Being Mom: Baby Sitter
Setelah sekian tahun mengurus anak sendiri tanpa pengasuh anak atau yang biasa dikenal sebagai ‘baby sitter’ atau ‘nanny’, akhirnya dalam kehamilan yang kedua ini kami memutuskan untuk mencari seseorang yang bisa membantu kami.
Perburuan ‘nanny’ itu sendiri sudah saya lakukan jauh-jauh hari ketika kami berada di
Saya hanya menghela nafas, menjawab singkat: “ Gak pa-pa, mungkin kita gak jodoh.” Agak kesal sebetulnya, tetapi memutuskan untuk berpikir positif. Kalau dibawa ke
Sesampainya di Vietnam, saya lalu mencari-cari adakah yang cocok buat kami. Kendala bahasa yang selalu jadi problem, karena tak banyak yang bisa Bahasa Inggris. Sementara Bahasa
Sudah interview beberapa orang di HCMC, yang pada menit-menit terakhir kemudian mengundurkan diri. Apa pun alasannya. Dua minggu lalu, dia bilang masih bekerja pada majikannya lalu bilang majikannya tidak memberi izin pindah. Yang Senin lalu saya ‘interview’ juga bilang tidak sanggup di hari ini (hari di mana dia janji akan mulai bekerja) karena takut dia tidak mengerti bahasanya (karena dia hanya bicara dalam Bahasa
Saya sedikit bingung, garuk-garuk kepala.
Hmmm, mengapa begini sulitnya? Apa memang saya tidak boleh punya pembantu, Tuhan? Dari sempat kesal, marah, lalu nyengir saja. Mau bilang apa? Sebetulnya saya masih beruntung ada orangtua yang membantu saya dan anak pertama saya sudah sekolah. Jadi, memang tidak begitu parah. Tetapi kendalanya ya koq adaaaa saja…
Memutuskan memakai BS atau pembantu setelah sekian tahun tanpa mereka, jujurnya juga merupakan keputusan besar. Karena kami kehilangan ‘privacy’ dan juga harus lebih hati-hati tentunya. Tak bisa lagi sebebas-bebas yang kami mau. Dan proses adaptasi yang kami perlukan juga tidaklah gampang. Tetapi, tanpa bantuan mereka, agaknya kami akan kerepotan juga.
Jadilan suatu dilema.
Sampai hari ini, ketika saya tengah menghitung hari kelahiran anak kami yang ke-2. Saya masih belum menemukan seorang BS ataupun ‘maid’ yang bisa membantu kami. Siang ini akan ada satu ‘interview’ lagi. Saya hanya bisa tertawa dalam hati, berdoa, semoga cocok ya, Tuhan! Kalau tidak? Ya, siap-siap urus sendiri, tokh di banyak negara maju seperti Jepang, Australia, Amerika Serikat, atau Eropa, di mana harga pembantu atau ‘nanny’ selangit…
Ya, Tuhan, kuatkanlah hamba-Mu. Terjadilah padaku seturut kehendak-Mu. Aku berdoa memang jika seseorang yang Kaukirimkan kepada kami itu memang hendaknya membantu kami, bukan menambah runyam keluarga kami. Karena tak jarang pula, pembantu yang harusnya membantu itu malah membuat masalah dan bikin kepala serasa mau pecah…
So, still wanted: A Nanny…J
-fonny jodikin-
*curhat seorang mami dalam mencari seorang ‘nanny’ J Tetap percaya, God will give the bestJ
aku jugo belom dapet ce hihihi...
ReplyDelete@ Femi: aku mungkin udah dapet, Fem. Tapi krn belum mulai, jadi ragu hahaha... We'll c... Smoga dapet yang lumayan yoo:) Femi jg...mogo2 dpt yang bantuin...
ReplyDeletePembantu banyak Fon....cuman yang sayang sama anak itu yg syusyah.....akupun hrs siap2 hunting lagi krn pembantuku Mei mau ikut suaminya kerja di Malaysia. Yo weslah...kalau perlu ya resign....and ngurus anak...eng ing eng....! Tp yang penting moga2 lairannya berjalan baik ya Fon....I'll pray for you....:)
ReplyDelete@ Mbak Tina: Amin, Mbak:) Ma kasih ya buat banyak cinta dan doanya:) Moga2 dapet yang baik, Mbak... Kalo gak emang mungkin jatahnya ngasuh sendiri:) Aku juga ngasuh sendiri gak pa2, cuma awalnya mungkin kerepotan krn kan udah 2:)
ReplyDeleteGBU yaa....pray for u too:)