Hi, how have you been?
Halo, apa kabarmu?
Di sini aku menghitung hari-hari tanpamu.
Berharap kamu ada di situ...
Menghiasi hidupku dengan senyummu.
Tarikan sudut bibirmu yang menampakkan ketulusan yang sulit kucari gantinya bahkan sampai saat ini.
Halo, apa kabarmu?
Di sini aku menghitung hari-hari tanpamu.
Berharap kamu ada di situ...
Menghiasi hidupku dengan senyummu.
Tarikan sudut bibirmu yang menampakkan ketulusan yang sulit kucari gantinya bahkan sampai saat ini.
Hi, how have you been?
Sudah tiga tahun aku kembali ke tempat ini.
Mengenangmu sekali lagi.
Karena aku tahu...
Sampai hari ini, tak lagi mampu kutemukan sahabat sejati seperti dirimu.
Aku menangis di depan makammu, Ric...
Karena aku tahu, takkan ada orang yang bisa mengerti aku.
Seperti engkau memahamiku.
Rico, I miss you...
Sudah tiga tahun aku kembali ke tempat ini.
Mengenangmu sekali lagi.
Karena aku tahu...
Sampai hari ini, tak lagi mampu kutemukan sahabat sejati seperti dirimu.
Aku menangis di depan makammu, Ric...
Karena aku tahu, takkan ada orang yang bisa mengerti aku.
Seperti engkau memahamiku.
Rico, I miss you...
Rasa kehilangan ini bertambah parah seiring
berjalannya waktu...
Kupikir waktu yang akan memulihkannya...
Tetapi ternyata aku keliru, Ric...
Mengapa tambah hari, tambah sulit saja aku melupakanmu?
Padahal memori kebersamaan kita bukanlah dalam jangka waktu yang panjang...
Tetapi, di singkatnya perjumpaan kita...
Tak kusangka engkau sudah menorehkan kesan yang teramat dalam.
Engkau tetap sahabat terbaikku.
Atau mungkin... Lebih dari itu...
Meskipun mungkin kata 'suka' atau 'cinta' tak pernah keluar dari bibir kita...
Tetapi kita tahu apa yang kita rasa...
Kupikir waktu yang akan memulihkannya...
Tetapi ternyata aku keliru, Ric...
Mengapa tambah hari, tambah sulit saja aku melupakanmu?
Padahal memori kebersamaan kita bukanlah dalam jangka waktu yang panjang...
Tetapi, di singkatnya perjumpaan kita...
Tak kusangka engkau sudah menorehkan kesan yang teramat dalam.
Engkau tetap sahabat terbaikku.
Atau mungkin... Lebih dari itu...
Meskipun mungkin kata 'suka' atau 'cinta' tak pernah keluar dari bibir kita...
Tetapi kita tahu apa yang kita rasa...
Aku sempat protes atas kehilangan ini!
Aku sempat meraung waktu tahu bahwa saat-saat mengenalmu adalah saat-saat di mana kamu mempersiapkan kepergianmu.
Kamu dan kanker stadium akhirmu.
Bolehkah aku berandai-andai, Ric?
Seandainya...
Yah, seandainya...
Kugigit bibirku perlahan...
Merasa pahit atas ketidakadilan hidup yang kurang berpihak pada kita.
Tetapi kulihat bayangmu dalam mimpiku, Ric...
Kamu tersenyum. Bahagia.
Itu sudah cukup bagiku.
Kamu sudah terbebas dari penderitaan di dunia.
Aku sempat meraung waktu tahu bahwa saat-saat mengenalmu adalah saat-saat di mana kamu mempersiapkan kepergianmu.
Kamu dan kanker stadium akhirmu.
Bolehkah aku berandai-andai, Ric?
Seandainya...
Yah, seandainya...
Kugigit bibirku perlahan...
Merasa pahit atas ketidakadilan hidup yang kurang berpihak pada kita.
Tetapi kulihat bayangmu dalam mimpiku, Ric...
Kamu tersenyum. Bahagia.
Itu sudah cukup bagiku.
Kamu sudah terbebas dari penderitaan di dunia.
Semilir angin meniup wajahku perlahan.
Sekali lagi kutengadahkan kepalaku ke atas.
Awan-awan biru favoritmu....
Langit putih kesukaanku...
Dan saat aku mengalihkan pandanganku ke bawah, kulihat lagi tulisan di makammu.
RIP
ENRICO FERDIANSYAH.
12-12-1987 - 1-3-2015
Sekali lagi kutengadahkan kepalaku ke atas.
Awan-awan biru favoritmu....
Langit putih kesukaanku...
Dan saat aku mengalihkan pandanganku ke bawah, kulihat lagi tulisan di makammu.
RIP
ENRICO FERDIANSYAH.
12-12-1987 - 1-3-2015
And so many words left unspoken...
Only our hearts knew what we felt...
While so many people misunderstood us...
Let them be...
Let them do whatever they want, right my dear?
'Till today, you're still in my heart.
Only our hearts knew what we felt...
While so many people misunderstood us...
Let them be...
Let them do whatever they want, right my dear?
'Till today, you're still in my heart.
Hi, how have you been, Ric?
Enrico Ferdiansyah, sampai kapan pun kau tetap jadi bagian yang tak terlupakan di hidupku.
Enrico Ferdiansyah, sampai kapan pun kau tetap jadi bagian yang tak terlupakan di hidupku.
Singapura, 1 Maret 2018
Fonny Jodikin
#imwriting...
#mellowmodeon
Fonny Jodikin
#imwriting...
#mellowmodeon
No comments:
Post a Comment