Friday, April 26, 2013

Di Balik Duka…



Tiga berita duka dalam putaran waktu satu setengah hari.
Hmmm, sungguh bukan hal yang mudah untuk dihadapi.
Kemarin pagi, melalui SMS, kakak saya di Jakarta memberitakan kalau besannya meninggal dunia karena kanker pankreas.
Lalu, status Facebook beberapa teman dan juga melalui detik.com dan kompas.com, saya pun membaca kabar meninggalnya Ustadz Jeffry, UJe yang gaul dan disukai banyak orang di usia ke-40.
Dan mendapat berita di sore harinya, kalau teman SMP saya yang akrab dipanggil Katrin berada dalam keadaan kritis setelah berjuang dengan kanker rahimnya.
Pagi ini sekitar pukul 5.30 saat saya selesai membuatkan susu untuk anak kami, saya melihat berita ini: Katrin sudah berpulang semalam kembali ke pangkuan-Nya.

Perasaan campur-aduk melanda saya.
Kembali menyadari bahwa hidup itu begitu tak bisa ditebak, singkat, dan amat sementara.
Apa yang kita miliki hari ini sebagai titipan-Nya, hendaknya kita hargai sepenuhnya.
Karena mungkin esok ia bukanlah lagi milik kita.
Saat kita suatu saat-suka/tidak suka-harus kembali ke rumah abadi-Nya.

Di balik duka, tersimpan juga harapan…
Bahwa bersama Tuhan, kita akan menuju keabadian…
Bersama Dia, kematian yang seringnya menjadi momok bagi banyak orang, menjadi hal yang manis-karena merupakan ’a sweet reunion’ dengan Sang Pencipta.

Tentunya, melepas kepergian orang-orang yang dikenal, yang dekat di hati, yang menjadi bagian hidup kita bukanlah hal yang mudah…
Tetapi, saya belajar untuk berjalan. Melangkah di dalam iman.
Percaya bahwa Tuhan akan temani sepanjang perjalanan hidup kita­, termasuk proses menuju keabadian bersama-Nya.

Di balik duka, saya pun belajar…
Untuk menghargai hari ini…
Untuk lebih banyak mengasihi dan mengampuni…
Kurangi benci dan dendam di hati…
Karena jika harus pergi dengan segala beban itu, bukankah sedih sekali?

Biar damai menyelimuti hati…
Biar kasih merajai…
Dan mensyukuri setiap hari…
Yang masih diizinkan-Nya untuk kita nikmati…

Saya berjanji pada diri…
Mengurangi amarah dan memperbanyak senyuman tulus murni…
Yang berasal dari hati…
Lewati setiap waktu yang berharga dengan mereka yang saya cintai…
Hidup hanya sekali…
Buat apa saya terbebani?

Selamat jalan, Katrin.
Juga selamat jalan UJe dan kerabat kakak saya…
Saya percaya, tugas kalian di dunia sudah selesai…
Dan ini saatnya, this is the one sweet day, ketika harus bertemu kembali dengan Yang Kuasa…
Perpisahan dengan Yang Terkasih memang menyedihkan…
Tetapi, dengan adanya harapan dan iman…
Semoga di balik duka, tetap tersimpan ketabahan dan kekuatan…

27.04.2013
fon@sg
* in silent moment of me… God, only You can understand how I feel at this moment



Tuesday, April 23, 2013

Au Revoir BB!




Saying good bye is never easy, how about ‘till we meet again?
(lebay dot com, wong cuman Blackberry ajaaaa xixixi…)

Akhirnya, sekitar sebulan yang lalu saya harus mengucap kata pisah dengan Blackberry (BB) saya.
BB yang sudah menemani saya dari Ho Chi Minh City (HCMC) dan sempat pula mengisi hari-hari saya di Singapura.
Jujur, ada rasa kehilangan.
Ada pula rasa kangen dengan group-group bermutu yang saya ikuti yang mengirimkan pesan-pesan inspiratif ataupun religius yang begitu indah…
For sure, I’m gonna miss them…

