Tembang
Cinta Kita Episode #5: Someone Like You
Previously
on Tembang Cinta Kita…
Ling yang pingsan masih berada di rumah Tante
Merry. Dia sungguh sedih dengan kenyataan bahwa Glen minta bertemu untuk
memberikan undangan pernikahannya secara pribadi kepada dirinya. Dia sungguh tak tahan. Belum lagi tuntas
sakit hatinya karena putus dari Glen, ternyata begitu cepat Glen akan menikah
dengan Grace. Mama memberikan dukungan. Juga Han, yang sekarang menjadi sahabat
baiknya. Dalam segala permasalahan yang menimpanya, Ling seakan ingin berbicara
dengan bulan. Talking to the Moon ‘Bruno Mars’ menemaninya, seolah tahu
perasaannya. Betapa dia rindu bercakap-cakap dengan Glen seperti dulu dan
berharap Glen ada di bulan sana
dan menanggapi keluh-kesahnya juga. Masih setengah mendesak, Glen menanyakan
kapan mereka akan bertemu….
Jadi, bagaimana kelanjutan kisah ini? Simak di
episode kali ini…
Episode #5:
Someone Like You
Langit yang sama. Mentari yang sama.
Hanya satu yang berbeda. Dirimu yang hilang.
(-fon-)
Hari berjalan pelan. Seolah enggan bergeser. Ataukah
aku yang memperlambat semua prosesnya itu? Mungkin begitu.
Glen tak pernah bertemu denganku lagi. Aku tak mau.
Aku pikir lebih baik dia mengirimkan undangannya via
pos, via TIKI, atau titip teman, atau via apa saja. Tak hendak aku bertemu
dengannya lagi.
Dan hari ini tiba juga. This is their wedding day.
Terbayang Grace yang anggun dalam balutan gaun
pernikahan warna putih bersih, dengan mahkota di kepalanya, dengan ‘make-up’
yang sempurna…
Ah, begitu membuat iri di hati…
Dan Glen, dengan gagahnya… Mengenakan jas hitam
kebanggaannya, kemeja putih bersih dan dasi kupu-kupu… Sungguh menghujam
dadaku!
Tetapi, satu sisi kusadari… Bukankah ketika kumulai
perjalanan bersama Glen, kutahu bahwa ini bukanlah pertandingan yang akan
kumenangkan?
Tetapi mengapa masih terasa begitu menyesakkan?
Perlahan, lagu itu memenuhi kamarku. Kesendirian ini
kembali menemaniku.
Mama sudah kembali ke Jambi. Dan Han juga sudah pulang
ke Australia.
Kini hanya diriku berteman sepi seperti waktu pertama
kali aku putus dengan Glen waktu itu.
Seolah tahu perasaanku, radio kesayanganku Radio Ga
Ga, kembali memutar tembang dari Adele yang
berjudul Someone Like You
I heard, that you're settled down,
That you, found a girl and your married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things, I didn't give to you.
Old friend, why are you so shy?
Ain't like you to hold back or hide from the light.
I hate to turn up out of the blue uninvited,
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I'd hoped you'd see my face and that you'd be reminded,
That for me, it isn't over.
Nevermind, I'll find someone like you.
I wish nothing but the best, for you too.
Don't forget me, I beg, I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead"
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead, yeah.
Aku takkan hadir di pestamu, Glen.
Doaku agar kamu bahagia dengan Grace.
Aku hanya berharap someday,
somewhere, somehow, I could find someone like you…
Seseorang tempatku berbagi kisah hidupku, keluh-kesahku,
juga bahagiaku…
Seseorang tempatku berlabuh, seseorang yang selalu ada
bagiku dalam susah-senangku, sehat-sakitku, untung-malangku…
Bersamaku menjalani sisa hidupku…
Sampai salah satu dari kami harus menutup mata untuk
selamanya…
***
WhatsApp-ku tiba-tiba aktif.
Jarang-jarang
minggu-minggu begini, karena kebanyakan orang menghabiskan waktu bersama
keluarganya.
