Monday, December 31, 2012

Selamat Tahun Baru 2013


Dear friends,
Izinkan saya berbagi apa yang ada di account Twitter saya.
Sejujurnya, saya bukan orang yang fasih ber-twitter atau nge-tweet istilahnya, ya...
Menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk menulis singkat-singkat sebanyak 140 karakter saja karena terbiasa menulis panjang-panjang.
Saya masih belajar. Saya bagikan sebagai ucapan tahun baru saya buat sahabat semua…J

Karena hobby dengan lagu-lagu, saya cuplik beberapa lagu berikut dan diambil kata-kata yang sesuai dengan suasana akhir tahun sekaligus menjelang awal tahun. Selamat menikmati dan semoga berkenanJ


Edisi Akhir Tahun

@fjodikin: Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah#d'massiv#edisiakhirtahun.
Supposed to be thankful for what He has given to us:)

@fjodikin: Di ujung jalan itu setahun kemarin...#kahitna#edisiakhirtahun.
2012-what a year! Full of memories and changes and surprises.

@fjodikin: What doesn't kill you makes you stronger#kellyclarkson#edisiakhirtahun.
Even in the worst part of life, God is there.


Awal Tahun

@fjodikin: Esok 'kan masih ada #uthalikumahua#awaltahun.
Bersyukur untuk setiap harapan yang Kausemaikan di hatiku.

@fjodikin: I believe I can fly#rkelly#awaltahun.
Reach your dreams and fly high with God. Anything is possible.

@fjodikin: Aku melangkah lagi dengan pasti#vinapanduwinata#awaltahun.
2013:bersama-Nya, kulangkahkan kaki dalam iman dan harapan.

@fjodikin: I can make it through the rain and stand up once again#mariahcarey#awaltahun.
Apa pun yang terjadi, kutahu Kau selalu mengiringi tiap langkah

@fjodikin: No matter what happens. With God, I'm sure I will survive next year. We will Survive, yeah!#gloriagaynor#awaltahun

Selamat Tahun Baru 2013.
Semoga di tahun mendatang membawa banyak hal positif dalam hidup kita.
Dalam lindungan dan bimbingan-Nya mari menyongsong hari-hari depan dalam iman dan harapan…
Tuhan berkati.

Salam,
-fon-


Thursday, December 27, 2012

Bitter-Sweet 2012 and Welcome 2013




Kita tengah melangkah di hari-hari terakhir 2012.
Tentunya, begitu banyak kenangan yang terjadi di tahun ini.
Beberapa manis, bahkan teramat manis.
Mungkin pula beberapa begitu pahit.

Mungkin di tahun ini kita harus berhadapan dengan kenyataan bahwa perpisahan dengan orang yang dikasihi itu begitu menyakitkan.
Rongga-rongga kekosongan yang terjadi segera sesudah prosesi pemakaman usai, tak mudah untuk diisi kembali.
Terlalu banyak memori dan walaupun sebagai umat beriman kita percaya bahwa yang kita kasihi sudah berbahagia di sisi-Nya, tetap saja hari demi hari tetap dilalui dengan tidak mudah.

Mungkin di tahun ini kita memulai sesuatu yang penting.
Pernikahan, punya anak, pekerjaan baru, yang semuanya indah dan menjanjikan.
Mungkin pula beberapa dari kita mengalami hal-hal yang menyedihkan.
Kegagalan, ditipu seseorang yang kita percayai, kemunduran dalam bidang finansial atau beberapa hal lainnya yang menyedihkan…

Apa pun yang sudah terjadi, kita yakini adalah yang terbaik dalam rancangan-Nya. Pahit di mata kita, belum tentu pahit selamanya. Tak jarang, itu adalah pelajaran yang paling berharga di kemudian hari yang tak pernah kita sangka-sangka.

Di Singapura, ada satu restoran yang cukup sering kami kunjungi.
Namanya Eighteen Chefs (di restorannya ditulis E18hTEEN CHEFS). Cabangnya ada di tiga mal di sini. Salah satu outletnya sering saya datangi karena bertepatan dengan menunggu anak kami kursus. Sesudahnya, bersama anak saya, cukup sering saya menikmati makanan yang nikmat dan pelayanan yang baik. Anak kami pun suka karena bisa mengambil air minum sepuasnya, menjadi satu kesenangan tersendiri bagi dia untuk bolak-balik ke termos air dingin dan membawa air ke meja makan.

Makanan yang disajikan kebanyakan tipe ‘western food’. Baked-rice with cheese, pasta, wafel with ice cream dan sebagainya. Saya hanya menikmati makanannya yang lezat tanpa tahu kisah penting di baliknya. Pemilik restoran ini, Benny Se Teo, baru saja mendapatkan penghargaan dari pemerintah Singapura sebagai Social Enterprise of the Year di tahun 2012 ini. Namun kisahnya yang inspirasional ingin saya bagikan kepada sahabat-sahabat semua:

Benny Se Teo is the founder of Eighteen Chefs, a three-chain restaurant staffed by ex-convicts and young people with troubled pasts. Teo himself struggled with heroin addiction from the age of 14, and was in and out of prison and rehab until his last release in 1993. He trained at Fifteen – the London restaurant run by celebrity chef Jamie Oliver – and started Eighteen Chefs in 2007.

