Pertemuan Dengan Anuar
Beberapa bulan yang lalu…
Audrey yang tidak bisa tidur, mengajak aku dan suamiku jalan-jalan. Maunya keluar rumah. Alhasil, karena waktu sudah menunjukkan di atas pukul 9 malam, mau ke mana juga, akhirnya kami ke kolam renang dan club house. Di Club House apartemen ini, ada seorang penjaga (guard), dan di hari Jumat-Sabtu-Minggu, ada seorang Melayu Singaporean bernama Anuar yang bertugas. Kami bertegur sapa dan berkenalan.
Anuar, seorang Bapak dari 2 anak plus, yang satu lagi ceritnya bakal lahir sekitar beberapa bulan ke depan. Dia bersemangat dan kulihat dia tiap jaga membaca buku rohani Islam. Bagus sih untuk mengisi waktu luang.
Kami bercerita tentang banyak hal seputar anak, karena dia cukup mengerti soal susu formula, dokter anak, sampai dokter kandungan istrinya.
Hari ini, kami bertemu lagi…
Kembali karena Audrey masih mau berkeliaran, kami ke Club House. Bersama suami dan anakku, kami melihat Anuar kembali. Ini hari Jumat, jadi dia yang jaga.
Dia amat ramah, kami mengucapkan selamat Idul Fitri kepadanya. Sekaligus dia bercerita tentang bayi laki-lakinya yang baru lahir dan berusia 2 bulan.
Dan dari cerita ngalor-ngidul, aku baru tahu bahwa Anuar bekerja sebagai graphic designer di sebuah percetakan dari Senin-Jumat. Dan Jumat-Minggu dia menjadi security di sini. Dia sangat rajin karena katanya dia berteman dengan banyak orang Chinese Singaporean di sini yang bekerja keras dan mengutamakan pendidikan.
Tidur pun tak cukup, karena shift malamnya mengharuskan dia tidur siang hari. Dan hari Senin menjadi hari yang paling panjang, karena dia selesai kerja jam 6.30 pagi sebagai guard, sementara dia harus bekerja jam 7.30 di percetakan. Tapi dia menjalankan dengan tabah, semangat, dan sangat memotivasi aku…
Dan teringat, ada tertulis di alkitab…
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
--- Roma 12:11
I don’t know… I just got a feeling that akhir-akhir ini, entah karena ritme dan rutinitas sebagai seorang ibu RT, entah karena sempat mengalami beberapa puluh kegagalan dalam aplikasi pekerjaan, dan berbagai kesulitan adaptasi di negeri orang membuatku merasa agak kendor.
Tetap berusaha menelorkan tulisan, tetapi memang terkadang tidak maksimal. Aku masih bisa lebih rasanya…
Melihat Anuar, malam hari ini aku termotivasi. Untuk suatu saat kembali mendapatkan satu kegiatan yang pasti sudah Tuhan sediakan untukku.
Saat ini, biarlah aku tetap rajin menjadi mommy yang baik, menjadi istri yang baik…
Menjadi penulis yang setia di tengah sekecil apa pun kontribusi yang bisa aku sumbangkan bagi Dia.
Kembali ayat itu bergema dalam hatiku…
Layanilah Tuhan…Yah, melayani Tuhan dengan segala yang ada padaku sekaligus dengan segala keterbatasanku. Mungkin belum bisa terlalu banyak, tapi at least aku berusaha kembali mengkonsistenkan diri untuk tidak kendor. Tetap rajin. Melayani Tuhan di mana pun Dia tempatkan.
Pertemuan dengan Anuar, seorang hard working sekaligus low profile membuatku sadar bahwa hidup memang perjuangan. Dan perjuangan itu bukan sekedar kata-kata manis ataupun kalimat motivasi, namun perlu ‘action’ untuk keluar dari comfort zone, untuk keluar dari segala yang membuat kerajinan kendor.
Biarlah roh kita menyala-nyala untuk membakar dunia ini dengan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang fresh from God’s oven yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Keep on fire!
Singapore, 4 October 2008
-fon-
*yang nulis sambil denger CD rohani
No comments:
Post a Comment