bisa menolak apalagi memilih mau lahir dari rahim siapa... So, tetep berusaha mencintai apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita, nyokap kita tentunya. Lagian kalo someday kita jadi nyokap2, kadang2 kita punya keyakinan kalo kita bisa lebih baik dari nyokap kita,n tapi benerkah bisa begitu?? Belum tentu lho... Karena sungguh, jadi orang tua itu gak mudah, so jangan pernah anggap remeh even your mom nggak seperti yang elo harapkan(kali ini g khusus mengulas soal ibu, krn bertepatan dengan hari Ibu, kalo bokap2 nanti2 lagi yahh baru didiskusiin...).

Trus mungkin ada yang bilang, " Itu kan buat yang hubungannya baik sama nyokap... Kalo g kan dari kecil aja nyokap udah kurang perhatian sama g, terlalu sibuk ngurus bisnisnya sendiri n ngelupain g... G dijaga sama pembantu. Mungkin bisa g bilang, lebih cocok pembantu itu jadi nyokap g, daripada nyokap g sendiri..."
(pahit banget sehh ngomongnya?? Tapi mungkin sekali lho ada yang berpikiran seperti ini, bahwa Mbak Iyem, Mbak Inem or Mbak Wati lebih merupakan figur nyokap daripada nyokap kandungnya sendiri...).

Apa yang bisa g bilang kalo ada statement seperti di atas? Apa pun yang terjadi, dia adalah nyokap elo. Tanpa dia, elo nggak akan lahir di dunia ini. Lewat perantaraan dialah elo hadir di sini. Mengecap pahit manisnya dunia ini...
Jadi, kalopun dia nggak seperti yang kamu harapkan, maafkanlah dia... Karena dia jg manusia biasa dan punya keterbatasan. Betapa sering kita memimpikan (mungkin lho...) seandainya tante A yang jadi nyokap g, mungkin g lebih bahagia... Tapi Tuhan tau yang terbaik n kenapa dia ngasih nyokap kita seperti ini? Inilah yang terbaik yang Dia bisa beri. Dan kita nggak bisa menolak apalagi memilih mau lahir dari rahim siapa... So, tetep berusaha mencintai apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita, nyokap kita tentunya. Lagian kalo someday kita jadi nyokap2, kadang2 kita punya keyakinan kalo kita bisa lebih baik dari nyokap kita, tapi benerkah bisa begitu?? Belum tentu lho... Karena sungguh, jadi orang tua itu gak mudah, so jangan pernah anggap remeh even your mom nggak seperti yang elo harapkan...
Ok d, rasanya cukup dulu ya perjumpaan kita kali ini... Pesen2 dari g, jangan ngelupain Jesus Christ dalam Christmas ini. Boleh pesta, boleh seneng2 tapi kadarnya jangan melebihi Kristus sendiri. Trus, inget selalu ma nyokap, trima nyokap apa adanya dengan semua keterbatasan sekaligus kekuatannya... Karena Nyokap juga manusiaaa hehehe...

Ok d, rasanya cukup dulu ya perjumpaan kita kali ini... Pesen2 dari g, jangan ngelupain Jesus Christ dalam Christmas ini. Boleh pesta, boleh seneng2 tapi kadarnya jangan melebihi Kristus sendiri.
Trus, inget selalu ma nyokap, trima nyokap apa adanya dengan semua keterbatasan sekaligus kekuatannya... Karena Nyokap juga manusiaaa hehehe...

Jakarta, December 06
Merry Christmas and Happy New Year 07
-fon-

Wednesday, January 3, 2007

Pregnancy

Pregnancy...

Dear all...
Kehamilan membawa begitu banyak perubahan. Itu yang g rasakan. Dulunya begitu aktif mondar mandir sana-sini, namun di saat-saat awal aku harus banyak beristirahat, to tell you the truth aku mengalami hal yang tidak mudah semasa kehamilan ini.

Ada flek di minggu ke-7, ke- 11, lalu diare dan masuk RS karena mual dan muntah di minggu ke-11 juga.
6 Days in Hospital, diinfus, karena diare n muntah bisa-bisa kalo ditangani dengan tidak serius bikin my baby dehidrasi, akhirnya g masuk RS jg. Diopname lah judulnya...
Didampingi suami tercinta, g melewati hari-hari kehamilan g dengan tidak mudah, namun puji Tuhan kalo di sekitar minggu ke-19 ini, kondisi semakin membaik dan gue udah bisa makan...


Morning Sickness nggak selalu harus pagi lho...

Mual, muntah, udah jadi bagian kehidupan ibu hamil. Beberapa teman yang hamilnya enak banget alias gampang banget mungkin gak mengalaminya...
Tapi kemudahan itu tidak terjadi dalam kehamilan gue ini...

Dimulai di pagi hari, ketika sikat gigi, rasanya mual banget...
Ditambah, kadang2 makanan yang sudah dimakan, ikutan keluar ketika sikat gigi...
Dan kemudian frekuensi muntah semakin meningkat, bertambah dan terus bertambah...Pagi, siang, sore, malam seolah tak kenal waktu...
Rasa eneg gak bisa ditahan... Mual luar biasa. Mungkin kondisi g pribadi nggak terlalu parah, cuma pernah satu kali g sempet rada frustrasi karena kehilangan nafsu makan. Padahal dulunya g paling gampang makan, doyan dehhh...
Kalo cuma urusannya diri sendiri, itu mah gampang. Gak makan, masih ok aja... Tapi now, kalo bersama dedek dalam kandungan gue... Kalo sampe gue nggak makan, dia makan apa donk??
Pemaksaan harus dilakukan demi kelangsungan hidup janin yang ada di perut gue...
Akhirnya, sekarang kondisi itu berakhir juga... G udah lebih bisa makan, even blm bisa banyak2 banget, malahan lebih ke porsi kecil2 tapi sering...

Kehamilan mengajarkan gue...

Kehamilan ini mengajarkan gue, kalo emang anak yang merupakan titipan Tuhan harus dihargai dengan sangat semenjak kehadirannya di dunia ini...
Dan itu berarti, gue juga harus menghargai semua IBU di dunia ini, yang menjadi perantara kehadiran sang jabang bayi di dunia ini...
Kalo pun relationship dengan sang Ibu kurang baik, cobalah kita pikir, kalo bukan krn beliau, kita gak bakal hadir di dunia ini, tul gak prenz...
So, dengan gak mengurangi rasa hormat gue terhadap bokap2...Karena sayangnya gue ke bokap pun nggak kalah besar, namun g merasa perjuangan menjadi seorang ibu, betul2 perjuangan antara hidup dan mati. Itu sih kata beberapa temen kantor yang udah menjadi ibu...Mulai dari hamil n melahirkan, apalagi proses membesarkan anak untuk menjadi anak yang berbakti dan berbudi luhur, plus takut akan Tuhan, tentunya bukan perjuangan ringan...
Sudahkah kita mempedulikan ayah-ibu kita akhir2 ini?? Ataukah kita terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri sehingga kita lupa akan betapa besarnya peranan mereka dalam menghantarkan kita ke dunia ini??
Just a reflection though...

Hamil Itu Menyenangkan??