Benny yang adalah pemilik Eighteen Chefs ini dulunya adalah seorang pecandu heroin yang mulai dari umur 14 tahun sudah keluar-masuk penjara dan pusat rehabilitasi, sampai dirinya betul-betul pulih di tahun 1993. Dia mendapatkan pelatihan di Fifteen, restoran di London yang dimiliki oleh ‘celebrity chef’ Jamie Oliver lalu kemudian memulai Eighteen Chefs di tahun 2007. Dan bukan itu saja, dia berusaha menampung para mantan narapidana dan orang muda yang masa lalunya bermasalah sebagai karyawan restorannya.



Setiap kali saya membaca latar-belakang dan kisah seperti ini, saya sering merinding. Terharu. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Setiap orang berhak atas kesempatan kedua, tak terkecuali siapa pun! Walaupun mereka adalah mantan narapidana yang mungkin dijauhi oleh masyarakat banyak.

Benny Se Teo dan Eighteen Chefs menyadarkan saya sekali lagi…
Meskipun mungkin di sepanjang tahun ini begitu banyak kejadian yang mungkin kurang mengenakkan, selalu ada harapan untuk jadi lebih baik di masa depan.
Dan harapan kita di dalam Tuhan tidak akan mengecewakan….
Kita percaya itu…
Sekelam apa pun masa lalu kita, selalu ada harapan di dalam Dia…

***

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat dikejutkan oleh jatuhnya anak kedua kami dari tempat tidur setinggi 60 cm. Syukurlah, tidak terjadi hal yang serius, hanya benjol sedikit di kepalanya. Sesudah itu, kami sekeluarga jadi lebih hati-hati dan diliputi kecemasan.

Sedang apa yang terjadi pada anak kami?
Dia tak ragu kembali ke tempat dia terjatuh tanpa rasa takut.
Walaupun kami jadi ekstra hati-hati jika dia kembali ke tempat itu…
Perasaan was-was masih mendominasi…

Apa yang saya pelajari?
Kita orang dewasa punya trauma, sehingga takut untuk memulai kembali.
Tetapi, anak-anak TIDAK.
Mereka punya keberanian untuk selalu mencoba lagi. Sesuatu yang patut ditiru dalam hidup untuk tidak mudah menyerah pada keadaan pahit kehidupan. Coba dan coba lagi di dalam Tuhan.

Akhirnya, apa pun yang kita alami di tahun 2012 ini kita percaya adalah baik di mata-Nya. Karena Dia punya gambaran yang sempurna akan kehidupan kita. Bagian kita hanyalah terus berusaha dan memberikan yang terbaik bagi-Nya.

Good bye bitter-sweet 2012 and let’s welcome 2013 in hope!
Have a very happy new year!



God bless.

Salam dari Singapura,
-fon-

Monday, December 17, 2012

Suatu Kisah dari Negeri Dar Der Dor…




Di Negeri Dar Der Dor setiap orang boleh punya senjata tajam bahkan senapan.
Itu dikarenakan peraturan di masa silam yang memperbolehkannya demi melindungi kepentingan manusianya.
Tetapi, ketika senjata dipegang oleh tangan-tangan yang hatinya tergoda untuk membalas dendam, mereka yang tertekan lalu mendadak seolah mendapatkan kekuatan dari pamer senjata atau mereka yang menjadi lupa diri tujuan awal mula mengapa senjata diperbolehkan, akhirnya begitu banyak korban berjatuhan.

Penembakan itu bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.
Bisa di sekolah, di pusat perbelanjaan, di Universitas, bahkan di bioskop sekalipun.
Dan ketika dar der dor yang jadi pilihan, seringkali banyak korban berjatuhan.
Anak kecil yang tak bersalah bahkan tak tahu apa-apa, sering juga jadi korban.
Menyedihkan? Memang.
Menyesakkan? Banget!

Entah tindakan berani-beranian karena sering dikatai pengecut dan pecundang.
Entah karena stres di pelbagai bidang kehidupan…
Entah karena kebencian yang mendadak merajai diri tanpa bisa dikendalikan…
Entah apa pun penyebab keinginan yang mengundang…
Di Negeri Dar Der Dor, korban-korban kembali berjatuhan.

***

Hari itu dia membawa senjata untuk melakukan ‘dar der dor’ di sebuah pusat perbelanjaan.
Kekesalan sudah pada puncaknya dan tak tahu lagi bagaimana harus dilampiaskan.
Awalnya hanya untuk sekadar gagah-gagahan.
Akhirnya senjata jadi juga ditembakkan.
Dia tertawa puas, tak lama kemudian terkulai lemas lalu jatuh pingsan.
Istri dan anaknya yang tengah liburan…
Juga ada di mal sedang jalan-jalan.
Mereka pun jadi korban.

Dan…
Hari-hari selanjutnya berisi tangisan.
Sekaligus penyesalan.
Dia harus meringkuk di penjara sepanjang sisa kehidupan.

