Thursday, May 22, 2008

The Rainbow of Life (The Color of Life part 4: The End)

The Rainbow of Life (The Colors of Life part 4: The End)

Hidup memang penuh warna. Ada warna kuning yang melambangkan sesuatu yang kurang kusukai tetapi kucoba untuk menerimanya. Ada warna biru di mana melambangkan sesuatu yang kusukai, ada juga warna hijau yang dibutuhkan di saat hati panas membara, perlu adanya suatu kesejukan.
Well, I can write almost about every color of life!
Ada romantisme yang ditawarkan si pink (merah muda), ada kesedihan yang diungkap lewat warna ungu seperti apa yang tengah dialami dunia saat ini: berduka dengan begitu banyak bencana alam yang terjadi. Ada putih, hitam, abu-abu yang bisa melambangkan sesuatu yang baik, jahat, dan grey area (di mana antara baik atau jahat tidak terlalu jelas). Ada keberanian yang diwakili warna merah…
Dan seterusnya, dan sebagainya…

Namun, kuputuskan mengakhiri tulisan tentang warna. Biar tidak terlalu panjang di satu sisi. Di sisi lain, biarlah tiap orang meng-explore apa yang mereka pikirkan tentang setiap warna. Yang tentunya punya arti masing-masing dalam hati mereka terdalam.
Warna tetaplah warna. Dia punya keindahan yang ditawarkan untuk menyejukkan mata. Dia juga punya kesedihan yang bisa ditangkap sanubari hati yang terdalam. Untuk itulah, rasanya tiap warna diciptakan. Tanpa warna, apa jadinya hidup?

Pelangi…
Setting : After the rain. Tanah becek. Genangan air di mana-mana.
Namun, ada kesejukan tersendiri melihat pelangi yang hadir sesudahnya.
Hidup memang penuh warna. Dan pelangi kehidupan itulah yang membuat kita tersenyum, tertawa, menangis, ataupun terharu di dalamnya.
Setiap kejadian yang terjadi adalah pelangi kehidupan yang terpatri dalam kehidupan kita. Tak terelakkan. Terkadang menimbulkan kesedihan mendalam yang tak terlupakan. Atau di saat yang berbeda, membaca keceriaan yang berlangsung cukup lama.
Kesadaran bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini membuat kita hendaknya menyadari bahwa apa pun bentuknya, warna kehidupan harus kita syukuri.
Hari ini, hidup tetap membawa keindahan pelangi di dalamnya. Mampukah kita menyelami keindahannya? Atau karena tertutup warna-warna kelam dan kusam, mata kita tak lagi mampu menyiratkan cahaya kebahagiaan?
Pilihan ada di tangan kita. Bagaimana kita mendayagunakan pelangi yang sudah Tuhan beri dalam hidup kita.
Selamat mencari sepercik cinta dalam pelangi hidup hari ini!

Singapore, 22 Mei 2008,
-fon-

Wednesday, May 14, 2008

How To Be Truly Rich

How To Be Truly Rich

Bo Sanchez, pewarta asal Filipina, sudah merupakan seseorang yang cukup terkenal di Indonesia. Dan beberapa waktu yang lalu, dia sempat mampir ke Singapura.
Tepatnya di tanggal 28 April, 2008, diadakan seminar How To Be Truly Rich bertempat di Blessed Sacrament Church- Damien Hall, daerah Commonwealth di Singapura ini.
Seminar yang buat saya pribadi, sangat memperkaya pengetahuan saya dan mengubah pandangan saya mengenai uang dan cara mengelola uang.
Bo Sanchez seperti biasa penuh tawa dan canda ria, seperti apa yang bisa dibaca di blognya ataupun di buku-bukunya. Namun, sungguh, dia memberikan banyak inspirasi. Dia sendiri sudah mulai berkhotbah di umur 13 tahun, dan menulis buku pertamanya di umur 20 tahun.
Pengalaman ini akan saya rangkum dalam tulisan ini. Semoga memberkati kita semua. Dan mungkin akan ditulis mayoritas istilahnya dalam Bahasa Inggris, karena seminar tersebut diadakan dalam Bahasa Inggris, sambil saya coba terjemahkan sebagian di antaranya.

