30 Menit Menjelang Pagi
Aku berjalan agak lambat.
Hari itu, aku memiliki waktu untuk datang ke misa harian di Saigon Notre Dame Cathedral di pusat
Dinginnya pagi sungguh terasa. Hembusan angin cukup kuat akhir-akhir ini.
Demikian pula pagi itu. Kueratkan sweater-ku, kutuju gereja.
Semua masih gelap. Matahari tak menunjukkan tanda-tanda akan terbit. Kumasuki gereja. Misa belum dimulai, sekitar
Kuikuti misa dengan khusyuk. Terima kasih, Tuhan atas kesempatan ini!
Selesai misa, hampir pukul 6 pagi. Matahari sudah mulai terbit. Entah tepatnya jam berapa, mungkin 05.45? Atau 05.50? Entahlah, aku tak tahu pasti. Yang pasti, malam gelap segera berganti cerianya pagi. Ketika mentari bangun dari peraduannya dan mulai beraktivitas lagi.
Terlintas dalam pikiranku…
Sering, kita putus asa dalam kehidupan karena ‘kegelapan’ yang tengah kita hadapi. Mungkin bentuknya permasalahan, pergumulan, ataupun kegagalan. Terkadang, kita pernah berpikir untuk berhenti. Mengakhiri saja semuanya ini. Padahal, kalau saja kita mau menunggu sebentarrrr lagi, 15, 20, atau 30 menit lagi (read: satu hari, dua bulan, atau tiga tahun lagi, dst…). Mungkin saja saat-saat itulah mentari kembali menyinari kehidupan kita, kegelapan akan sirna, berganti ceria… Terlalu sering, kita tak sabar menanti keindahan janji-Nya… Dengan menyerah, kita tak pernah tahu bahwa akan ada kehidupan yang lebih baik yang sudah Dia janjikan dalam sekejap mata…
Maka, ketika kegelapan tengah melanda..
Tetap berusaha, tetaplah berdoa…
Ya Tuhan, kuatkan hamba…
Dan semoga ketika Sang Mentari terbit kembali dalam hidupku,
aku tetap berkesempatan melihatnya bersama-Mu,
karena aku tak menyerah dan terus memberikan yang terbaik bagi-Mu…
Pulang ke rumah.
Kurasa harapan baru penuhi hatiku.
Terima kasih, Tuhan untuk pagi ini. Semua hanya karena kebaikan dan anugerah-Mu saja.
Selamat pagi, Tuhan. Selamat pagi, dunia!
HCMC, 12 Maret 2012
-fon-
* catatan singkat dari misa hariannya di minggu lalu.. Baru sempat kutuliskan hari ini.