BB ini dibawa oleh adik saya dari Jakarta saat berkunjung ke HCMC sekitar Oktober 2010.
Sebelumnya? Saya agak sedikit kuatir dengan istilah BB mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Saya tidak mau adanya BB membuat saya terserap betul kepada gadget ini lalu melupakan waktu-waktu yang berharga yang seharusnya saya nikmati bersama keluarga dan anak-anak saya.
Juga bersama sahabat-sahabat yang dekat di hati…
Tetapi, akhirnya saya harus mengakui, hal itu tidak terbukti…
BB malahan menjadi sesuatu yang baik pengaruhnya bagi saya, karena dia memang mendekatkan yang jauh, dengan sahabat, kerabat di Indonesia
Dan juga mendekatkan yang dekat karena BB menjadi pilihan komunikasi juga saat suami saya harus bertugas ke luar kota.
BBM (Blackberry Messenger) menjadi alat yang ampuh juga buat pengobat rindu…
Rindu keluarga, rindu kampung halaman…

Lalu, mengapa saya (akhirnya) memilih putus hubungan sementara dengan BB untuk batas waktu yang tidak ditentukan?
Di HCMC, Singapura, atau banyak negara di belahan dunia lainnya, BB kurang lazim dipakai. Di sini lebih banyak pengguna Samsung atau iPhone… Jadi, untuk berlangganan BB harga akan lebih mahal ketimbang dua merek lainnya. Harga per bulan ‘data plan’ harus ditambah lagi ‘extra charge’ karena BB tidak ‘compatible’ dengan sistem mereka…

Sekarang, sebagai pengguna merek lainnya….
Saya menikmati apps world dan playstore yang luar biasa menarik saat browsing, tetapi saya merindukan ‘keypad’ blackberry yang enak buat mengetik…
Dan alasan penggantian juga salah satu karena ‘keypad’ BB saya yang terdahulu itu, yang rontok satu per satu dan menyulitkan saya mengetik… Juga mendadak batere ‘off’ dan raibnya data seluruh kontak saya di BB membuat saya juga kesulitan dengan pemakaian BB ini…
Sedangkan beberapa bulan sebelumnya kamera juga rusak…
Jadi, sempurnalah sudah kerusakan BB saya…
Dan akhirnya saya memutuskan untuk menggantinya…

Sedikit refleksi berkaitan dengan BB atau teknologi yang sedang ‘in’ sekarang ini…
Mau Facebook, Twitter, BB, iPhone, iPad, Galaxy Tab, dan sebagainya dan seterusnya… Tentunya pilihan ada di tangan kita…
Internet pun demikian…
Mau browsing yang bagus-bagus? Banyak!
Mau browsing yang hancur dan berbau pornografi, bejibun!

Sebagaimana layaknya pisau mau digunakan untuk apa?
Untuk membantu proses memasak atau untuk melukai/membunuh orang?
Semoga teknologi yang canggih pun membuat kita bijaksana dalam memilihnya…
Facebook, Twitter, bisa digunakan untuk menyebarkan sekaligus menebarkan hal-hal yang baik. Kegiatan kemanusiaan, kasih Tuhan, tentang pemeliharaan lingkungan hidup…
Bisa juga untuk menyebarkan dendam serta membawa perpecahan jika status atau komentar bernada kebencian dan penghinaan…

Semoga kebijaksanan dari-Nya melingkupi kita dan tetap berusaha membawa hal-hal positif dengan kemajuan teknologi ataupun kemajuan zaman…

So, meanwhile… Au revoir BB! 
Trims buat bantuan dan kerja samanya selama ini…
For sure, I’m gonna miss you hahaha…
Sampe suatu saat ada BB yang lebih baik kondisinya, lebih tahan banting, dan ‘compatible’ dengan sistem di tempat saya berdomisili…

Once again, Au Revoir BB! You’ll always be remembered:)

23.04.2013
fon@sg

Sunday, April 14, 2013

Membisu…




Sudah habis seluruh kata di mulutku…
Tak lagi bisa kulontarkan kepadamu…
Lidahku kelu dan sekarang dalam diamku…
Juga dalam lautan kepedihan yang menghujam hatiku…
Biarkan aku membisu…

Bukannya aku tak pernah mencoba bicara padamu…
Tetapi, seolah engkau memasang tembok…
Yang begitu tebal dan tak mampu tertembus apa pun…
Dinding itu: angkuhmu, egomu…
Kau tak pernah menganggap orang lain salah…
Hanya dirimu yang selalu nomor satu…

Tetapi, hei…
Bisakah kau sebentar menoleh ke sisi lainnya?
Semesta ini bukan cuma milikmu semata…
Berpalinglah…
Keluarlah dari dirimu barang sebentar saja…
Lihatlah sudah berapa banyak hati yang terluka?