Kata-kata temen gue, selalu bilang, hamil itu menyenangkan. Trus satu lagi kalo muntah, makan lagi, muntah lagi, makan lageee....
Prakteknya (sorry , rada jorok yah krn menceritakan kenyataan yang ada), abis muntah rasanya sulit banget utk makan lagi karena harus mengumpulkan semua kekuatan yang ada untuk makan lagi... Soalnya sisa rasa nggak enaknya abis muntah itu masih terus ada di kerongkongan, namun for the sake of the baby, gue harus makan lageee...

Kalo kondisi yang mual, muntah, almost everyday for the 1st Trimester (1st 3 months) plus being hospitalized selama 6 hari akibat diare dibilang menyenangkan, apakah ada yang bakal setuju ma omongan gue??
Gue mau realistis aja, kehamilan utk orang tertentu mungkin mudah, namun untuk orang tertentu kagak mudah lhooo...
BUT!!! Yang paling indah adalah saat ke dokter kandungan, di-USG, melihat sang baby inside my tummy... Lalu mendengarkan detak jantung kecil mungilnya lewat alat yang bernama doppler. That's AMAZING!!!
Itu yang bisa gue bilang....
To think that there's one little tiny creature yang merupakan hasil buah cinta kamu dan pasanganmu, hidup dan berkembang dalam perutmu...Sungguh indahhhhh banget, gak bisa dilukiskan dengan kata-kata...

Akhirnya, gue bersyukur atas kehamilan ini. Karena dari awal kehamilan pun, gue udah menyadari bahwa punya anak untuk beberapa pasangan itu gak gampang, so harusnya g mensyukuri kalo gua udah dikasih sama Tuhan...
Mendengarkan detak jantungnya dan melihat badan mungilnya lewat USG, juga merupakan suatu anugerah yang gak bisa dilukiskan dengan berton-ton kata -kata indah sekalipun... Sukar sekali rasanya menuangkan dalam bentuk ekspresi apa pun!
G menyadari orang tua harus lebih dihargai, dihormati, dengan segala keterbatasan mereka, kekurangan mereka, mereka tetap orang tua kita...
G mohon dukungan doa, agar sampe nanti kehamilan ini akan berjalan dengan baik, dan anak yang dianugrahkan kepada gue n suami, either a girl or a boy, yang penting sehat, sesuai citra Allah dan bisa menjadi anak yang takut akan Tuhan di tengah dunia yang kacau sekalipun...

Thanks friends... God bless you all...

Jakarta, 2 October 2006
-fon-

The Art of Loosing...

The Art of Loosing...

Dear friends...
Ketika aku melakukan flasih back akan jalan hidupku yang udah kuarungi selama ini... I could see that many times, even though not so many sih sebetulnya, tapi intinya adaaa aja waktu di mana gue 'kalah'.

'Kalah'- not necessarily kalah dalam suatu pertandingan, gagal dalam ujian saringan masuk perguruan tinggi, or nggak masuk ke company favorite yang udah diidam-idamkan, atawa nggak mendapatkan cowok or cewek yang ditaksir yang mungkin malah disamber orang lain...
Not only those things yang mungkin bener2 kalah telak lho...
Kalah bisa berarti, ngerasa nggak mampu menjalankan pekerjaan simple yang harusnya bisa dilakuin semua orang dengan baik. Bisa jg berarti kesalahan-kesalahan yang terjadi dengan sengaja or nggak sengaja dalam hidup. Atau...mungkin juga menerima kritik pedas yang sama sekali nggak membangun. Yahhh pokoknya anything about loosing, kalah, or being a looser...
The feeling of being a 'looser' ato pecundang, mmm... memang nggak enak sih istilahnya... Tapi pernah ada dan rasanya pernah menghinggapi setiap dari kita....

Rasa ketika 'menang' dan 'sukses' emang puas banget... Tapi tunggu sebentar... wait a minute dulu deh... Soalnya rasa puas itu nggak bertahan lama. Biasanya nggak lama kemudian, si rasa puas itu pengen dipuaskan lagi n lagi n lagi... So, it won't stop... Gak bakal ada habisnya, kalo nggak mampu diimbangi dengan rasa syukur... Jadi sebetulnya kemenangan n kesuksesan terus menerus, apabila tidak disikapi dengan keseimbangan rohani, akan membawa kita ke jurang kehancuran karena akan membawa kita ke kesombongan n lupa diri...

Melangkah melewati banyak 'kekalahan' dalam hidupku, membuat aku berpikir, how can I handle this?? Satu sisi, kenapa ini perlu bagiku, karena sebagai mellow person, nggak gampang buat aku get over with something... Apalagi yang menyangkut kekalahan...
Tapi haruskah kekalahan itu malah menarikku lebih dalam n dalam lagi menuju sumur kekecewaan tanpa dasar?? I DON'T THINK SO...

Kekalahan, banyak kali memang sangat menyakitkan n menyesakkan. Bahkan bikin pusing kepala sampe gak bisa tidur. Ketidakmampuan menerima kenyataan ini bikin kita secara mental not healthy. Mungkin juga dengan self blaming yang terus menerus, dengan kata-kata, "Ah... seandainya saja..." or " What ifs...?"
Those words bikin kita terus menyesali, kenapa gak terjadi seperti yang seharusnya?? Kenapa harus ada kesalahan along the way, sehingga hasilnya jadi begini...?

Kalo aku kilas balik lagi, ternyata banyak hal yang gak sesuai sama yang kumau... Walaupun secara jujur, ada keinginan untuk menyanyikan lagu KD- Yang kumau. Simak liriknya yang bilang, Jika Tuhan mau begini, rubahlah semua jadi yang kumau karena kuingin semua berjalan seperti yang kumau... (Diktator banget yah...??)
Akhirnya, kalo aku berefleksi, sebetulnya kejadian yang mengecewakan itu menguatkan aku, membawaku kembali menyadari kalo aku tuh bukan siapa-siapa. Cuma makhluk ciptaan Tuhan yang memang nggak bisa berbuat apa-apa, kalo aku di luar Dia...

Banyak pengalaman yang menyakitkan itu juga membentuk aku seperti hari ini... Seperti misalnya dari kata-kata orang yang cenderung sinis di waktu aku kecil dulu, yang bilang: " Kamu udah kursus bahasa Inggris sekian lama, koq nggak ada hasilnya? Conversation aja nggak becus..."
(Di umurku yang sekitar 10 tahun, aku sempat merasa tersinggung sih waktu itu, emang dasar sensi yah... hehe).
Tapi kalo aku liat hari ini, aku nggak akan bilang bahwa Bahasa Inggrisku super bagus, nggak sih... Tapi untuk conversation, setidaknya masih bisa kulakukan karena di pekerjaan ini menuntut conversation harian dengan client asing...
So, apa yang dia katakan saat itu malah memacu sekaligus memicu aku untuk belajar bahasa Inggris lebih keras n become a better person...

