Sunday, October 5, 2014

The Children, Our Future (Anak-anak, Masa Depan Kita)

I believe the children are our are future
Teach them well and let them lead the way
Show them all the beauty they possess inside
Give them a sense of pride to make it easier
Let the children's laughter remind us how we used to be

(Greatest Love of All-Whitney Houston)


Lagu Whitney Houston ini merupakan salah satu lagu yang kerap saya nyanyikan dulu.
Liriknya mengingatkan, memang anak-anak adalah masa depan kita dan hendaknya kita mendidik mereka dengan baik.
Lagu ini teringat langsung di benak saya, ketika hendak menuliskan tentang 'Children's Day' di Singapura tahun ini yang jatuh tepat pada hari ini, 3 Oktober 2014.

Sebagai seorang Ibu yang mengasuh anak sepenuh waktu, saya sangat menyadari keterbatasan saya. Tidak selalu saya punya kesabaran dalam mengajar mereka, terlebih ketika saya tengah kelelahan. Tak jarang, mereka yang malah mengajar saya, entah itu melalui pelajaran di sekolah atau perilaku dalam sikap hidup sehari-hari.

Saya tidak punya pengalaman sebagai orangtua sebelumnya. Banyak kali, saya harus 'trial dan error' dulu. Banyak kali pula, saya melakukan kesalahan. Namun, itu semua tidak mengecilkan hati saya. Karena saya mempercayai, anak-anak adalah berkat dari Yang Kuasa yang seharusnya kita sayangi, kasihi, berikan perhatian sepenuhnya, sekaligus juga mendidik mereka menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Tentunya, dalam proses melalui ini semua bukanlah perkara mudah. Senantiasa kita mohonkan pula bimbingan-Nya untuk mengasuh anak sebaik-baiknya...

Minggu lalu, saya berkesempatan menghadiri pertemuan orangtua dan sekolah untuk persiapan anak kedua kami-Lala- masuk Nursery (kelompok bermain setahun di bawah TK-Kindergarten) di tahun depan. Sang Kepala Sekolah yang karismatik mengingatkan satu hal yang begitu penting: anak harus diajar untuk menerima perubahan sebagai bagian hidup. Jika nanti kelasnya diacak dan dia tidak sekelas dengan sahabatnya, hendaknya dia belajar menerima perubahan itu dengan ikhlas. Semakin bisa dia menerima, akan semakin baik. Karena suka atau tidak, manusia harus menerima perubahan sebagai bagian dari kehidupan ini. Ketika sebagai orangtua kita mencoba menekan sekecil mungkin perubahan demi kenyamanan Si Anak, itu tidak akan mengajarinya apa pun. Hanya menunda masalah karena nanti ketika dia menjadi dewasa tanpa bisa menerima perubahan, itu akan menjadi perkara besar ketika semua harus menuruti dia saja.

Hari ini saya dan anak-anak makan bersama di luar. Bukan tempat yang mahal, tetapi yang mereka suka. Lalu, kembali ke rumah dan bermain bersama. Terkadang, melihat kelucuan mereka, saya pun tertawa terbahak-bahak. Sungguh senang dan berwarna kehidupan mereka. Terkadang polos, juga berani tampil. Misalnya menari dan menyanyi tanpa ragu dan malu meskipun gerakan tak sempurna. Sementara kita, semakin dewasa semakin takut mencoba karena takut gagal. Takut dikritik, dan sebagainya...
Beberapa hal yang baik yang hendaknya kita pertahankan, sebagai bagian dari 'anak kecil' yang selalu ada di dalam diri setiap orang. Tertawa lepas, berpikir positif, tidak lama-lama mendendam (terkadang anak-anaknya sudah berdamai, ortunya yang masih berantem hahaha)...

Kita pun bisa belajar dari mereka:)
Bukan melulu mereka yang belajar pada kita.
Anak-anak, adalah masa depan kita...
Bagaimana kita mendidik mereka hari ini, akan mewariskan sikap dan keteguhan, syukur-syukur integritas yang semakin dibutuhkan di tengah masyarakat yang korup dan semakin cinta uang.
Juga pentingnya mengajarkan mereka 'manajemen keuangan' kecil-kecilan.
Bukan melulu seperti teks di buku-buku kuliah...
Namun, mereka hendaknya diberitahu pentingnya mengatur uang.
Uang bukan untuk dihamburkan, namun untuk ditabung...
Dan belajar juga untuk berbagi dengan mereka yang berkekurangan, jika kebetulan keluarga kita cukup...

Setiap hari adalah pelajaran baru bagi saya dalam menjalani peranan saya sebagai ibu.
Tiap hari bisa menjadi hari anak, selama para orangtua belajar mencintai mereka apa adanya (perlunya saya pun belajar keras untuk terus melakukan hal ini)...
Membiarkan mereka berkembang dalam potensi maksimal mereka, bukan seperti yang saya inginkan...
Melihat minat mereka, bukan apa yang dulu tidak berhasil saya jalani, sehingga saya paksakan kepada mereka...
Mengasihi dengan sepenuh hati...
Belajar memaafkan terus dan terus, meskipun terkadang mereka melukai hati...
Karena para orangtua pun bisa berbuat salah terhadap mereka..


Mari ciptakan lingkungan yang membahagiakan buat anak-anak kita...
Bahagia, sekali lagi, bukan dinilai berdasarkan uang belaka.
Betapa kita ingat, banyak orang yang berlimpah uang, malah menderita di dalam batinnya...
Sekaligus berefleksi akan sikap kita, anak-anak bisa mencontoh diri kita...

Dalam diam, terselip doa dan harapan...
Tuhan, lindungilah anak-anakku...
Juga anak-anak sahabat dan kerabatku...
Dan anak-anak yang tak pernah kukenal sebelumnya...
Kasihanilah mereka, dekaplah mereka erat dalam pelukan kasih-Mu...
Dunia semakin parah, namun kami tak henti berharap kepada-Mu...
Semoga kami bisa membimbing anak-anak kami tetap di jalan-Mu...

fon@sg
03.10.2014




No comments:

Post a Comment