Kuangkat dagu setinggi-tingginya. Mau kutunjukkan pada dunia,
bahwa aku memang orang yang mampu melakukan apa saja. Selalu nomor satu, tak
pernah kalah. Jika ada yang bilang aku salah, mereka harus lihat peraturan
nomor satuku.
AKU TAK PERNAH SALAH!
Aku ingin semua orang mengagumiku. Menganggap aku semacam
‘super hero’ yang serba tangguh. Keinginan itu begitu kuat, agar aku jadi
semacam panutan yang diagung-agungkan semua orang.
Diam-diam ada sisi lain di diriku yang berseru, “Aku capek!”
Sungguh letih dengan ini semua… Seolah ini semacam sandiwara…Mencari
penghargaan yang sia-sia. Apa yang aku
cari selama ini???
Di luar kupasang wajah keras. Ini aku! Serba bisa, tangguh,
pasti mampu. Tak ada yang tahu di balik semuanya itu, pada malam-malam
sendiriku, aku menangis pilu. Kegalauan menerpaku. Aku sungguh lelah
menampakkan gaya
'sok kuat' itu. Di dalam, aku rapuh.
Aku malu terlihat lemah, tanpa daya.
Aku mau semua orang hanya melihatku serba hebat semata.
Tetapi, ternyata aku tak sanggup melakoni semuanya itu
terus-menerus. Tanpa sadar, ada bagian di diriku yang meronta-ronta. Aku tak
kuat lagi. Aku harus cari solusi.
Bagaimanakah caranya?
Dengan rendah hati, hari itu aku mengakui…
Bahwa aku bukanlah orang yang serba hebat. Aku butuh pertolongan!
Karena aku selalu menganggap diriku benar sementara orang lain salah. Aku
selalu merasa mereka tak mengerti diriku, tanpa pernah aku sendiri berusaha
untuk mengerti orang lain. Egoisme di diriku sudah memuncak!
Tuhan, bukalah mata hatiku.
Tak mengapa aku rapuh terutama jika berada di hadapan-Mu,
kuakui semuanya itu. Karena aku bukanlah penguasa semesta, tetapi Engkau!
Aku tak harus menampakkan kekuatanku semata. Tak mengapa
salah, alpa, atau lupa. Gagal pun sebetulnya punya sisi positif tersendiri
juga. Aku selalu bisa belajar dari setiap kejadian di hidupku…
Aku memang rapuh. Karena aku tak pernah merasa dicintai di
dunia ini.
Dalam tangisan dan tetes air mataku, aku mencari-Mu.
Sumber cinta yang takkan pernah kering. Takkan pernah habis…
Semoga mata air cinta-Mu memenuhi diriku yang sesungguhnya
begitu dahaga akan kasih sejati dari-Mu.
Perlahan aku belajar bangkit dari topeng semuku.
Percayakan itu semua hanya kepada-Mu…
Untuk membimbingku melalui semuanya itu. Menerima diriku apa
adanya.
Sebagaimana Engkau mencintai kami semua tanpa syarat.
Tuhan, bantu aku!
28 Agustus 2012
fon@sg
- buat
setiap hati yang mau mengakui kerapuhannya di hadapan-Nya. Tak perlu lagi
memakai kedok ‘sok kuat’ dalam relasi kita dengan-Nya. Bersandar hanya
kepada yang Maha Hebat, Dia memang yang paling dahsyat.