I've learned the art of loosing. Ternyata, kalah tuh ada seninya lho... Gimana cara kita bersikap dengan 'kekalahan' itu sendiri...
Loosing bisa dijembatani sebagai stepping stone alias batu loncatan untuk jadi a better person, untuk belajar lebih giat, untuk berjuang lebih keras lagi n mencapai hasil yang lebih baik. Mungkin yang harus diminimize adalah kemungkinan mendendam terhadap orang yang memberikan kritik pedas, sakit hati terhadap suatu kondisi (tidak bisa menerima), atau mungkin marah terhadap Tuhan... Bawa itu semua kepada Dia, karena cuma Dia yang bisa pulihkan...Dengan iman aku juga mempercayai, kalo banyak kejadian or rencanaku mungkin nggak sesuai sama kehendakNya... Emang tidak mudah, apalagi kalo kita udah rangkai dengan indah semua rencana kita. Namun, akhirnya aku berseru n berserah terhadap kehendakNya karena Dia tau yang terbaik bagiku...

Loosing, will be very difficult to face, if we have to face it all alone. The good thing is, I've known the art of loosing, and I know my winning, if it's not within God, itu gak ada artinya-meaningless-...
Kepuasan terbesar adalah kebersamaan dengan Tuhan, no matter winning or loosing... Dan terus berusaha meyakini bahwa Tuhan nggak pernah mau mencelakakan kita, DIA HANYA BERI YANG TERBAIK UNTUK KITA. Mungkin pengetahuan kita yang terbatas ini bikin kita nggak mampu melihat kebaikanNya... Sometimes, time will tell... Mungkin dengan sedikit bersabar, kita bisa melihat keindahan tangan Tuhan yang tengah merenda hari depan kita!

Loosing? Takut sih takut yah, sedih pun akan sedih juga... Adalah dusta kalo gue bilang:"Gue gagal, but I'm 100% ok..."
But now, I'd like to say, "I'm ok if I loose, not because of me, but because of HIS Strength that He gives to me. Neverending Strength... Yang pastinya cukup buat gue..."

Loosing?? Not that bad anymore lah hai... :)

Tk care...
Jkt, 5 Juli 06
-fon-

Tea Walk: Sebuah Pencerahan...

Tea Walk: Sebuah Pencerahan...

Sekitar akhir April lalu, aku berkesempatan mengikuti acara Tea Walk yang diadakan dalam rangka ultah perusahaanku. Sejujurnya, ini adalah kali pertama aku mengikuti acara seperti ini. Sebelumnya, sempat sih mendengar kalo tea walk itu acara yang quite fun dan menarik, tapi memang belum ada niatan sekaligus mungkin belum ada kesempatan untuk 'experiencing' tea walk itu sampe akhir April lalu...

Singkat cerita, tea walk yang aku jalani, berlangsung dengan ok. Awalnya untuk jalan itu susahhhh juga yah, krn ternyata jalannya berbatu-batu, naik turun, sepanjang 4 km. Untuk orang yang jarang berolahraga, jarak sekitar 4 km itu bikin ngos-ngosan juga sih...Tapi semua dilakoni dengan fun aja, walaupun ada beberapa orang yang saking capeknya, sampe2 naik ojek sampe ke garis finish...Gak pa2 lah, daripada pingsan tul gak? hehe

Sepanjang perjalanan tea walk yang aku lalui, aku berusaha fokus, terus memperhatikan jalan di depan mataku. Karena kondisi yang licin dan berbatu itu tadi. Awalnya, pada saat jalan yang harus dilalui itu naik alias menanjak, kepengen deh dalam pikiran kami2 ini untuk jalan yang menurun aja karena rasanya pasti lebih gampang ketimbang nanjak...
And u know what? Ternyata, pas jalannya menurun, it's not that easy either... Malahan, rasanya lebih sulit karena licin, aku harus menahan or nge-rem lah istilahnya biar nggak merosot, apalagi meluncur bebas...
(tapi emang dasar manusia itu nggak pernah puas, kalo nanjak pengennya jalannya menurun... Setelah menurun, ya koq mendingan nanjak aja?? U know what I mean lah...).

Karena fokus mataku hanya tertuju pada jalan di hadapanku, hanya sesekali saja aku memperhatikan pemandangan di sekitarku. Pemandangan yang aku rasa emang indah, tapi ya koq rasanya ndak mungkin untuk ngeliat pemandangan perkebunan teh melulu, tanpa memperhatikan jalan yang kulalui. Akhirnya, dengan semangat aku konsentrasi lagi ke jalan yang kulalui...

Kita persingkat lagi ceritanya yah... Kira2 2 hari setelah tea walk, kami dikirimi foto2 perjalanan yang kami lalui sepanjang tea walk itu. Dan u guess what, pemandangan sekitar kami jauhhhh jauhhh lebih indah dari apa yang pernah gue bayangkan...Gue tau pemandangan itu indah, tapi ya koq foto yang gue liat bikin gue ngerasa apa yang gue liat sebelumnya, gak ada apa2nya dibandingkan dengan foto yang meng-capture begitu indahnya alam ciptaan Tuhan....

Akhirnya pengalaman itu mengajak gue berefleksi...
Mungkin dalam perjalanan hidup kita, sering kali kita mengalami jalan yang licin, berbatu-batu, dan sulit sekali untuk dilalui... Kita nggak bisa melakukan banyak hal, kecuali hanya fokus n konsentrasi penuh ke jalan yang ada di depan mata kita...

Kadang perjalanan itu melelahkan, buat sebagian orang mungkin aja perjalanan itu bikin mereka frustrasi karena betul-betul menguras fisik dan mental sepanjang perjalanan itu... Terkadang kita pun complain dengan itu semua... mengeluh menjadi satu-satunya hiburan yang mungkin bisa dilakukan di tengah kondisi yang nggak mengenakkan or sometimes nggak sesuai sama ekspektasi kita...

Namun.... Tuhan yang selalu menyertai kita, nggak pernah meninggalkan kita... Dia yang paling tahu, apa yang tengah kita jalani, dan ke arah mana Dia akan mengarahkan kita dalam hidup ini...
Kita hanya bisa berserah, berjalan dalam genggaman tangan Dia, dan tentunya berusaha melakukan yang terbaik dalam tiap detik perjalanan hidup di dunia ini...

Dan akhirnya, pada saat kita sudah sampai ke satu titik di mana kita bisa melakukan kilas balik alias flash back on some parts of our life journey... Bisa jadi kita amat mensyukuri karena pemandangan yang kita lihat begitu indah, karena Tuhan sudah mengarahkan kita ke rencanaNya... Terkadang semua bisa terlihat setelah segala badai itu lewat. Soon after the long, winding and not too mention bumpy roads yang sudah kita lalui...

Melewati jalan hidup yang terjal, licin, berbatu, membuat kita mengalami banyak hal yang menyesakkan, karena sungguh nggak mudah melewati itu semua. Satu hal yang bikin gue tetep so very very sure, coz' God is faithful... KasihNYA cukup koq buat menghantarkan kita ke pintu gerbang rencanaNya...

So, tetep berjalan biar jalannya berbelok-belok, licin n terjal... Tentunya dalam genggaman tangan kasih setia Tuhan... Amen...

Sekian dulu sharing gue... Back to work lagi neh...

God Bless....:)

Jkt, 17 Mei 2006
-fon-

Mirror, Mirror on the Wall...

Mirror, Mirror on the Wall… Who’s the strongest of them all?