Tak ada lagi kata yang bisa terucap di bibirku…
Kini aku membisu…
Sementara ini jadi pilihanku…
Dan berdoa selalu untukmu
Semoga suatu saat kesadaran itu…
Menyentuh hatimu…

#aku berharap sungguh, suatu hari nanti akan terjadi hal itu bagimu…

14.04.2013
Di ruang kebisuan hatiku…
fon@sg






Wednesday, April 10, 2013

Tembang Cinta Kita Episode #6: Stronger (What Doesn’t Kill You) – The End




Previously on Tembang Cinta Kita…
Ling yang tengah termangu dalam kesendiriannya di kos-kosannya di hari perkawinan Glen dan Grace sempat dikejutkan dengan Breaking News di televisi yang melaporkan kejadian langsung kecelakaan dekat Bidakara, tempat resepsi Glen-Grace. Lebih terpana lagi dirinya, ketika menyaksikan Glen memeluk Grace yang terbujur kaku serta bersimbah darah. Kelu. Bingung. Semua jadi satu.
Jadi, bagaimana kelanjutan kisah ini? Simak di episode kali ini…

Episode #6: Stronger (What Doesn’t Kill You) – The End

Rumah Sakit Medistra, Gatot Subroto, Jakarta

Glen memegang tangan Grace. Sambil menangis dia setengah berlari mengikuti perawat-perawat yang juga dengan sigap bergegas membawa Grace ke ruang gawat darurat. Siapa yang menyangka, di hari yang paling berbahagia, yang diimpikan setiap wanita-dalam balutan gaun pengantin yang cantik-terpaksa Grace harus dilarikan ke Rumah Sakit terdekat karena kecelakaan lalu lintas. Truk gandeng yang sopirnya meleng. Mengakibatkan petaka dan kesedihan berkepanjangan yang mengiringinya.

Tangisan pihak keluarga, Papa dan Mama Grace. Juga dari pihak Glen yang kebingungan semua bercampur menjadi satu. Yang seharusnya menjadi acara sukacita berubah menjadi dukacita. Hidup dan segala episode di dalamnya memang sulit untuk ditebak. Tetapi, kejadian ini agaknya begitu mengejutkan dan bukan hanya itu saja: menyakitkan.

Hari-hari selanjutnya berubah menjadi hari-hari yang penuh kekuatiran, penuh penantian, karena Grace koma di UGD dan kini sudah memasuki hari yang ke-10. Tidak sadarkan diri. Selang di sekujur tubuhnya. Tak ada yang kuat menyaksikannya. God, please help her.

***

Aku sempat menjenguk Grace dan di situ kulihat ketulusan Glen.
Juga kesungguhannya akan cintanya pada Grace.
Bahkan, Glen mengakui bahwa dia akan menerima segala konsekuensi cacat fisik ataupun jika nantinya Grace harus menghabiskan sisa hidupnya di kursi roda….
Dia akan tetap menikahinya jika Grace kembali sadar.

Perlahan kekerasan hatiku mencair.
Aku tak lagi mengasihani diriku sendiri atas putusnya hubunganku dengan Glen. Aku lebih melihatnya sebagai jalan Tuhan yang berbeda bagi kami. Kami memang takkan pernah bersatu dan kami sudah tahu akan hal itu. Hubungan kami agaknya lebih ke arah persahabatan yang saling mengisi kesepian. Mungkin juga ada ketertarikan fisik yang kuat. Tetapi, jika ditanya apakah itu cinta sejati? Kurasa tidak.