Dalam bukunya yang berjudul 8 Secrets of the Truly Rich, Bo Sanchez mengawalinya dengan kata pengantar yang cukup menghentakkan pemikiran saya pribadi. “ Is it possible to have the wealth of a millionaire and the heart of a Monk?”
Apakah mungkin memiliki kekayaan seorang milioner dan hati seorang rahib?
Karena banyak kali kita berpikir bahwa uang adalah jahat. Yang oleh Bo Sanchez dituliskan money is evil, namun itu adalah pemikiran yang salah. Uang adalah netral, tergantung dia digunakan untuk apa. Seperti pisau, adalah netral. Bisa untuk memotong sayur dan buah untuk membantu pekerjaan di dapur, while at the same time, bisa dipakai seorang perampok untuk melukai korbannya. Pertanyaannya pisau ada di tangan siapa?
Begitu pun dengan uang. Sebagai orang yang tidak pernah mempedulikan uang, dan sangat terkesan dengan kehidupan St. Francis of Asisi, Bo Sanchez bahkan melakukannya dengan pelayanan ke tempat-tempat sempit dan kumuh di Filipina sana. Apa yang mengubah dia untuk kemudian berpikir soal uang? Pada saat dia menikah! Itu keputusan besar yang mengubah cara pandangnya tentang uang.
Dengan uang, dia merasa bahwa bisa menyalurkan bantuan kasih kepada orang yang lebih membutuhkan. Yang tidak bisa dilakukan tentunya bila tidak punya uang. Namun, menghindari diri dari materialisme, yang menempatkan uang sebagai tuan dari segala-galanya, itu juga yang dihindarinya.


3 Reasons why people are poor:
1. Because they don’t want to become rich
2. Because they are financially stupid
3. Because they don’t ride vehicle to wealth

8 Secrets to be truly rich

1. Be responsible for your financial success
Stop the blame. Stop blaming government, your family, the devil, God, of your poverty. Take responsibility.
Ambillah tanggung jawab. Dan jangan menyalahkan siapa pun. Banyak orang bilang bahwa saya miskin karena keluarga saya miskin. Saya miskin karena pemerintahan ini yang membuat saya miskin.
Tetapi, ada orang-orang yang bisa bangkit dari itu semua. Dari kemiskinan keluarga, dari kemiskinan pemerintah, dan keluar sebagai pemenang.

2. Enlarge your psychological wallet
There is a secret psychology to money. Most people don’t know about it. That’s why most people never become financially successful. A lack of money is not the problem; it is merely a symptom of what’s going on inside you. (T. Harv Eker).

Bo Sanchez mengemukakan:
…the first giant reason why people are poor is because they don’t want to be rich. As absurd as this may sound, it’s true.
Because subconsciously, we don’t think it fits us. We feel it’s not who we are.
Here’s what I learned. If you want to make small incremental improvements in your life, change your behavior, but if you want to make dramatic, quantum leaps in your life, change your beliefs.
( 8 Secrets of the Truly Rich, page 47).

Satu hal yang juga penting, increase your money comfort zone. Berapa jumlah yang dirasa pantas dan mau kita terima setiap bulannya. Hanya kita yang bisa menentukannya.
Lalu kita juga perlu meningkatkan pengetahuan kita, misalkan bagaimana berinvestasi melalui unit trust (reksadana), atau bisnis lainnya untuk mencapai penghasilan sejumlah tertentu di tiap bulannya yang menjadi impian kita.
Untuk mengejar jumlah penghasilan itu, kita juga perlu meng-upgrade diri, meningkatkan pengetahuan finansial kita agar bisa memperoleh penghasilan yang lebih. Giat belajar untuk menambah pengetahuan finansial.

3. Get Rid of Crazy Religious Beliefs
Tanggalkan semua keyakinan yang keliru dalam pandangan keagamaan kita.
Bo Sanchez menekankan tentang ayat yang sudah sangat kita kenal, Matius 19:24
Again, I tell you, it is easier for a camel to go through the eye of a needle than for a rich man to enter the kingdom of God.

Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Kita semua sudah pernah dengar bahkan mungkin hafal ayat tersebut. Dan beberapa di antara kita menginterpretasikannya secara keliru. Dan langsung mengambil kesimpulan bahwa lebih baik tidak jadi orang kaya, karena orang kaya tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Jadi, untuk apa mengejar kekayaan di dunia ini, kalau pada akhirnya tidak masuk surga?
Tetapi betulkah demikian?

Menurut Bo Sanchez, banyak orang tidak membaca ayat selanjutnya:
Matius 19:25-26
Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata, “ Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”
Yesus memandang mereka dan berkata, “ Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

Yesus tidak mengatakan orang kaya tidak mungkin masuk surga. Dia hanya mengatakan akan lebih sulit bagi orang kaya untuk masuk surga. Mengapa? Karena Yesus berkata bahwa setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut. (Lukas 12:48).
--- Terjemahan bebas dari buku 8 Secrets of the Truly Rich halaman 71.

Ketika Yesus mengatakan lobang jarum, orang Yahudi di zaman itu langsung mengerti bahwa yang dimaksudkan bukanlah lobang jarum jahit yang kecil mungil seperti dalam benak kita, namun lobang jarum berarti pintu rumah unta, pintu kandang unta yang amat kecil namun masih bisa muat untuk si unta tersebut asalkan dia melepaskan semua pernak-pernik yang ada pada dirinya.