Dear my citylighters…
Kali ini kita bertemu lagi, dengan judul yang mungkin bikin kamu berpikir, sounds familiar n mengingatkan kita akan suatu dongeng… Yah, gue sempet teringat dongeng yang sempet menghiasi masa kecil gue, Putri Salju. Ketika pertanyaan diajukan oleh sang Ratu kepada cerminnya, siapakah the fairest of them all alias siapakah yang tercantik di negeri itu??

Dari crita itu, gue lalu berefleksi sambil mengadaptasi beberapa kata-katanya… Gue berpikir, pernahkah dalam kehidupan kita, kita berkaca en berkata, “ Mirror, mirror on the wall, who’s the strongest of them all? Siapakah yang terkuat di dunia ini??
Secara sadar ato nggak, kita pasti pernah pada suatu kondisi merasakan kalo kita adalah yang terkuat, at least pada masa terkuat di kondisi puncak hidup kita secara pribadi.
Kalau di suatu saat dalam hidup kita merasakan kita sedang pada posisi top-topnya, sebenarnya mungkin wajar saja karena banyak hal yang memungkinkan kita merasa seperti itu. Mungkin kita merasa kita masih muda, kuat, n sehat, so ini adalah waktu yang paling tepat buat melakukan segala sesuatunya…
Atau, mungkin bagi yang baru bekerja, melesat dengan gampang di karier, mendapatkan gaji, dibanjiri fasilitas wah dan semua hal yang berbau materi.… Dan di saat itu kita merasa semuanya udah sempurna, kita adalah yang terkuat di kantor kita…
Atau, di suatu perlombaan olahraga, sebut aja bulu tangkis. Misalkan si A tak terkalahkan sama sekali, selalu menang di semua kejuaraan yang diikutinya, nasional maupun internasional… Tiada tanding tiada banding… Hebat deh pokoknya…J

Tapi kemudian keadaan berbalik. Si muda yang sehat dan kuat, perlahan tapi pasti seiring berjalannya waktu menjadi tua, sakit-sakitan dimakan usia.
Karier yang gemilang disirikin sama orang, ditombak alias dikhianati dari belakang dan akhirnya harus mulai dari 0.
Di satu pertandingan sang juara yang terkalahkan itu akhirnya kalah juga oleh si pebulutangkis junior pendatang baru tapi punya ‘smash’ mematikan…

Dan pada saat-saat seperti itulah, saat semua keadaan yang sepertinya begitu sempurna BERUBAH, barulah kesadaran akan adanya suatu pribadi yang jauh lebih kuat, yaitu Tuhan sangat kita perlukan dan kita akui keberadaannya. Mungkin pada saat yang bersamaan juga muncul pengakuan dari dalam diri sendiri, kita adalah manusia yang penuh kelemahan. Pikiran-pikiran itu bermunculan di saat kondisi berubah menjadi kurang mengenakkan…

Pengalaman-pengalaman yang menyesakkan terkadang membawa kita menuju pengalaman iman yang semakin mendekatkan kita dengan Tuhan… Di mana kita sadari bahwa ada kuasa Allah yang Maha Dahsyat di dunia ini, dan kita sebagai manusia yang punya banyak keterbatasan sangat jauh dari sempurna…

The point is… nggak ada yang abadi… Di saat kita merasa saat ini tengah sangat diberkati Tuhan dengan seluruh hal yang baik, yang membanggakan, prestasi dan performa yang luar biasa, there’s nothing we can do except mensyukuri apa yang ada… Berterima kasih kepada Tuhan kita… Dengan begitu, di saat keadaan berubah, kita pun mensyukuri apa yang sudah pernah kita capai tanpa ngerasa sebel dengan apa yang ada di hadapan mata sekarang ini. Sekali lagi, kita pun menyadari, I’m only human, saya hanya manusia biasa dengan begitu banyak keterbatasan. Namun, dengan keterbatasan saya di dunia ini, karena kebaikan Tuhan mampu menjadikan saya sebagai salah satu perpanjangan tanganNya selama masa peziarahan saya di sini dengan memberikan apa yang sudah dianugerahkan kepada saya, talenta saya kepada orang lain di dunia ini.

So, Mirror Mirror on the wall, who’s the strongest of them all?
Gue bisa menjawab dengan tersenyum, “ Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku…” ( Mazmur 118:14).
Not me God… Bukan gue yang terkuat di sini. Gue sangat terbatas, tapi Tuhan tanpa batas. Dialah sumber kuatku…
Di akhir tulisan ini, kita nyanyi yukkk sama-sama…
Allah sumber kuatku…Allah sumber kuatku
Allah sumber kuatku dan bagianku s’lamanya…
S’lamanya…

Amen…
Jkt, April 2006
-fon

Tanya yang Tak Kunjung Usai

Dear all...
Have you ever wondered, begitu banyak tanya yang tak kunjung usai dalam hidup kita ini…? Strange but true, ini adalah interesting fact findings yang bisa kita temukan, bahkan selalu kita temukan dalam kehidupan sehari-hari…
Sejak kecil, orang di sekitar kita selalu bertanya, mungkin diri kita sendiri bertanya, then … what’s next??
- Setelah lulus SD, SMP nya ke mana?
- Setelah SMP, SMU nya ke mana?
- Setelah itu kuliahnya di Universitas mana, jurusan apa…?
- Udah lulus, then kerja apa?
- Udah kerja, ditanyain lagi udah punya pacar belum? Kalo belum, ditanyain deh pasti, kenapa sih belum punya pacar juga??
- Kalo udah punya pacar, sekian tahun pacaran, ditanyain kapan neh married? Kalo belum married, pasti ditanyain kenapa sih nggak married2, masa’ maunya pacaran melulu??
- Abis married, ditanya lagi kapan neh punya anak? Kenapa koq blm ‘isi’ juga?
- Udah punya anak satu, cewek misalnya, kapan neh mau nambah anak ke-2, kalo bisa anak cowok mungkin, biar jadinya sepasang…?
- Terus next n next n next questions yang nggak pernah kelar-kelarrr deh rasanya keep bugging us…

Mungkin pada saat kita ditanyain hal itu, karena hal itu cukup sensi, misalnya… “Koq kamu nggak married-married sih sampe sekarang? Mungkin kamu terlalu pemilih kali…Udah lah terima aja apa adanya…Yang dateng kamu harus lihat donk, jangan dicuekin aja….”
Atau yang udah punya anak satu, ditanyain terus sama sekitar, “ Kapan neh nambah lagi?? Nanti kalo kejauhan anak ke-1 and ke-2, susah lho…”

Actually, mungkin orang-orang try be friendly dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu. Cuma kadang-kadang terlalu over deh, yah kalo ditanyain terus-menerus, dari tenang-tenang aja, hasilnya bisa-bisa tambah lama tambah kekhi…

Jujur aja, mungkin ada di antara kita yang jadinya be te dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Mungkin pengen dehhh menyumbat mulut si penanya and bilang, “ Please deh, diem bisa gak sehhh?? Lagian kan ini hidup gue… Kayak hidup elo udah beres ajeeee… Lagian gue kan nggak nyusahin elo juga kann??”
Yah, pada saat tengah down banget mungkin aja pengen teriak ke si penanya tersebut. Mungkin satu sisi si penanya juga care n concern alias peduli sama kondisi kita.