Keyakinan itu semakin bertambah setelah menyaksikan sendiri betapa setianya Glen pada Grace terutama pada saat-saat Grace begitu tidak berdaya dan koma.
Cinta sejati adalah cinta yang teruji oleh waktu dan kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan. Termasuk di antaranya dalam kesusahan, dalam kemalangan, dalam penderitaan. Saat dunia berlari menjauh, tetapi cinta sejati datang dan merengkuh. That is true love!

Hal yang terbaik yang terjadi antara aku dan Glen adalah persahabatan yang kuat sesudah cinta kami dulu berganti menjadi kasih persaudaraan… Saling mendoakan, saling menguatkan… Itu adalah anugerah terbesar yang kudapatkan dari Tuhan…

***

BBM dari Glen masuk di hari ke-20 Grace di ICU.
“ Ling, Grace sudah sadar hari ini.”

Aku terpana. Sekaligus bersyukur atas mukjizat ini. Sungguh di tangan Tuhan yang Kuasa, Dia bisa lakukan apa saja.

Dan luar biasanya lagi sesudah itu, pemulihan Grace berlangsung cepat. Dia kembali normal seperti sedia kala.
Sungguh lebih cepat dari perkiraan dokter ataupun dari semua orang yang melihatnya… Another amazing work of God.

Aku jadi teringat lagu Kelly Clarkson yang berjudul Stronger (What Doesn’t Kill You)

What doesn't kill you makes you stronger
Stand a little taller
Doesn't mean I'm lonely when I'm alone
What doesn't kill you makes a fighter
Footsteps even lighter
Doesn't mean I'm over
Cause you're gone

Really, some of the words are so true!
Begitu benarnya kata-kata itu…
Segala hal yang tidak mampu menjatuhkanmu, menjadikanmu lebih kuat… Menjadikanmu pejuang…
Sekaligus percaya bahwa segala sesuatu akan indah pada waktu-Nya…
Bukan melulu waktu yang dipercayai oleh manusia, bukan pula yang direncanakan dengan sempurna oleh kita…
Tetapi yang sudah dirancang-Nya sedari mula…

Kawasan Seminyak (Bali) – Setahun Kemudian

And this is another great moment of life!
Glen dan Grace dalam kesederhanaan resepsi pernikahan mereka, tanpa mengurangi nilai kesakralan di dalamnya.
Hanya dihadiri pihak keluarga dan sahabat dekat… Mereka kembali merayakan kesempatan Grace untuk kembali mengecap hidup dan segala kepenuhannya dalam cinta sejati Glen baginya…
Sungguh indah!

Dan aku?
Oh, aku adalah pendamping mempelai wanita hari itu.  Dalam balutan gaun berwarna kuning gading dan make-up manis minimalis, aku pun tersenyum bahagia.
Aku mendampingi Grace dan kami bahkan menjadi sahabat baik, melebihi aku dan Glen.
Aku menemukan begitu banyak hal yang positif dari Grace. Terutama semangat hidupnya, juga ketabahannya…

Sementara duduk di salah satu meja tamu, Han, yang datang dari Australia khusus untukku.
Yah, sejak setengah tahun lalu kami ‘jadian’. Kali ini dengan restu dan gegap gempita dari kedua keluarga kami.

Han putus dari May juga sekitar setahun lalu. Karena ketahuan May punya pacar lain selagi masih jadi kekasih Han.
Perlahan tetapi pasti, hubungan kami yang berawal dari teman curhat, menjadi semakin dekat. Dan psssttt, kami pun sudah membicarakan pernikahan. Itu rahasia!  Jangan bilang siapa-siapa dulu ya:)

Air mataku menetes perlahan dalam keharuan yang besar.
Glen dan Grace yang berbahagia bersulang kepada seluruh tamu dan keluarga
yang hadir hari itu.
Dan Han? Dia memeluk bahuku dan memandangku mesra.
Atmosfir cinta sungguh membuncah dan beterbangan di angkasa…
Terima kasih, Tuhan untuk akhir yang indah ini…
Kupercaya rancangan-Mu selalu indah pada waktunya.

The end.

10.04.2013
fon@sg