Tuesday, August 28, 2012

FRAGILE (Rapuh)




Kuangkat dagu setinggi-tingginya. Mau kutunjukkan pada dunia, bahwa aku memang orang yang mampu melakukan apa saja. Selalu nomor satu, tak pernah kalah. Jika ada yang bilang aku salah, mereka harus lihat peraturan nomor satuku.
AKU TAK PERNAH SALAH!

Aku ingin semua orang mengagumiku. Menganggap aku semacam ‘super hero’ yang serba tangguh. Keinginan itu begitu kuat, agar aku jadi semacam panutan yang diagung-agungkan semua orang.

Diam-diam ada sisi lain di diriku yang berseru, “Aku capek!” Sungguh letih dengan ini semua… Seolah ini semacam sandiwara…Mencari penghargaan yang sia-sia.  Apa yang aku cari selama ini???

Di luar kupasang wajah keras. Ini aku! Serba bisa, tangguh, pasti mampu. Tak ada yang tahu di balik semuanya itu, pada malam-malam sendiriku, aku menangis pilu. Kegalauan menerpaku. Aku sungguh lelah menampakkan gaya 'sok kuat' itu. Di dalam, aku rapuh.

Aku malu terlihat lemah, tanpa daya.
Aku mau semua orang hanya melihatku serba hebat semata.
Tetapi, ternyata aku tak sanggup melakoni semuanya itu terus-menerus. Tanpa sadar, ada bagian di diriku yang meronta-ronta. Aku tak kuat lagi. Aku harus cari solusi.  Bagaimanakah caranya?

Dengan rendah hati, hari itu aku mengakui…
Bahwa aku bukanlah orang yang serba hebat. Aku butuh pertolongan! Karena aku selalu menganggap diriku benar sementara orang lain salah. Aku selalu merasa mereka tak mengerti diriku, tanpa pernah aku sendiri berusaha untuk mengerti orang lain. Egoisme di diriku sudah memuncak!

Tuhan, bukalah mata hatiku.
Tak mengapa aku rapuh terutama jika berada di hadapan-Mu, kuakui semuanya itu. Karena aku bukanlah penguasa semesta, tetapi Engkau!
Aku tak harus menampakkan kekuatanku semata. Tak mengapa salah, alpa, atau lupa. Gagal pun sebetulnya punya sisi positif tersendiri juga. Aku selalu bisa belajar dari setiap kejadian di hidupku…

Aku memang rapuh. Karena aku tak pernah merasa dicintai di dunia ini.
Dalam tangisan dan tetes air mataku, aku mencari-Mu.
Sumber cinta yang takkan pernah kering. Takkan pernah habis…
Semoga mata air cinta-Mu memenuhi diriku yang sesungguhnya begitu dahaga akan kasih sejati dari-Mu.

Perlahan aku belajar bangkit dari topeng semuku.
Percayakan itu semua hanya kepada-Mu…
Untuk membimbingku melalui semuanya itu. Menerima diriku apa adanya.
Sebagaimana Engkau mencintai kami semua tanpa syarat.

Tuhan, bantu aku!

28 Agustus 2012
fon@sg
  • buat setiap hati yang mau mengakui kerapuhannya di hadapan-Nya. Tak perlu lagi memakai kedok ‘sok kuat’ dalam relasi kita dengan-Nya. Bersandar hanya kepada yang Maha Hebat, Dia memang yang paling dahsyat. 

No comments:

Post a Comment