Pada akhirnya, tergantung reaksi diri kita aja sih sebetulnya. Kalo kita bisa ‘cool’ alias tenang aje, sih bagus2 aja lah yaw… Mungkin akhirnya si penanya bisa mundur teratur… But, ada berapa orang yang emang super gigih, maju terus pantang mundur menanyakan hal yang sama terus menerus, atau bahkan cenderung kata-katanya bikin sakit ati juga, misalnya dengan bilang, “Eh, mungkin kamu harus beli buku or ikutan acara kontak jodoh di SCTV deh… Atau gimana kalo kamu aku masukin ke Koran KOMPAS dengan foto di rubrik jodoh juga? Abis kayaknya kamu susah banget dehhh dapetin satu orang aja…”

Tapi Tuhan tau yang terbaik sih, kapan seseorang itu siap, bakal dikasih deh sama DIA kalo itu seturut kehendakNYA. Pertanyaan yang tak kunjung usai yang selalu bermunculan di dalam hidup kita itu, hendaknya kita sikapi dengan ‘cool’. Tenang aja… tapi emang kadang-kadang, kondisi tertentu bikin kita nggak selalu bisa ‘cool’. Bener, kan ??
Akhirnya, kita tetep sih harus usaha... Misalnya terus menunggu sang jodoh yang tak kunjung tiba, tanpa melakukan apa pun, maksudnya tinggal di rumah, ngerem di kamar selalu, nggak pernah mau sosialisasi, bikin gak dapet2. Maksudnya, tetep berusaha sih sah-sah aja. Masalah dapet or nggak kan urusan ke-2…. Terus lagi, kadang-kadang Tuhan bekerja dengan cara yang ajaib, n gak pernah terpikirkan oleh kita. Misalnya ketemu jodoh pas mobilnya ditabrak. Eh, yang nabrak ok juga malah jadian deh akhirnya. WHO KNOWS?? hehe...(mulai berkhayal ala Hollywood Dream )

Akhirnya, usaha untuk terus be cool, tapi juga tetep menjalankan jalan yang seharusnya dikerjakan itu mungkin yang jadi pilihan. Dari sisi kita secara pribadi, mungkin gak usah terlalu ‘kepo’ (read:rese') ngurusin hidup orang, kita sendiri mungkin ada baiknya untuk nggak terlalu mengutak-ngutik kehidupan pribadi orang lain (even susah sih, wong nontonnya aja infotainment terus hehe...tapi usaha donk yah... Effort donk effort... (read: usaha donk usaha hehe, maksa gak sehhh??)). Mendingan ngurus kehidupan kita sendiri dulu ampe lebih mencerminkan kehidupan Kristiani yang baik, daripada ngurusin hidup oranggg melulu sementara hidup sendiri belum bener… Tul gak??
Dan juga nggak lupa mengampuni orang-orang yang tanpa sengaja, krn terlalu pedulinya sama hidup kita, bikin kita terluka dengan statement yang gak enak didenger or dengan kata-kata yang mungkin setajam silet… Mohon rahmat Tuhan, karena kita nggak bakal sanggup to do it all alone, karena cuma dengan rahmat Tuhan dan usaha kita, kita bisa lebih ‘cool’ , lebih penuh kasih dalam menanggapi tanya yang tak kunjung usai yang selalu muncul dalam kehidupan kita dari orang-orang di sekitar kita…

Semoga….

Jkt, 2 Mei 2006.
Try to be cool aje… Even though it’s hard, just try n ask God for His Help to do so…
-fon-

Proses: ditinjau dari Wade Robson Project

Proses: ditinjau dari Wade Robson Project

Suatu sore aku di kos, udah stand by mo mandi mannn...as usual, bangun tidur kuterus... ya, pokoknya mandi deh... Eniwei, I watched MTV ASIA channel favorite eke yang udah beberapa waktu lamanya sempet eke tinggalkan krn kesibukan dan sempet bosen sebentar hehe... Kan terkadang tangga lagunya itu nggak ganti2 selama couple of weeks, jadi ya kadang aku sempet bosen juga sehhh...

Eniwei, to keep it short, ada acara yang namanya WADE ROBSON PROJECT. Aku rasa mungkin dah pada denger, dah ada yang tau soal Wade Robson sebelum aku. Tapi as usual, Kak Fonny akan menjelaskan kepada adik-adik sekalian...Lagi acting as pembawa acara AFI JUNIOR gue hihihi...
Oke d... Intinya, Wade Robson itu adalah seorang koreografer. Dia punya Project di MTV, yang merupakan program sbg upaya menjaring penari2 dari seluruh Amrik ya harusnya...hehe..krn baru nonton sekali, so not so sure, but I think soo...

Jadi pas aku nonton, ada 4 penari yang langsung akan dieliminasi berdasarkan suara dari penonton. Lama2 tinggal 3-2-1 yang ditentukan oleh si Wade itu tadi. Penari2nya jago mannn, beneran deh... Yang aku lihat, yang paling nggak jago pun dah lumayan lah. Di babak ke-2, 3 orang yang sisa harus menari dengan iringan musik yang mereka blm tau sebelumnya. Jadi pilih sendiri dengan memilih TV dgn klip yang tersedia di TV tsb. Mereka menari dengan lagu J.Lo dan beberapa dengan gaya hip hop, sesuai klip lah pokoknya...
Lalu satu orang dieliminasi lagi. Terakhir, tinggal 2 orang yang bakal dipilih 1 saja. Wade, memberikan contoh koreografi yang harus dicontoh oleh 2 peserta tsb dengan menghafalnya: right away, right there...
Kalo nggak berbakat, nggak bakal bisa lah haiii :)
Terus terang, mereka jagoooo banget lho! Dan akhirnya pemenangnya adalah seorang kulit hitam yang emang asliii gayanya hip hop abis n street jam gitu deh...My God, so coollll!! :)
Dia melaju ke babak berikutnya... Maap eke blm nonton lagi, jadi blm bisa kasih update yaaa...:)

Terus, aku penasaran. Siapa sih Wade Robson, yang cukup ganteng: mirip Craig David but he's cuter hehe...dan jago banget narinya sementara dia masih begitu muda?? Akhirnya, melalui surfing di website di internet, aku menemukan sekilas info ttg Wade Robson yang juga pengen aku bagiin ke temen2 semua, fyi tentunya:

A prodigy before he knew what the word meant, Wade Robson has a list of clients that include Britney Spears and *NSYNC. At the ripe old age of 19, Wade's work has been featured in television, motion pictures, music videos, sold out concerts and awards ceremonies. At the age of three, when many of us were beginning to walk, Wade was memorizing the dance steps of Michael Jackson's infamous "Thriller" video. At five, when most of us were concerned with tying our shoes, Wade was dancing circles around competitions and performing in front of capacity crowds with the King of Pop himself. By the time he was nine, he had appeared in three of Michael Jackson's biggest videos: "Black or White," "Jam" and "Heal the World." Then came the Academy Awards performances, television spots, rap albums, music writing and production, dance classes (teaching them, that is), acting roles in major motion pictures and choreography. And then he turned sixteen and was requested to choreograph for Britney Spears. After a short meeting, Britney decided Wade should direct her entire stage show, choreograph her every move, remix the music, direct the video segments and design the sets. He has since choreographed and appeared with Britney in the first Pepsi commercial, and choreographed, wrote and produced the jingle and co-directed her second Pepsi Commercial, which aired during the 2001 Super Bowl. He's also danced in the extremely popular GAP commercial campaign, masterminded *NSYNC's 2001 MTV Music Awards performance and their 2001 Pop Odyssey Tour, as well as their dynamic showings at the 2000 Billboard Music Awards and 2000's No Strings Attached Tour.

