Wednesday, October 10, 2012

Suatu Hari, Ketika...



Suatu hari, ketika aku sudah begitu lelah berbuat baik.
Dan dorongan untuk berbuat jahat sudah begitu memuncak…
Kucoba tenangkan diri. Jernihkan pikiran.
Serahkan segalanya ke dalam tangan-Mu…
Ah, kusadari, lagi-lagi aku yang keliru…
Tak pantas aku lari dari kasih-Mu dan tak lagi jadi kebanggaan-Mu…
Jangan sampai aku keluar dari rel-Mu.
Tuhan, ingatkan aku…

Suatu hari, ketika aku sudah capek bertindak tulus.
Sementara banyak orang berakal bulus memanfaatkanku demi fulus (baca:uang).
Tak hendak aku juga ikut arus.
Biarlah aku berhenti sejenak, beristirahat barang sebentar saja.
Lalu menjalankan tulusku yang kudapati dari-Mu.
Kekuatan-Mu membantuku hadapi semuanya itu.
Dan kupercaya akan Kauberikan pula kemampuan untuk tak hanya tulus tetapi cerdik sekaligus.

Suatu hari, ketika aku begitu kecewa akan segala usaha yang telah kulakukan tak membuahkan hasil.
Bahkan kenyataan yang ada semakin meruntuhkan kebanggaan diriku yang pernah ada.
Aku kembali kepada-Mu.
Aku bukan seorang pemalas. Aku selalu berusaha.
Dan semoga suatu saat ‘kan kuraih impian-impian itu bersama-Mu.
Mungkin tak selalu sama dengan apa yang ada di kepalaku.
Tetapi kupercaya bahwa Engkau tahu yang terbaik bagiku.

Suatu hari ketika aku begitu kelelahan dengan hidupku.
Kekecewaan beruntun yang begitu jauh dari harapanku.
Bahkan ada keinginan untuk pergi dari dunia ini…
Ya, Tuhan…
Mohonkan kekuatan bagi setiap hati yang pernah merasakan hal ini, bahwa hidup selalu punya sisi lain yang berwarna-warni.
Bukan sekelam yang terlihat saat ini.
Izinkan kami kembali percaya di dalam iman.
Masih ada pelangi menanti di esok hari.

Suatu hari ketika aku begitu muak akan kepalsuan dan kemunafikan di sekitarku.
Juga fitnahan dan prasangka buruk di sekelilingku.
Kuatkan aku hadapi semua itu, Tuhan.
Kusadari suatu hari semua akan berlalu.
Asal aku tetap jujur di dalam-Mu.
Dan jauhkan aku dari tindakan semacam itu.
Aku ingin tetap mengikuti jejak-Mu.

Suatu hari, ketika aku begitu bosan dengan orang-orang sekitarku yang terus menyakitiku.
Aku kembali pada-Mu, serahkan semua rasa sakit hatiku.
Kutahu hanya dari-Mu kutemukan kekuatan dan pengampunan.
Aku pun tak sempurna. Aku pun bisa menyakiti hati sesamaku.
Siapakah aku ini, Tuhan?
Aku pun seorang pendosa sama seperti mereka.
Penghakiman mutlak hanya milik-Mu.

Suatu hari ketika ada dorongan untuk selalu melakukan pembenaran diri. Tuhan, ajar aku bertanggung jawab atas tindakanku.
Aku bisa salah, teramat mungkin malah!
Tetapi tindakan lari dari kesalahan, mencari kambing hitam, lalu kemudian membenarkan diriku sendiri bukanlah hal yang mulia.
Ajar aku bertanggung jawab dan berani mengakui kesalahan, untuk kemudian berusaha memperbaikinya di lain waktu.

Izinkan aku kembali sadari, Tuhan…
Bersama-Mu, setiap hariku adalah baik dalam rencana-Mu.
Tak sedetik pun Kautinggalkan anak-anak-Mu…
Engkau selalu bersamaku…
Setiap hariku, Kutahu Kau ada di situ…

10.10.2012
fon@sg

1 comment: