Dear all...
Apa kabar? Salam dari Singapura!
Kesibukan menjaga Audrey bikin g hampir gak bisa menulis. Capek, repot, sekaligus menyenangkan. Campur aduk lah perasaannya...
Ini adalah tulisan deadline g untuk majalah Shalom Betawi, entah udah diterbitkan atau blm, kalo gak bln ini, yah bln depan...
Enjoy yah...
GBU all...
-fon-
The tiny thing called ENVY…
Dear my citylighters…
Greetings from Singapore!
Gimana kabarnya neh? G harap baek2 aja n sehat2 selalu sehingga bisa menebarkan kasih di mana pun kamu ditempatkan…
Kali ini, g pengen mengangkat satu hal, satu hal sederhana yang namanya ENVY. Iri hati…
Mungkin ada beberapa yang defensif n bilang, ENVY? Iri hati? Apaan tuh? Gak pernah tuhhh terjadi pada diri gue…
Or mungkin komentar kamu, iri hati? Bukan gue bangetss deh…
Namun, mungkin gak jarang diantara kita yang punya pengalaman iri hati dan rasanya kesellll setengah mati dan gak damai sejahtera karena rasa iri ini…Mungkin itu salah satu di antara kamu?
Ketika keadaan ekonomi yang pas-pasan, balik ke taon2 awal g kuliah di Jakarta, g merasa amat mudah untuk g mengucap syukur dan berterima kasih. Makan mie goring tektek pun g syukuri karena at least g masih bisa makan. Bisa makan di burger di restoran siap saji juga bikin g mensyukurinya karena itu jarang2 terjadi. Pokoknya hal-hal kecil begitu gampang membuat g tersentuh akan kasih Tuhan yang gak berhenti dalam hidup g, even di saat itu g belum menjadi Katolik.
Dan kemudian abis kuliah, g kerja. Di dunia kerja, mulai dengan gaji yang standarlah, gak gede untuk fresh graduate, g tetep mensyukurinya.
Dan karir semakin naik, naik dan naik. Kerjaan tambah stress, gaji makin gede berimbang dengan stress yang dialami, dan tanpa g sadari, g semakin sulit mengucap syukur. Harus usaha deh pokoknya untuk tetap berada pada kondisi berterima kasih padaNya geto loh…
Di saat itu g teringat, dengan gaji yang udah cukup lumayan, g masih terkadang masih merasa kurang dan kalo denger orang lain gajinya lebih tinggi dari g, ada ambisi dan ada rasa tidak puas, yang g sadari, akar dari si ENVY ini…
How about you? Pernah ngalamin saat-saat seperti itu?
Atau… dalam hal lain? Cek your feeling about this things, gimana perasaan kamu ketika:
• Kamu sedang berada dalam bus kota tanpa AC, kepanasan donk judulnya… Dan tiba-tiba saja di sebelah kamu di lampu merah, ada seorang perempuan duduk dalam mobil BMWnya disopirin lageee sambil memegang minuman dingin di tangannya… Gimana perasaanmu??
• Kertas ujian mata kuliah A baru saja dibagikan. Kamu mendapat nilai 70. Kamu merasa senang, karena kamu expect nilaimu lebih rendah dari itu. Dan tiba-tiba saja teman akrabmu menunjukkan kertas ujiannya dan bertuliskan angka 90 padahal dia nyontek punyamu. Gimana perasaanmu??
• Kamu seorang cewek muda, memandang pantulan wajahmu di kaca rias rumahmu. “ Ah, wajahku gak jelek2 amat… Lihat alisku yang lumayan rapi ini… Senyumku juga manis,” Lalu kamu keluar rumah dan mampir di sebuah mall tempat selebriti seluruh Jakarta sering ngumpul. Di situ kamu berpapasan dengan seorang model, sebut saja Nadya Hutagalung, yang cuantikkk- langsinggg- tinggi- putihh bersih. Masih merasa bangga akan diri sendiri, ato merasa kebanting dengan si model?
• Kamu baru mulai kerja barengan sama temanmu yang baru lulus juga. Selama 1 taon di perusahaan yang sama, kalian sama2 terus dan keliatannya kerjanya temanmu gak sebagus kamu. Itu kata atasan langsungmu. Namun, ketika kenaikan gaji, temanmu bilang padamu kalo dia naik 30%, sementara kamu hanya 5%. Ketika kamu protes pada atasan langsungmu, dia bilang dia gak bisa melakukan apa2, karena itu keputusan manajemen yang lebih tinggi… How’s your feeling?
Banyak hal lagi yang bisa kita tuliskan sebagai contoh, gimana rasa iri itu bisa menyerang dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin hari ini kita merasa cukup, merasa puas dengan kondisi kita, namun sesaat sesudah kamu tau teman kamu, sodara kamu, tetangga kamu memiliki sesuatu yang lebih dari kamu, itu lah saatnya kamu memeriksa batinmu, apakah rasa syukur itu masih ada dan mewarnai hatimu, atau sebaliknya the tiny little thing called envy mulai memasuki bagian hatimu secara perlahan2?
G menyadari, di kondisi hidup di kota besar seperti Jakarta, di mana kalo satu orang hebat, yang lebih hebat banyak… Juga kalo ada satu orang kaya, yang lebih kaya juga banyak (unless dia orang terkaya di negeri kita yah hehe…), butuh perjuangan untuk mengucap syukur agar jauh dari si ENVY ini.
Namun, kita kan anak-anak terang, yang mau berusaha untuk lebih baik, karena di alkitab udah dikatakan:
Yak. 3:14
Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
Yak. 3:16
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Kutipan dari Yakobus 3 itu mengingatkan g, untuk gak menaruh rasa iri dalam hati g. G gak memungkiri kalo perasaan iri itu pernah ada, mungkin pernah mendominasi hati g for short period of time, tapi dengan kesadaran juga g mohon ampun kepada Tuhan, dan kembali g ingin mengucap syukur karena g tau kondisi iri hati alias envy itu bakal bikin kekacauan dan bikin kita mikir macem2 dan gak jarang pikiran itu menuju kepada perbuatan jahat…
Belajar mensyukuri apa yang g punya dan gak mengingini yang bukan merupakan hak g, itu akan g perjuangkan. Kareng g percaya, kalo itu semua bukan milik g, tapi milik Tuhan yang dipercayakan kepada g… Kalo Dia mau berikan, pasti diberikan. He knows what’s best for us.
Di akhir tulisan ini, g teringat akan seorang tua yang g temui di jogging track di belakang rumah. Dia, di tengah kota Singapore yang sibuk n cosmopolitan ini, naik sepeda dengan santainya, minum ketika haus dan berhenti untuk membaca koran. G liat apa yang dia juga punya radio kecil untuk menemai perjalanan dia.
Dia mensyukuri apa yang dia punya, hidup apa adanya. Mungkin, kita harus banyak belajar dari orang seperti dia, mensyukuri apa yang kita miliki sehingga that little thing called envy gak mendominasi hari-hari kita.
Bersyukur dan berterima kasih kepadaNya yukkk…!
God bless you all…
Singapore, April 2007
-fon-
No comments:
Post a Comment