Friday, May 4, 2018

FERRARI DAN SEPOTONG ROTI


 Sekitar sebulan yang lalu…
“Baru belanja, Bu?” Si Mbak menegurku dengan ramah.
Wajah manisnya berhiaskan senyum senada.
“Iya, Mbak.” Aku menjawab dengan tersenyum.
Sesama perantauan, sama-sama dari Indonesia, mungkin mudah merasa akrab.
Aku bertemu dia saat sama-sama mengantar anak kursus. Dia mengantar anak majikannya kembar dan aku? Menunaikan tugasku sebagai Ibu mengantar anak kedua kami kursus Mandarin sebagai Bahasa pilihan yang wajib dijalani di Singapura ini.

“Sudah lama kerja dengan Boss yang ini, Mbak?” Tanyaku.
“Lumayan, Bu. Lumayan orangnya baik, Bu. Senang saya.” Jawabnya
“Baguslah, Mbak.” Timpalku lagi.
“Iya, Bu. Daripada dulu… Bos saya sebelum ini, naiknya Ferrari, tapi buat roti sarapan pagi, saya harus beli sendiri. Mendingan yang ini, Bu… Rumah dan orangnya sederhana, tapi baik sama saya.”

Ah, saya terdiam…
Memang ya, Mbakkkk… Uang itu bukan segalanya.
Kekayaan kalau tidak diimbangi dengan hati, bikin orang jadi begitu itu tadi…
Kepada para pemilik Ferrari, kalau punya Si Mbak ya mbok dikasih rotiiii…
Saya sendiri tidak pakai ART(Asisten Rumah Tangga) di sini.
Saya pun sadar, hubungan Si Mbak- Majikan sampai kapan pun penuh drama dan banyak kisah macam-macam. Ada yang memang Si Mbak-nya baik, majikannya kacau. Ada yang Majikannya sudah superbaik, eh ART-nya yang aneh-aneh…
Tapiii, jika memang berniat pakai pembantu, setidaknya berilah makan yang cukup…

_Anyway_, terima kasih, Mbak buat pelajaran hari itu…
Saya gak akan lupa…
_With or without Ferrari_, berusaha jadi orang yang baik hati…
Yang juga harus bisa tulus dan cerdik, biar tidak dikelabui.
Begitu.
Ya, begitu.

Selamat siang buat semuanya dari Singapura yang mendung dan sering hujan belakangan ini…

Singapura, 24 April 2018…
*Dari sudut relung hati seorang Fonny Jodikin*
*Copas, share? Harap sertakan sumbernya...
* Foto: dari Pinterest.


No comments:

Post a Comment