"Eh, loe tau gak?"
Kelanjutannya sudah bisa ditebak, dia langsung membeberkan beberapa hal yang mengacu kepada orang-orang yang dia dan saya kenal.
Lalu menjelek-jelekkan mereka.
Saya pribadi pertama sempat kaget, dari wajah yang penuh senyuman dan seolah begitu ramah, koq tiba-tiba keluar kata-kata yang sungguh di luar perkiraan.
Bukan saya sok suci, tapi apa bagusnya menceritakan keburukan-keburukan orang di sekitar kita?
Dan saya koq ada firasat, saya tidak lepas dari lingkaran gosipnya.
Bukan tidak mungkin: dia juga menceritakan hal-hal tentang saya kepada orang lain.
Masalahnya: orang-orang yang dia jelek-jelekkan itu bukanlah orang yang saya kenal baik.
Saya hanya kenal sepintas dan tak terlalu tahu kepribadian mereka.
Untuk saya pribadi: perlu mengenal lebih dalam diri seseorang, barulah bisa memahami mereka.
Tidak bisa hanya sekadar omongan-omongan yang belum tentu kebenarannya, lalu menjadikan saya menelan bulat-bulat penilaian dirinya atas mereka-mereka itu.
Hari itu saya bertemu dia lagi.
Dari mulutya keluar kata-kata itu lagi, " Eh, loe tau gak? Si B begini, Si C begini, Si D begini?"
Saya tersenyum saja. Mendengarkan kisahnya yang seperti sinetron atau telenovela.
Terkesan 'wah', penuh sensasi dan yahhh isinya itu-itu lagi: gosip dan gosip belaka.
Hampir tak pernah kontak hingga detik ini, saya beryukur, tidak ikut-ikutan arus gosipnya lagi.
Kalau satu saat dia bertanya lagi, " Eh, loe tau gak?"
Saya akan menjawab:
" Gw gak tau dan gw gak harus tau hahaha."
Hidup jangan tambah dibikin rumit,
Mengapa harus memenuhi hari-hari dengan omongan -yang maaf-menurut saya kurang bermutu?
Can we do something better???
"Mau maju, ya jangan ngomongin orang melulu!!!"
Tiba-tiba hati kecil saya berseru kayak gitu.
*Ihhh, tumbennn, pinter yakkk hahaha...*
Lebih baik diam, daripada ngomong yang gak ketentuan juntrungannya...
Bukan begitu? Begitu, bukan?
27-07-2016
Fonny Jodikin @ SG