Bo Sanchez juga memberikan beberapa pertanyaan reflektif dalam bukunya, seperti:
- Do you practice the “ I hate Myself” spirituality? Karena dia meyakini banyak kali orang menjadi miskin dikarenakan ada masalah dalam gambar diri, dalam citra diri, dalam cara mereka memandang diri mereka sendiri. Ini yang lebih dulu harus dibenahi.
- Have you relied on God too much? Apakah tingkat ketergantungan akan Tuhan sebegitu besar, sehingga kita tidak mau berusaha?
- Do you disguise your laziness as faith? Apa kita menyamarkan kemalasan kita sebagai iman? Terkadang begitu mudah mengatakan saya beriman, padahal saya tidak mau melakukannya karena kemalasan saya. Hati-hati dengan hal-hal seperti ini.
- Have you romanticized poverty? Apakah kita meromantisir kemiskinan. Menganggap kemiskinan sebagai hal yang romantis. Contoh di film Titanic, ujar Bo Sanchez. Di mana di deck tempat orang yang lebih miskin tempat Leonardo DiCaprio sebagai Jack Dawson berada membawa keceriaan bagi Kate Winslet (Rose DeWitt Bukater) dari strata sosial yang berbeda. Di deck kapalnya, Rose merasa kesepian, dan dia mendapatkan keceriaan lewat tarian di deck tempat Jack berada. Kemiskinan dibuat seolah suatu hal yang romantis.

4. Be Totally committed to your dream
Be the scriptwriter of your life and write a happy ending script for your life. Write your dreams and pray for them daily.
Bo Sanchez memberikan sharing bahwa dia sendiri memiliki buku impian, dan berisi 15 halaman yang secara setia dia doakan tiap hari. Why don’t we try to make one, rasanya kalau belum bisa 15 halaman, tidak apa-apa … Setidaknya mulai mencoba menuliskan impian kita…

5. Raise your financial IQ
Tingkatkan kualitas IQ finansial kita. Kita perlu mencari seseorang untuk dijadikan mentor, sebagai guru kita yang membantu kita merencanakan ataupun memberikan masukan seputar masalah finansial kita.
Jangan terlibat dalam bad debt. Misalnya pinjam uang bank untuk jalan-jalan ke luar negeri. Tetapi misalkan pinjam uang dari bank untuk beli apartemen dan kemudian disewakan kembali, itu bukanlah bad debt. Karena hutang itu kembali menghasilkan penghasilan untuk kita.
Juga jalankan investasi se-awal mungkin. Lebih cepat lebih baik. Dan kita juga harus mempelajari mana cara yang baik untuk berinvestasi.

6. Ride something to wealth
Untuk sampai ke Bali dari Jakarta,kita bisa naik becak. Tapi perlu berapa hari? Kita juga bisa naik bus sambung ferry. Juga masih perlu beberapa puluh jam rasanya. Lalu, bagaimana dengan naik pesawat terbang? Dalam waktu 1.5 jam kita bisa sampai di Bali. Untuk mencapai tujuan, kita harus mengendarai sesuatu. Apakah itu ekspansi pasar yang lebih luas lewat kemampuan untuk menjual? Ataukah kemampuan untuk mendayagunakan talenta yang ada dalam diri kita, misalnya menyanyi, menari, melukis, dan sebagainya yang mungkin saja bisa menghasilkan uang dan kita tidak menyadarinya?
Bo juga menyarankan adanya passive income dan exponential income, di mana penghasilan akan berlipat ganda. Kendarai pesawat untuk menuju ke penghasilan yang lebih baik.

7. Have a bias for action
Bertindak dan terus bertindak untuk sukses. Karena sukses tidak datang dari langit, melainkan dari action kita.
Dan beranilah untuk menerima kegagalan, pesan Bo Sanchez.

8. Win in all areas
Rahasia sukses yang ke-8, jadilah pemenang di semua area, di semua bidang. Termasuk di antaranya, berilah yang terbaik kepada sesama karena dengan memberi kita semakin diperkaya. Truly rich dimaksudkan, bukan hanya melulu kaya secara finansial, namun sesudahnya kembali memberkati sesama. Memiliki kekayaan seorang milioner, sekaligus hati seorang santa.

Tentunya, rangkuman ini dari seminar selama sekian jam yang saya hadiri, juga buku yang tengah saya baca, tidak mampu mencakup semuanya. Namun, saya mencoba menuliskan dari point-point yang saya anggap penting dan semoga bermanfaat dan membuka perspektif yang baru bagi semua yang membacanya.

Singapore, 15 May 2008
GBU all…
-fon-