Gimana rasanya setelah membaca backgroundnya Wade?? Mungkin ungkapan: oooo.... Pantesssss dia bisa punya project di MTV krn prestasinya itu lho booo... Keren sekalee kan ?? Jadi koreografernya Britney n N Sync. Trus yang bikin aku takjub juga, dia itu dah belajar move nya Michael Jackson dalam Thriller, lagunya yang terkenal itu sejak usia begitu muda. 3 taon mannn?? Sementara kita masih ngompol hihihi...*jadi malu: blushing* :)
Pantes aja dia bisa sampe hari ini, krn dia udah diproses sejak umur 3 taon...:)

Terus aku berpikir, kalo kita ngelihat penari yang segitu canggih, penyanyi or atlet or seorang jago olimpiade fisika misalnya bisa segitu canggih dalam suatu hal, mungkin gak sehhh itu jatuh dari langit?? Koq rasanya nggak yaa... Mungkin sekali talenta itu dititipkan Tuhan kepada orang yang bersangkutan. Namun, perlu latihan bertahun-tahun, juga proses yang harus dilewati untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi...

Terkadang kita terlalu kagum sama seseorang karena suatu kemampuan yang bisa bikin kita berdecak kagum tanpa henti or bilang "WOW" dalam hati kita...Tapi kita juga sebaiknya melihat, ternyata tuh orang itu juga melewati proses yang sangat sulit dan berliku-liku sehingga dia bisa punya hari ini. Tiger Woods, pe-golf...harus memukul bola golf ribuan kali dgn stick golfnya supaya bisa memiliki kepiawaian seperti hari ini...Banyak contoh lain: Tom Cruise yang sakit disleksia, kesulitan membaca, harus belajar mati-matian untuk menghafal dialognya utk menjadi aktor handal, Delon...lho koq Delon ya??? Gpp donk.. kan boleh dijadiin contoh jg hehe...Delon sudah memulai sebagai penyanyi koor gereja dan wedding singer, sampe dia juara 2 Indonesian Idol. And last but not least, tokoh utama dalam penulisan saya kali ini: Wade Robson yang harus melewati semua proses tersebut utk menjadi koreografer yang handal dan punya project sendiri di MTV.

Terkadang, kita cuma melihat enaknya saja. Enak ya jadi terkenal kayak... Delon, Tom Cruise, Tiger Woods, and Wade Robson. Enak yaaa.. jadi Madonna, J.Lo, Britney Spears, Justin Timberlake, Matt Damon. TAPIIII, kita melupakan proses yang ada yang menjadikan orang tersebut bisa sampai stage yang dia miliki sekarang....
So, bagaimana ya sebaiknya?? Nggak boleh kagum? Nggak boleh nge-fans?? Rasanya...nggak perlu segitu extereme ya... Biasa2 aje coyy... hehe...
Kagum boleh... Meneladani dan belajar keras utk mencapai sesuatu yang baik, ok banget tuhh... Cuma ya mbok diinget2 ya jeng and mass...kalo ternyata Roma itu nggak dibangun dalam sehari (tapi dalam 24 jam??? Sama aja duonkkk?? hehe...bercanda yaaaa:)), selalu ada harga yang harus dibayar (pssttt berapa ya harganya??hehe)
Udah ah, mo serius neeehh ( *pasang tampang serius*):Sehebat apa pun tampilan orang tertentu pada suatu saat, pastilah dia melewati proses yang bukan mudah untuk punya apa yang dia miliki saat ini. Mengagumi boleh aja, tapi yaaa.. gak perlu sampe nangis bombay saking histerisnya kan ??Kita pun mengalami proses yang tidak exactly sama, tapi itulah yang terbaik yang kita butuhkan menurut TUHAN tentunya. So, kalo lagi mengalami hal yang nggak enak sekali pun, kembali aku diingatkan, it's all is a process that I need to get through, in HIS PLAN, so that I could become more and more beautiful in HIS PLAN.
Begitu aja yaa...Maapkan daku kalo kali ini bahasanya rada2 lbh slank dari biasanya... Maklum kan namanya juga proses yang harus kulalui hihihi...(*gubrakkkkk* ampir jatoh deh dari kursi tempat duduk ku saking gelinya tertawa hahaha...)

C u guyz! N ngelewatin proses?? Siapa takut?? ( Biar takut sekali pun, harus bilang sapa takut yaaa hehe?? Krn TUHAN beserta kita, sekarang dan selama-lamanya!)

amen...amen and amen...:)
Jkt, 10 Nov 04
-fon-

Cantik

Cantik.

Palembang, Desember 2024.

Kampung halamanku yang sudah sekian lama tidak kukunjungi. Kujejakkan kakiku dengan perlahan. Yah... ini tempat aku dilahirkan. Sebagai orang yang terbilang jarang pulang kampung, kunjungan kali ini terasa cukup spesial. Di usiaku yang ke-51 di tahun ini, mau tidak mau aku pulang... Kepulangan ini lebih ke arah silaturahmi dengan keluargaku, kerabat dekat dan sahabatku. Hal yang tiba-tiba saja, secara spontan ingin kulakukan.Yeah, I need to do it, for old time sake... Karena mungkin saja, yaa...mungkin saja aku tiba-tiba dipanggil yang Kuasa dan tidak berkesempatan menengok kampungku lagi. So, daripada ada penyesalan di kemudian hari, here I am: at Palembang right now:)

Aku menginap di Hotel Bahari, hotel yang paling canggih dan termodern di Palembang saat ini. Sejak menjadi tuan rumah di PON 2004, Palembang mulai berkembang pesat dan sepertinya sudah mulai bisa mendekati kota-kota besar di Pulau Jawa. Kalau dulu kan yang jadi primadona di Indonesia adalah Jakarta-Surabaya dan Medan , pelan-pelan Palembang mulai merambah memasuki the big five dalam kategori one of the most progressive city in Indonesia .

Hotel Bahari kamar 306:
Kumasuki hotel yang cantik ini. Gimana nggak cantik, kalo hotel ini berbintang 5, kalau di Jakarta bisa dibandingkan dengan Shangrila yang masih bertahan dengan bintang 5 nya sampai hari ini.
Yah aku sendirian di kamar ini. Anak-anak dan suamiku akan menyusul weekend nanti karena kesibukan mereka di pekerjaan mereka.
So, I'm gonna be here in my home town, Palembang sendiri selama 3 hari sambil menunggu mereka tiba.

