Sekitar
sebulan yang lalu…
“Baru
belanja, Bu?” Si Mbak menegurku dengan ramah.
Wajah
manisnya berhiaskan senyum senada.
“Iya,
Mbak.” Aku menjawab dengan tersenyum.
Sesama
perantauan, sama-sama dari Indonesia, mungkin mudah merasa akrab.
Aku
bertemu dia saat sama-sama mengantar anak kursus. Dia mengantar anak majikannya
kembar dan aku? Menunaikan tugasku sebagai Ibu mengantar anak kedua kami kursus
Mandarin sebagai Bahasa pilihan yang wajib dijalani di Singapura ini.
“Sudah
lama kerja dengan Boss yang ini, Mbak?” Tanyaku.
“Lumayan,
Bu. Lumayan orangnya baik, Bu. Senang saya.” Jawabnya
“Baguslah,
Mbak.” Timpalku lagi.
“Iya,
Bu. Daripada dulu… Bos saya sebelum ini, naiknya Ferrari, tapi buat roti
sarapan pagi, saya harus beli sendiri. Mendingan yang ini, Bu… Rumah dan
orangnya sederhana, tapi baik sama saya.”
Ah,
saya terdiam…
Memang
ya, Mbakkkk… Uang itu bukan segalanya.
Kekayaan
kalau tidak diimbangi dengan hati, bikin orang jadi begitu itu tadi…
Kepada
para pemilik Ferrari, kalau punya Si Mbak ya mbok dikasih rotiiii…
Saya
sendiri tidak pakai ART(Asisten Rumah Tangga) di sini.
Saya
pun sadar, hubungan Si Mbak- Majikan sampai kapan pun penuh drama dan banyak
kisah macam-macam. Ada yang memang Si Mbak-nya baik, majikannya kacau. Ada yang
Majikannya sudah superbaik, eh ART-nya yang aneh-aneh…
Tapiii,
jika memang berniat pakai pembantu, setidaknya berilah makan yang cukup…
_Anyway_, terima kasih, Mbak buat
pelajaran hari itu…
Saya
gak akan lupa…
_With or without Ferrari_, berusaha jadi orang yang
baik hati…
Yang
juga harus bisa tulus dan cerdik, biar tidak dikelabui.
Begitu.
Ya,
begitu.
Selamat
siang buat semuanya dari Singapura yang mendung dan sering hujan belakangan
ini…
Singapura,
24 April 2018…
*Dari
sudut relung hati seorang Fonny Jodikin*
*Copas, share? Harap sertakan sumbernya...
* Foto: dari Pinterest.
No comments:
Post a Comment