December 2013.
Sudah akhir tahun lagi.
Rasanya, begitu cepat waktu bergulir.
Di awal tahun, rasanya baru saja saya mengantar anak kedua kami, Lala masuk sekolah pertama kalinya.
Sekarang sudah selesai kelas playgroup-nya dan tahun depan, siap-siap melangkah ke sekolah baru.
Demikian juga, tanpa terasa, sudah setahun setengah kami kembali lagi di Singapura.
Dan tahun depan, agaknya menjadi babakan baru pula bagi anak pertama kami Odri, sekaligus kami sebagai orangtua, karena Odri akan melangkahkan kakinya menuju 'Primary School' alias Sekolah Dasar.
Akhir tahun. Senantiasa dipenuhi harapan dan syukur untuk tahun depan.
Juga apa yang sudah dialami di dalam kehidupan ini.
Senang, sedih, suka dan duka kita persembahkan kepada Yang Kuasa.
Minggu lalu di sebuah Misa di St. Ignatius Church, sebuah khotbah yang sangat inspiratif dari seorang Pastor muda cukup menggugah saya.
Beliau mengungkapkan bahwa akhir tahun adalah saat yang tepat untuk 'pause', berhenti sejenak dari seluruh kesibukan kita. Jam-jam 'rush hours' yang selalu saja kita jalani.
Setelah 'pause', lalu 'rewind'...
Saat untuk merenungkan tahun ini...
Kilas balik kejadian sepanjang tahun ini...
Apa yang sudah dialami...
Segala yang baik, kita persembahkan kepada Tuhan...
Yang kurang baik, kita benahi, dan kita pun belajar untuk rendah hati...
Bukan rencana kita yang selalu terjadi...
Namun, rencana-Nya yang pegang kendali.
Terlalu sering kita disibukkan ini dan itu.
Minta ini-itu kepada Tuhan.
Menjadi kecewa bahkan marah jika tidak dikabulkan...
Terlalu sering kita memandang Tuhan sebagai asisten yang harus memenuhi seluruh keinginan kita.
Ini pula yang menjadi renungan saya pribadi...
Bahwa ada beberapa rencana yang tidak terealisasi.
Saya pun kecewa.
Namun, di balik itu, mari berusaha sebaik-baiknya untuk percaya kepada Allah.
Bahwa semua itu ada maksudnya...
Bagian saya hanya sabar, tawakal, dan percaya...
Di akhir tahun ini, saya belajar menerima kegagalan ataupun kesedihan yang pernah dialami.
Belajar sabar menerima itu semua sebagai bagian rencana-Nya yang tak terselami pikiran manusiawi.
Saya pun belajar mengharga segala hal yang baik yang ada di kehidupan ini.
Keluarga, tempat berteduh, masih bisa makan tiga kali sehari, masih sehat, anak-anak bisa sekolah, semuanya menjadi bagian kebahagiaan yang patut disyukuri.
Jika terus melihat ke atas, kita akan lupa bahwa masih begitu banyak orang yang teriak kelaparan, tak bisa sekolah, atau saat ini terbaring di Rumah Sakit tanpa daya.
Kita sering menganggap remeh hal yang biasa, baru pada saat kita tak lagi bisa menikmatinya, penyesalan itu datang mendera.
Mari, kita syukuri segala yang ada.
Berjanji untuk lebih baik mengasihi semuanya.
Tetap fokus pada tujuan dan impian yang Tuhan tanamkan di hati kita.
Melakukan yang terbaik yang kita bisa.
Jangan menyerah pada keadaan.
Jangan pula putus asa seolah hidup berhenti pada titik ini saja.
Mari tetap beriman kepada Tuhan.
And welcoming new chapters of life in 2014 with great excitement.
For knowing that God will be there and guide us.
Through every moment of life.
12.12.2013
fon@sg
No comments:
Post a Comment