Kupandangi bayangan wajahku melalui kaca rias yang ada di hotel itu.
Aku masih cukup cantik. Lumayanlah... Entah lumayan ok or lumayan hancur ya??he8x. Seneng juga aku belum kehilangan selera humorku di usiaku yang sekarang ini. Inilah aku, terutama inilah wajahku dengan guratan-guratan halus yang semakin nyata di beberapa bagian, terutama di sekitar mataku. Tapi aku tidak mau ahhh melakukan suntikan atau operasi plastik, itu bukan gue bangettt!!:)
Adalah hal yang biasa di zaman ini, itu pun dilakukan teman2ku saat mereka merasa perlu melakukan perbaikan di wajah mereka. Kini mereka lakukan dengan suntikan-suntikan paling canggih, bukan cuma botox atau face lift biasa, atau laser?? Wah, itu sih sudah terbilang kuno... Sekarang ini, orang lebih mau memakai suntikan dari herbal...tambah lama orang2 sepertinya ingin back to nature, makanya pake yang natural... Suatu ramuan herbal yang dikombinasi dengan rumput laut dan sedikit lidah buaya, penemuan seorang dokter kulit ternama di Jakarta sedang digandrungi saat ini. One more thing, ini mengingatkan aku pada kondisi Hollywood di masa lalu, pernah aku melihat acara Dr.90210 lewat E! (Entertainment) Channel, di mana artis Hollywood punya ambisi utk tampil muda dan melakukan apa saja. Jelasnya?? Aku nggak tau...Soalnya aku nggak pernah berkeinginan untuk tidak menjadi diriku sendiri, walau wajahku sudah mulai timbul kerutan here-there and everywhere.

Kupegangi lingkaran pinggang dan pinggulku yang semakin banyak timbunan lemaknya...Actually lemak adalah hal yang paling aku hindari semasa aku still single, apalagi di sekitar perut dan pinggangku krn kalo exercise itu yang pasti jadi sasaranku, sit up yang cukup dan membakar kalori dengan aerobic or tread mill itulah yang sering kulakukan. Namun setelah aku melahirkan ketiga anakku, sudah tidak sesering dulu aku berolahraga, walaupun masih ada keinginan untuk sport regularly seperti dulu, tapi fokus utamaku tetep donkkk...anak2 dan suamiku.
Yah... things have changed... Suka or tidak suka, aku harus menerima perubahan ini...Tapi melewati tahun demi tahun berlalu sampai hari ini, hmmm...aku mulai bisa menerimanya... Sebagai suatu proses yang harus aku lewati, penuaan termasuk di dalamnya...Like or dislike I gotta get through it...Dari penolakan-penalakan seputar penuaan yang aku rasakan mulai umurku menjelang 40, sudah mulai bisa aku terima now...:)

Hotel Bahari at the Lobby jam 12.00

Aku melewati salon di hotel ini. Lu'vaze sudah buka cabang dari 15 taon yang lalu kata seorang temanku, salah satunya yahhh...yang ada di hotel ini... Di mall pun sudah begitu banyak salon baru, franchise dari Amerika dan Eropa, juga sekarang franchise dari asia sendiri seperti Jepang dan Cina sudah mulai memenuhi tempat ini...
Perbedaan orang yang ke salon, sebelum dan sesudah terlihat nyata...Rambut yang tadinya mungkin 'lepek' dan tidak bagus lah bentuknya, jadinya ok setelah selesai diblow dengan peralatan canggih secanggih zaman tempat kuhidup saat ini...

Cantik?? Siapa yang tidak mau... Tiap orang berlomba untuk itu... Penampilan luar yang dipoles: make up-baju yang bagus- rambut yang keren-perhiasan, tas mahal- semuanya berlomba-lomba untuk memperbaiki outer performancenya...

Namun, kembali aku berpikir... Cantik hatinya?? Siapa yang mau?? Mungkin orang tidak akan terlalu fokus kepada kecantikan batin... Karena?? Itu kan tidak terlihat secara jelas... apalagi di dunia yang menilai segala sesuatunya dari tampilan luar seperti saat ini. Di taon 2024 ini, penampilan orang semakin canggih-unik dan keren abizzz dahhhh...
But one more thing, cantik hatinya? Hmmmm... rasanya di zaman ini, tambah langka sodara2...

Lamunanku terhenti, ketika kurasakan kakiku dipegang oleh seorang anak kecil yang hampir terjatuh karena main kejar-kejaran dengan temannya... Anak itu seorang perempuan kecil yang manis. Wajahnya penuh kepolosan. Hal yang lagi2 kusyukuri di tengah sebegitu banyak kepalsuan di dunia yang aku tinggali saat ini...
I'm thankful for that!!!:)

Sabtu menjelang Hari Minggu, menunggu kedatangan suamiku:

Malam ini adalah malam terakhir aku di Palembang , menunggu kedatangan suamiku besok dan kami akan melanjutkan perjalanan kami ke Singapura, tempat di mana kami akan bertemu dengan ketiga anak kami dalam rangka year end holiday bersama...

Kubuka jendela kamar hotel ini, tempat di mana aku bisa memandang dengan seluas-luasnya langit bertabur bintang, gedung pencakar langit, serta semua keindahan yang ditawarkan Palembang saat ini. Cantik?? Sangat cantik kotaku ini...

Aku masuk dan kembali memandang kaca riasku. Memandangi kembali wajahku. Cantik?? Cukup cantik... Di usia yang ke-51 ini, actually I'm doin' ok koq... Setengah menghibur diri juga sehh hahaha...
Sambil kupandangi wajahku, aku bertanya dalam hatiku... Sudahkah aku memelihara kecantikan batin, inner beauty kata orang2? Di tengah zaman yang penuh kepalsuan ini, seberapa ampuh inner beautyku bertahan?? That's the question I guess...

Aku berdoa dalam hati, Tuhan kecantikan wajah dan tubuhku ada batasnya, but kecantikan batin... semakin bertumbuh dalam perjalanan waktu... Thank God, kecantikan fisik walaupun kupelihara, tidak kujadikan patokan mati2an...
Aku tidur dengan nyenyak... menunggu hari esok, kalo Tuhan masih izinkan satu hari lagi dalam hidupku :)

Minggu, at Palembang 's International Airport

Di tengah kerumunan penumpang yang baru landing, aku mencari wajah suamiku. Tak kutemukan. Tiba-tiba saja, punggungku ditepuk dari belakang, dan rupanya dia yang lebih dulu menemukanku.
Aku tersenyum dan menggandengnya segera. Dia berbisik, " Apa kabar, Cantik?"

Cantik?? lagi-lagi kata itu yang menarik perhatianku... Cantik itu relatif. Beauty is in the eyes of the beholder... Thank God untuk semua yang Dia berikan kepadaku, itu semua hanya karena kasihNya semata.

Cantik?? Yah... Palembang yang cantik aku tinggalkan menuju Singapura di sore hari ini... Namun, kenangan atasnya tetap membekas dan memperkaya kecantikan batinku...

Well, Singapore ... Here I come! Sekali lagi kugandeng lengan suamiku dengan mesra... We'll meet our children, permata-permata yang mempercantik hidupku.

Renungan akhir taon dengan penuh rasa syukur.
Thx to the Lord!
Jkt, 20 Des 04
-fon-

PS: Merry X mas n Hepi new Year yaaa prens!!:)

Aku adalah Aku

Aku adalah Aku

Aku adalah aku...
Aku tidak lebih baik dari mereka yang menderita dalam pandanganku. Mereka yang makan sekali sehari, itu pun kalau ada.
Mereka yang gajinya di bawah UMR, mereka yang tak punya tempat tinggal karena digusur, mereka yang harus berjam-jam duduk di bus kota untuk sampai ke tempat kerjanya.
Mereka yang terbaring lemah di tempat tidurnya karena sakit, dan berbagai kondisi yang kukira aku lebih baik dari mereka.
(Di salah satu sisi, mungkin betul aku lebih beruntung, namun di lain pihak, tidak sepenuhnya benar karena aku juga punya penderitaan dan problema kehidupanku sendiri).

