Pernah frustrasi dengan
sebuah hubungan-entah itu persahabatan atau hubungan di keluarga-menjadi
renggang?
Agaknya kita semua pernah
mengalaminya.
Tak selamanya hubungan
yang dibina dengan susah-payah sekalipun akan selalu erat, baik, atau tanpa masalah.
Tak jarang, malahan
masalah itu sendiri yang nantinya malah mempererat pihak-pihak yang ingin
memperjuangkan relasi itu sendiri.
Siapa yang tidak pernah
kesal dengan orangtua, suami/istri, atau anak?
Siapa juga yang tak pernah
kecewa dengan saudara, teman, atau rekan kerja?
Agaknya dalam setiap
relasi, hendaknya kita memiliki sebuah ‘ruang’ untuk kecewa dan menyadari bahwa
suatu saat hubungan yang sebagaimana manisnya pun akan menjadi renggang.
Masalahnya, akan teruskah
kita berada pada jarak yang kita ciptakan?
Atau sebaliknya, mau mengupayakan membuka pintu maaf, mohon maaf, untuk kemudian memperbaiki hubungan yang terguncang itu?
Atau sebaliknya, mau mengupayakan membuka pintu maaf, mohon maaf, untuk kemudian memperbaiki hubungan yang terguncang itu?
***
Ketika ingat masa pacaran
yang begitu indah, rasanya tak percaya juga bila memasuki bahtera pernikahan,
mengapa Si Dia yang begitu kita bangga-banggakan dan yakini akan menjadi yang
terbaik bagi kita ternyata cuma ‘segitu aja’.
Betapa mudahnya kita
kecewa dengan kejadian-kejadian kecil atau sederhana, seolah Si Dia tak lagi
peduli pada kita…
Seolah kita tak lagi
menempati ruang utama di hatinya?
Sama seperti persahabatan
yang terpecah…
Mungkin dulu dia adalah
sobat sejati kita, nomor satu…
Namun, setelah banyak
kejadian, bukannya malah memperteguh persahabatan kita, malahan menjadikannya
hancur berantakan…
Tak ubahnya seperti semua
relasi, kita pun punya relasi dengan Tuhan…
Dan sama seperti semua
relasi, mungkin kita pun pernah merasakan keindahan yang luar biasa saat
pertama kali Dia menyentuh hidup kita…
Segera sesudah begitu
banyak doa dan keinginan kita tak terkabulkan, mungkin kita menjadi kecewa dan
diam-diam menyimpan kepahitan dalam hati kepada-Nya.
Kalau Tuhan Maha Tahu,
mengapa Dia tak memedulikan keinginanku yang terdalam?
Kalau Tuhan Maha Kuasa,
mengapa Dia tidak bertindak saat ini juga?
Tak jarang, Tuhan malah
menjadi tersangka, ketika banyak hal yang berjalan di luar jalur-jauh dari
harapan kita…
Kita menuduh Tuhan tak
lagi sayang atau peduli pada kita…
Tuduhan itu semakin
menjadi-jadi, karena Tuhan seolah diam…
Tak bersuara, tak juga
bertindak…
Why, God? WHY???
Apa yang terjadi jika
hubungan tengah renggang?
Dengan keluarga, mungkin kita mendiamkan…
Dengan teman, mungkin kita jaga jarak lalu tak lagi seakrab dulu…
Dengan keluarga, mungkin kita mendiamkan…
Dengan teman, mungkin kita jaga jarak lalu tak lagi seakrab dulu…
Dengan Tuhan?
Mungkin kita jadi jarang berdoa, jarang ke gereja, dan tak pernah baca Alkitab…
Mungkin kita jadi jarang berdoa, jarang ke gereja, dan tak pernah baca Alkitab…
Setiap hubungan yang
renggang, pasti sedikit banyak memiliki konsekuensi tindakan yang kita ambil…
Masalahnya, maukah
berlama-lama berdiam dalam kerenggangan itu atau mau mengambil langkah konkrit
untuk memperbaikinya?
***
Saya percaya, tiap orang
perlu jujur dengan apa yang dia rasakan.
Lalu, dengan dewasa
mengemukakan…
Mungkin marah, mungkin
kesal..
Tetapi, jika tak pernah
diungkapkan, akan jadi duri dalam hati…
Bisa jadi saat
mengungkapkan bisa melukai pihak yang lainnya…
Mungkin itu anak,
suami/istri, atau orangtua kita…
Dalam hal ini baik jika
kita berusaha mempelajari mengungkapkan perasaan tanpa terlalu menyinggung
perasaan orang lain…
Jika kecewa dengan Tuhan,
mungkin baik pula untuk mengakui…
Tuhan, aku kecewa…
Karena rencana-Mu sungguh
berbeda dengan rencanaku…
Aku patah semangat, putus
asa, sungguh sedih, dan seterusnya…
Ungkapkanlah semuanya…
Perlahan namun pasti, kita
menjadi lega…
Tak perlu memaksakan diri
untuk bilang, “Saya kuat. Saya tidak apa-apa.”
Jujur itu ada baiknya…
Namun, tak perlu pula
berkubang dalam kekecewaan dan kedukaan terlalu lama, sehingga tak mau berbuat
apa-apa lagi…
Percaya bahwa untuk segala
sesuatu di bumi ini ada waktunya…
Dulu sempat begitu
gegap-gempita dalam berelasi dengan-Nya…
Kini, mungkin tengah
kecewa..
Besok atau lusa, mungkin
rasa damai pun akan menyapa…
Jangan berhenti di titik
duka dan kecewa saja…
Seolah keadaan itu menjadi
harga mati dan takkan pernah terganti…
Tetap percaya, setelah
ungkapkan semua rasa di dada…
Bahwa Tuhan tetap setia…
Dia tahu yang terbaik bagi
kita…
Dia takkan pernah
meninggalkan kita…
Amin :)