Sunday, July 24, 2016

Ketika Juli Menyapa...



#Pentigraf (cerpen tiga paragraf)

Juli tak selalu mewarkan keceriaannya. Tak selalu ia menyajikan keharuman semerbak bunga-bunga yang bermekaran. Tak selalu di paginya kuterbangun dengan aroma teh melati kegemaranku. Beberapa kejadian menyedihkan juga pernah menyapa diriku. Sahabat baik berpulang untuk selamanya dan pernah pula kehilangan pekerjaan. Juli, ah, Juli, kau memang menawarkan banyak warna, meskipun terkadang yang kusenandungkan hanya nada duka...

Namun, kali ini kusyukuri datangnya Juli. Dengan sebuah hati yang terbuka untuk sebuah cinta dan kesetiaan yang dengan pasti sudah dikumandangkan oleh Joe kepadaku. Juli, kuberharap kau bersahabat kali ini. Entah mengapa ada keyakinan yang berakar kuat di hati.


Joe, pemuda yang selalu positif terhadap kehidupan ini. Dan itu bukanlah basa-basi. Aku tahu, dia mengalami jauh lebih dari yang sebagian manusia pernah alami. Kursi roda itu jadi saksi, atas kecelakaan yang menimpanya seusai bermain futsal bersama teman kantornya. Tak pernah kuragu, meskipun secara fisik dia tidak sempurna. Ah, aku juga jauh dari sempurna, meskipun secara fisik aku tidak kurang suatu apa. Kudorong kursi roda Joe perlahan dengan senyuman.  Cinta kami memang berbeda dengan cinta pada umumnya. Cinta kami bukanlah cinta biasa. Tapi, terserah apa kata mereka! Yang tahu pasti hati kami, tentunya hanyalah kami berdua. Kusambut pagi di Bulan Juli dengan senyum berseri dan harap di hati. Sebuah cinta hadir di sini. Terima kasih, Juli!

fon@sg
24-07-2016
*pentigraf: cerpen tiga paragraf adalah jenis cerpen yang diperkenalkan oleh Prof. Tengsoe Tjahjono kepada kami semua, penulis Katolik di Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias (KPKDG). Tiga paragraf, singkat padat, tapi tidak mengurangi keutuhan sebuah kisah.
Sangat menarik dan terima kasih buat 'ilmu' baru ini, Prof!

No comments:

Post a Comment