And to my surprise, it’s Han! Bisa dihitung dengan jari WA-nya
kepadaku. Dalam lima
bulan terakhir ini, sekitar tiga minggu sekali dia mengirim kabar…
Aku sudah
berusaha menepis bayangan akan hubungan romantis yang akan tercipta antara aku
dan Han… Yang kini ada hanyalah persahabatan yang manis. Yang saling menguatkan
dan mendukung. Serta saling mendoakan.
Walau
intensitas kami dalam saling kontak tak begitu sering, tetapi kualitas obrolan
kami cukup mendalam layaknya seorang sahabat akrab…
“ Lagi
apa?”tanyanya
“Lagi denger lagu Adele, Someone Like You.”
Jawabku
“ Kenapa kamu gak pergi sama May, Han? Ini ‘kan Hari Minggu.”
Tanyaku lagi.
“ Oh, May lagi
ke Vietnam.
Balik ke kampung halamannya di Vung Tau,
sebuah pulau tak jauh dari Ho Chi Minh City.”
Jawab Han lagi.
“ Aku lagi
sedih, Han. Hari ini Glen menikah dengan
Grace. Dan rasanya lagu Someone Like You
itu cocok dengan kondisi hatiku. Aku hanya berharap suatu saat akan kutemukan
sosok itu. Hatiku masih hancur banget,
Han. Gak tau harus gimana ke depannya.”
Tanganku
mengetik Blackberryku dengan begitu lancar. Seolah Han sungguh tepat waktu
datang padaku saat ini untuk menjadi sahabat tempatku berbagi seluruh keluh
kesahku, walau hanya via chatting
saja. Dan aku sungguh merasa tidak sendirian, setidaknya masih ada seorang
sahabat yang walaupun dipisahkan benua, tetapi dia tetap setia mendengarkan curahan
hatiku…
“ Jangan
terlalu dipikirkan, Ling. Nanti pasti kamu akan temukan seseorang yang terbaik
buatmu. Kamu gadis yang baik. Glen meninggalkanmu bukan karena kamu perempuan
yang tidak baik… Tetapi, karena dia mengikuti pilihan orangtuanya. Kamu tahu
itu. Jangan sampai itu membuat kamu menjadi ragu akan dirimu sendiri dan
kehilangan kepercayaan dirimu. Aku akan mendoakan kamu.” Jawaban Han itu sungguh membuat lega hatiku.
Sementara itu
tanganku sibuk memencet tombol televisi. Entah mengapa hari itu aku tertarik
membuka saluran Metro TV. Jam menunjukkan pukul 5 sore. Mendadak ada ‘breaking
news’ yang mau tidak mau menarik perhatianku.
Selamat sore pemirsa.
Kali ini kami melaporkan
dari tempat kejadian, adanya truk gandeng yang menabrak mobil pengantin di
daerah Pancoran, Jakarta
Selatan. Tidak jauh dari gedung pernikahan Bidakara. Diperkirakan pasangan
pengantin ini akan melangsungkan acara pernikahan mereka di sana. Namun, apa daya, rencana terhenti
seketika karena kecelakaan naas ini.
Korbannya adalah pengantin
perempuan yang segera dilarikan ke RS terdekat. Nama pengantin wanitanya adalah
Grace……
Berita itu
langsung sayup-sayup kudengar. Tak lagi kuperhatikan kata-kata presenter berita
yang cantik itu. Yang hanya nampak jelas di layar kacaku adalah Glen yang
menangis pilu memeluk Grace yang mendadak tak sadarkan diri dan terbujur kaku.
Bersimbah darah di tengah ramainya lalu lintas di sana.
Aku terdiam.
Menangis.
Glen dan Grace,
kasihan kalian….
Bergegas aku
lapor pada Han…
“ Han, mobil
pengantin Glen dan Grace kecelakaan. Grace dalam kondisi parah diangkut ke RS.”
“Hah? Kasihan
betul! Aku sampai speechless. Kamu
gimana, Ling?”
Tanya Han…
Tak sempat lagi
kujawab pesan WhatsApp-nya…
Aku terdiam.
Terhenyak. Duduk di ranjangku dan memegang kepalaku…
Tetesan air
mata masih mengalir di pipiku…
Tuhan, apa arti
semuanya ini? Tuhan, kasihanilah mereka…
To be
continued…
12.03.2013
fon@sg