17 Desember 2012
fon@sg
* sebagai reaksi atas berita ‘dar der dor’ di sebuah negeri yang kembali mendominasi akhir-akhir ini.
Kasihanilah anak-anak kecil dan para korban, ya Tuhan.
Begitu banyak yang masih menjadi pertanyaan,
tetapi biarlah waktu dan Engkau yang memberikan jawaban.


Wednesday, December 12, 2012

12.12.12




Mumpung hari belum berlalu...
bukan aku mau meniru
status Fesbuk teman-temanku
tetapi hanya ingin kucatat sesuatu
di penghujung hariku

hari yang khusus ini
hanya terjadi sekali
dua belas tiga kali
pernah diramalkan kiamat akan terjadi
nyatanya sampai detik ini
bumi dan segala isinya
masih terus berjalan sebagaimana adanya

triple dua belas hari ini
tetap terjadi
karena Yang Kuasa menghendaki
tak peduli ramalan kanan-kiri
kupercaya hanya kepada Yang Maha Tinggi

triple dua belas hari ini
atau hari-hari di masa depan nanti
akan jadi lebih berarti
jika kita selalu kembali
mencari wajah-Nya dan mengikuti
jalan-Nya yang sejati

12.12.12
fon@sg

Tuesday, December 4, 2012

Sebuah Awal yang Baru




"... Dan ketika gumpalan kelelahan demi kelelahan semakin menggunung...
Dalam hati, dalam diri dan pikiran...
Yang ada hanyalah kemarahan.
Kemudian berujung pada: penyesalan."

Kelelahan demi kelelahan awalnya kuanggap biasa.
Tak punya waktu untuk bertegur sapa dengan diriku sendiri, juga kuanggap akan mampu kulalui dengan mudah.
Tetapi ternyata, efeknya jauh lebih besar dari yang kukira.
Sesuatu yang kuanggap biasa dan mudah itu berbalik menjadi sesuatu yang tidak biasa dan ternyata sukar dikendalikan.
Emosi negatif pun bermunculan...
Untuk kemudian membangun dinding kemarahan karena merasa tak dimengerti oleh siapa pun juga.

Mungkin sedikit terlambat kusadari hal ini.
Ketika bos di perusahaanku menaikkan gaji sekaligus memberikan promosi jabatan bagiku, kupikir yang ada hanyalah kebahagiaan.
Uang yang lebih banyak, posisi yang lebih baik, siapa juga yang bisa menolak? Namun ternyata diriku tidak siap dengan segenap perubahan ini.
Banyak uang, banyak meeting, dilanjutkan dengan berkurangnya waktu dengan keluarga tercinta.
Suami protes, anak menangis, aku tak jua mengerti.
Kupikir, kulakukan semuanya ini hanya demi mereka.
Koq mereka bukannya gembira, malahan marah-marah?

Pagi itu kembali aku berhadapan dengan keluargaku yang tengah mengeluh, betapa aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku.
Tekanan bos agar aku terus berkarya dengan prima membuatku mudah marah. berteriak, dan tak peduli perasaan orang.
Termasuk perasaan keluargaku.
Kubanting piring sarapanku hari itu, "Ini semua demi kalian, tahu!"
Aku kehilangan selera makanku.
Lalu bergegas menenggelamkan diriku dalam kesibukan kerjaku.

***

Hari itu bosku ditangkap pihak kepolisian karena dugaan kasus penggelapan uang perusahaan.
Dan aku yang banyak menandatangani berkas-berkas surat penting karena kenaikan jabatanku, membuat aku pun terkena getahnya.
Kini kutahu alasannya mengapa bos menaikkan gaji dan jabatanku.
Pembelaan diriku terasa pahit.
Segalanya demi pekerjaan dan karier?
Ah, aku merasa tertipu…

Penyesalan selalu datang terlambat.
Anak-anak menangis dan suamiku memelukku.
Merekalah yang tetap bersama-sama dengan aku.
Mereka tidak meninggalkanku…

Persidangan demi persidangan kulalui…
Sampai akhirnya terkuak juga bahwa bosku memang ahli memanipulasi.
Aku dinyatakan tidak bersalah.
Kami sekeluarga berteriak lega dan gembira.
“ Terima kasih, Tuhan untuk ini semua.”

Kupeluk mereka. Keluargaku tercinta.
Dalam hati kubersyukur kepada-Nya.
Masih diberi kesempatan untuk menghirup udara bebas
dan menghabiskan waktu bersama mereka.
Kuhapus air mata. Kali ini tangisan bahagia.
Kupeluk mereka.
“ Maafkan, Mama!”
Mereka menyambutku dengan pelukan erat nan mesra.

“ Penyesalan itu membuahkan kesadaran,
diiringi pelajaran yang teramat mahal dan berharga.
Uang memang penting, tapi bukan segalanya.
 Tak hendak aku meninggalkan mereka (baca:keluargaku)
demi apa pun juga.
Terima kasih, Tuhan untuk berkat-Mu yang tak terhingga. Keluarga kecintaan yang begitu setia…
Kini aku bersiap untuk memulai awal yang baru
Bersama mereka dalam tangan kasih-Mu.”

3 Desember 2012
fon@sg