#cerpentigaparagraf
“Wisudawati berikutnya adalah
Fahrani Imelia Jayawijaya,” suara pemandu acara bergema di Ruang Auditorium
tempat kami diwisuda. Aku tergagap sebentar, saat Mischa sahabatku menyenggol
lenganku perlahan. Aku segera maju dengan perasaan campur aduk. Ya, ini hari
wisudaku. Begitu banyak kisah di balik hari penuh kebahagiaan ini. Senyumku
terkembang saat kuterima ijazah dan Rektor Universitasku, lalu kulambaikan
tanganku. Lambaian kemenangan kepada Mama dan Rio, adikku. Tangis bahagia
mengalir di pipi tanpa bisa kubendung. Tiba-tiba, aku ingat Papa.
“Papamu sudah pergi, Rani.” Telepon
dari Mama di siang itu sungguh mengagetkanku. Ini tahun kedua kuliahku, aku
masih butuh banyak dukungan dana keuangan. Aku tak menyangka! Papa yang sehat
dan segar-bugar di usianya yang ke-60. Papa meninggal saat tengah berdoa di
sebuah kapel dekat kantornya, pada suatu Jumat Pertama selepas Misa. Seketika
diriku nanar, kehabisan kata-kata, pusing tujuh keliling. Ah, entahlah! Aku tak
tahu harus bagaimana. Yang pasti, kepedihan itu terus mengusikku. Sampai aku
bertekad, aku harus lulus demi keluargaku dan juga demi Papa. Aku harus bekerja
keras, banting-tulang pun tak mengapa, demi mencapai cita-cita.
Ini untukmu, Pa! Teriak di hatiku…
Sepuluh tahun sesudah wisuda telah berlalu. Kini aku memiliki perusahaan
sendiri yang mengelola bidang marketing secara online. Perekonomian keluarga
kami membaik, perlahan tetapi pasti: kupenuhi janji-janji yang tak sempat
terealisasi bersama Papa. Kami banyak melakukan liburan bersama Mama dan Rio, mayoritas:
keliling Indonesia. Ini amanat Papa karena Papa selalu mencintai birunya lautan
Indonesia, juga hijaunya pegunungan negeri tercinta. Ini untukmu, Pa! Betapa
inginku agar kau juga berada di sini bersama kami, menikmati ini semua, Pa!
Walau kutahu itu tak mungkin terjadi, tetapi setiap pesanmu selalu terpatri di
dalam hati kami. Di pelangi yang kujumpai, di birunya langit dan putihnya awan
yang kami temui. Senyummu ada di sana, Pa! Ini untukmu, Pa! Ya, ini untukmu…
Singapura,
7 November 2017
@copyright
Fonny Jodikin