Aku juga tidak lebih buruk dari mereka yang kukira 'lebih' dariku.
Lebih kaya secara materi, lebih berpendidikan, lebih cantik atau tampan, lebih pandai, lebih cakap, lebih terampil,lebih langsing, lebih pandai bicara, lebih bisa menyanyi, lebih jago menari, lebih sukses dalam karier atau lebih-lebih yang lain...
(karena di balik semua cara pandangku tentang orang yang memang lebih beberapa hal dariku, ternyata mereka juga punya kekurangan dan tentunya punya masalah dan beban tersendiri)

Di dalam bus kota ini, aku duduk.
Kulihat sekelilingku, ada berbagai macam orang kujumpai di sini.
Aku tidak takut terhadap mereka, sebagaimana kalau kudengar: " Hati-hati di bus kota banyak copetnya..."
Aku tidak takut bukan karena aku pemberani...
Namun, rasa tidak takutku lebih ke arah: aku menyadari, aku tidak lebih baik dari mereka dan mereka tidak lebih baik dariku.
Sehingga...posisiku dan mereka sederajad.
Sederajad di mata Tuhan, karena semua adalah ciptaanNya...
Yang dikasihiNya secara adil.
Matahari pagi, dia berikan untuk semua orang: baik atau jahat.
Sungguh penuh kasih TUHAN itu...
Tantangannya: masih mampukah aku melihat kasih Tuhan dalam diri orang-orang yang tampaknya tidak bersahabat di dunia ini??

Aku adalah aku.
Tiada ketakutan di penghujung tahun ini.
Sekali lagi, bukan karena keberanianku, namun...
Karena aku menyadari, aku yang kecil di tengah dunia ini
telah diciptakanNya dengan suatu rencana tertentu
dan bukan kebetulan aku ada di sini.
Begitu pula saat aku melayangkan pandanganku ke sekelilingku...
Tiap orang adalah pribadi yang utuh, yang mendambakan kasih dari orang lain.
Nasib dan suratan takdir, boleh jadi membawa perbedaan dalam peruntungan.
Tetapi kukira, tiap orang punya beban kehidupan (baca: salib) sendiri.
Jadi, tak seharusnya aku iri, apalagi dengki...

Aku adalah aku...
Dengan segala kelemahanku, dosaku, tetapi tetap Dia sudah selamatkanku.
Sekarang, bagaimana aku berterima kasih kembali kepadaNya yang sudah begitu baik padaku??
Akan kupikirkan, akan kupahami, akan kujalankan, akan kuamalkan...
dan akan kuusahakan selalu.
Bantu aku Tuhan, agar tetap berada dalam jalur rancanganMu...
Amin...


Jkt,29 Des 03
catatan akhir tahun 2003,
-fon-
(dalam naungan kasihNya...:))

Saya Bukan Siapa-siapa...

Dibuang sayang...
Dari tulisan2 terdahulu yang pengen kusimpan... Masuk ke Chapters of Life aja ah...

-fon-

Saya Bukan Siapa - siapa...

Siapakah saya?
Ketika saya terbangun dan melihat ke sekeliling saya,
yang ada hanya dinding putih. Dinding itu ada di kamar saya.
Kamar saya?? Ooppss..nanti dulu...
Ini kamar di rumah orang tua saya. Bukan milik saya.
Karena saya bukan siapa2...

Siapakah saya?
Menurut catatan dari universitas tempat kelulusan saya,
saya adalah seorang Sarjana.
Jadi gelar Sarjana adalah kepunyaan saya.
Kesarjanaan saya??
Tidak juga... Karena kesarjanaan itu merupakan hasil kerja keras seluruh keluarga yang membantu menopang biaya kuliah saya.
Kesarjanaan itu kupersembahkan untuk seluruh keluargaku karena itu juga jerih payah mereka.
Sekali lagi, saya bukan siapa-siapa...

Jadi, kalau saya bukanlah siapa-siapa, maka : siapakah saya?
Kalau keluarga saya sebegitu berjasanya dalam keberhasilan dan apa saja yang saya miliki, jadi saya harusnya bersyukur atas mereka.
ITU BETUL.
Keluarga saya??
Nanti dulu, bukankah keluarga itu bukanlah saya yang memilih, namun Tuhan yang telah menentukan di keluarga mana saya harus lahir. Dan apakah mereka kepunyaan saya??Saya kan bukan siapa-siapa...
Cuma Tuhan yang berhak atas mereka. Sebagaimana cuma Tuhan yang berhak atas diri saya.

Jadi, kalau saya bukan siapa-siapa, haruskah saya takut ketika seorang yang berkuasa-kaya raya- cerdik pandai bak peraih nobel hadir di hadapan saya??
Tokh saya bukan siapa-siapa...
Kenapa saya harus kuatir, apalagi takut??

Tetapi: apakah sebegitu mudahnya melepaskan diri dari ketakutan, atau rasa rendah diri saat bertemu muka langsung dengan konglomerat terkemuka atau seorang pejabat atau seorang pernaih nobel??Tidak tentu saja, karena semua rasa itu manusiawi. Namun, berpegang pada konsep: saya bukan siapa-siapa, harusnya membawa saya ke arah: dia juga bukan siapa-siapa.
(Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada seluruh 'orang hebat' itu, kita kan sama-sama ciptaan TUHAN yang pastinya akan mengalami: lahir kemudian mati...)

Kesimpulannya: saya bukan siapa-siapa.
Hanya seseorang yang karena kasih Tuhan diizinkan hadir dan mengecap suka-duka hidup di dunia ini. Apa saja yang kita miliki: mulai dari kuasa-uang-talenta-kepandaian-keindahan ragawi-dan sebagainya ( itu pun kalo punya yahh...:)), hanya titipan dariNya, untuk sementara. Akan ada expiry datenya yaitu pada saat kita semua nanti kembali ke rumah BAPA.
Cuma terkadang, banyak dari kita terlalu terpaku dengan kata PUNYA. SAYA PUNYA...
Betulkah saya punya sesuatu atau mungkin punya banyak hal???
Saya kan bukan siapa-siapa, dan saya tidak punya apa-apa.
Itu semua milik Tuhan dan hanya dititipkan sementara kepada saya.
Maka, saya yang bukan siapa-siapa dan yang tidak punya apa-apa ini, harusnya menyadarinya, dan tidak sombong karenanya.
Bersyukur dan berterima kasih karenanya, karena TUHAN sudah menitipkannya kepada saya. Saya kira itu yang harus saya lakukan.
Bisakah selalu saya-yang bukan siapa2 ini- untuk terus mensyukurinya?
Tidak selalu, namun hendaknya saya - yang bukan siapa2 dan tidak punya apa2 ini- menyadarinya dan mengembalikannya kepada Tuhan melalui sesama.

Sekian dan terima kasih.
dari saya yang psssttt: bukan siapa-siapa:)

Jakarta, 22 Jul 04
-fon-