Hellow temen-temen semua...
Kali ini, di penghujung tahun ini, aku bakal menuliskan sesuatu yang sudah lama ingin kutuliskan.
Kalian tentunya pernah 'kan, melihat acara pencarian bakat semisal Indonesian Idol, American Idol, atau yang dulu-dulu pernah tahu AFI.
Pastinya pada saat audisi, kita pernah 'tuh melihat beberapa peserta audisi yang merasa super PD (Percaya Diri) dengan kemampuan mereka.
Sehingga, bila tidak diterima oleh jurinya untuk lolos babak kualifikasi, mereka merasa marah.
" Gue 'kan bagus gini nyanyinya, koq bisa gak diterima? Itu juri pada salah kali kupingnya!"
Tak jarang, kita lihat mereka dengan mencak-mencak dan marah-marah, meninggalkan ruang audisi.
Dan, ketika diwawancara, ternyata mereka masih menyisakan sakit hati yang tak terselesaikan.
Terkadang sambil memaki, marah, menangis, mereka berlalu dari kamera yang menyorot mereka.
***
Saat ini, saya koq terbayang lagi ya, tontonan waktu itu...
Akhir tahun, agaknya menjadi saat yang cukup tepat juga untuk kembali lagi merenungkan..
" Apakah saya sudah jadi pribadi yang tahu diri?"
Bisa menempatkan diri saya pada kemampuan saya sesungguhnya, bisa menerima kritik, dan bisa memaksimalkan talenta yang diberikan-Nya kepada saya?
Mungkin sulit. Mungkin jalan yang harus kita lalui berliku.
Untuk menerima kenyataan bahwa saya tidak sebaik yang saya kira, agaknya bukan pekerjaan mudah.
Terkadang pula, kita malah diliputi rasa minder, rasa tak bisa menerima diri, perasaan tak sebanding atau tak sebaik orang lain...
Ini adalah PR (Pekerjaan Rumah) buat saya pribadi.
Menjadi PR seumur hidup bagi saya yang sadar juga bahwa begitu sering saya berbangga untuk sedikit perbuatan baik yang saya lakukan.
Sebaliknya, pura-pura lupa atau tak peduli pada perbuatan buruk yang pernah saya lakukan.
Begitu sering pula saya merasa diri begitu kecil, tidak layak, minder, dan sebagainya.
Untuk benar-benar menerima diri apa adanya, memang bukan pekerjaan yang langsung bisa kita lakukan.
Butuh perjuangan, butuh untuk terus-menerus mohon kasih Allah untuk mempu mengasihi diri sendiri dan tidak menyalahkan siapa-siapa atas keberadaan kita di dunia ini...
Karena keberadaan kita bukanlah kebetulan, itu atas rencana-Nya.
Sepantasnyalah kita mensyukuri keberadaan diri kita.
Berani pula melihat diri sendiri dengan obyektif (berusaha).
Jika memang ada bakat terpendam, bisa digali, untuk kemudian memberikan yang terbaik bagi sesama kita.
Jika memang tidak atau belum baik di suatu bidang tertentu, yang walaupun begitu kita sukai, tetap belajar untuk lebih baik... Namun, tetap pula melihat dengan obyektif, sampai di mana kemampuan kita.
Tidak memaksakan diri, tidak pula memaksakan orang lain untuk mengakui kehebatan kita.
Jika memang kita dinilai baik, bersyukurlah, bahwai itu adalah anugerah Yang Kuasa.
Di akhir tahun ini, sekaligus resolusi tahun baru nanti, saya pribadi ingin menjadi pribadi yang lebih tahu diri.
Tahu bersyukur, tahu berterima kasih.
Tahu pula kelemahan saya dan terus berusaha memperbaiki diri...
Tahu bahwa ketika banyak anugerah yang diberikan pada hidup saya, itu hanyalah karena kasih dan kebaikan-Nya semata...
Tahu dan sadar, bahwa tanpa Tuhan, saya bukan siapa-siapa.
Belajar untuk tidak Sok Tau, bahwa hanya Tuhanlah Yang Maha Tahu.
Eh, gak terasa, tau-taunya kita udah mau taon baruan...
' Met menyambut lembaran tahun baru, dengan kesadaran diri yang lebih baik...
Dengan menjadi pribadi yang tahu diri...
Tahu bersyukur kepada Yang Ilahi.
29.12.2014
fon@sg