Wednesday, December 7, 2011

Topeng


Topeng

Tidakkah kau lelah, sahabat?

Bertopeng senyum palsu, berkedok kemunafikan? Sementara di balik semua itu, kutahu mereka hanya semu. Yang ada hanyalah ucapan-ucapan pembenaran diri yang menganggap dirimu rendah hati, tidak sombong, dan baik budi? Juga dirimu yang seolah suci tak pernah bergunjing sana-sini, hanya mengutarakan kebaikan saja? Aku tahu, aku tak berhak menilaimu…. Tetapi, aku juga tahu, di balik semua itu… Ada banyak, bahkan terlalu banyak topengmu.

Aku bukan orang yang tak kenal dirimu.

Sudah lama kita saling kenal dan bersahabat. Jika ingin kaupasang topeng itu, pasanglah hanya pada orang-orang yang baru. Jangan padaku. Aku rindu, bersahajanya dirimu. Sederhananya kamu. Betapa indahnya persahabatan kita tanpa belenggu. Topeng dan kedok yang kaupaksakan dan terus mengelabui duniamu.

Aku kangen masa-masa itu.

Saat kita saling bercengkerama hanya dengan dua cangkir kopi dan teh saja. Sebungkus biskuit murah yang kita beli dari warung sebelah. Di beranda rumah, sambil memandang langit yang cerah. Akankah terulang lagi? Entah…

Aku senang akan apa adanya dirimu dulu…

Kita bukan orang yang sempurna. Dan kita tak perlu jadi sempurna. Yang sempurna dan tanpa cacat cela hanyalah Yang Kuasa. Dengan segala kekuranganku dan kekuranganmu, kita-sepasang sahabat karib- hanya tertawa…Kita masih manusia…

Kini, tak kukenali lagi dirimu..

Hartakah yang membuatmu begitu? Atau pergaulan yang mengubahmu?

Aku masih tak tahu…

Di termangunya diriku, kuharap suatu saat kau akan kembali seperti dulu…

Mungkin harapku terlalu tinggi, tak mengapa, tetap kunanti di suatu saat nanti… Saat kausadar bahwa semuanya itu hanyalah sementara.

Diriku masih sama, menunggumu kembali…

Lepaskan topeng dan kedok yang tebal di wajah manismu. Berlapis-lapis banyaknya.

Menutupi senyum ikhlas dan kesederhanaanmu. Yang ada selalu. Di suatu masa. Dulu.

Tetap kutunggu,

Aku - Sahabatmu.

HCMC, 7 Desember 2011

-fon-

* demi persahabatan, kutuliskan kisah ini. Bukan kisah pribadi 100%, tapi pernah dan bahkan amat mungkin terjadi. Going back to the core of friendship. Friends forever…

No comments:

Post a Comment