Tidak setiap hari dipenuhi
rasa syukur.
Setidaknya itu yang
terjadi pada diri saya. Entahlah dengan Anda :)
Saya berusaha untuk selalu
bersyukur, namun nyatanya sering juga menemui kegagalan.
Setiap hari, ada saja
hal-hal yang seolah menghalangi saya untuk bersyukur.
(Hmmm, mulai excuse neh,
kayaknya hahaha…)
Halangan terbesar itu ada
di dalam diri.
Terkait dengan Si Iri Hati
yang mendadak sering muncul tanpa diundang…
Juga rasa sakit hati yang
terkadang menarik-narik diri saya untuk kembali berkubang di masa silam.
Belum lagi, rasa
mengasihani diri sendiri (buat cewek yang melo
ini mungkin sering terjadi)…
Kesian deh gue,
kurang cantik, kurang tinggi, kurang putih, kurang mulus kulitnya, dan
lain-lain, dan sebagainya…
Padahal….
Mari kita telaah…
Mari kita telaah…
Di luar segala kemudahan
dunia di zaman modern sekarang ini.
Gadget, perjalanan yang
makin mudah karena alat transportasi makin canggih…
Masih banyak insan yang
terkepung dan terkurung dalam kesendirian.
Kesepian dalam hati yang
tak terucapkan.
Pilu, menelan kebisuan
Sang Sepi yang selalu muncul dan muncul kembali….
Rasa syukur seolah menjadi
barang langka.
Apakah kelangkaan itu
benar adanya?
Apakah begitu sulit
mensyukuri rahmat Sang Pencipta?
Apakah kesehatan yang kita
nikmati hari ini, bisa bangun tidur dan bernafas lancar, bukanlah merupakan
anugerah-Nya?
Bagaimana dengan liburan,
yang meskipun tidak sehebat sahabat kita-Miss Seleb- yang ke Italia misalnya,
namun kita bisa berlibur dengan keluarga tercinta ke Yogyakarta atau Bali?
Yang penting kebersamaan
atau gengsi?
Mungkin pada mulanya saya
mensyukuri tas yang dibelikan oleh suami. Harganya mungkin hanya Rp.200.000,- Lalu, mendadak minder ketika
diperhatikan oleh seorang yang tidak terlalu saya kenal, tetapi memakai tas ‘Hermes’
seharga di atas seratus juta itu?
Mungkin, awalnya mudah
untuk bersyukur.
Lalu, karena orang-orang
sekitar dan pergaulan, mendadak rasa syukur itu begitu mudah meluap di udara.
Kemudian hilang tak
bersisa.
Berganti keluh-kesah dan
rasa mengasihani diri semata.
Di siang yang sejuk ini,
saat hujan turun rintik-rintik…
Kusyukuri hujan ini,
menghapus ‘gerah’ yang ada di sepanjang hari…
Kusyukuri kehadiran
anak-anak yang memberi warna tersendiri…
Kusyukuri suami dan
keluargaku, sanak-saudaraku…
Kusyukuri masih bisa makan
tiga kali sehari…
Kusyukuri masih bisa
beraktivitas dengan baik…
Kusyukuri kesehatan yang
begitu mahal harganya…
Kusyukuri satu hari lagi
yang Dia berikan kepadaku, kepadamu, kepada kita…
Kusyukuri semua kejadian
satu per satu di hidupku, semua itu terjadi pasti ada maksud dari-Mu…
Hmmm,
ternyata mengungkapkan rasa syukur itu tak sesulit yang kukira.
Yang perlu kulakukan hanya
memulainya saja.
Rasa iri dan sakit hati,
semoga bisa kukendalikan…
Kuserahkan kepada Yang
Kuasa…
Yang mampu sembuhkan
segala luka…
Kunikmati hari lepas hari…
Terima kasih, Tuhan, dari
lubuk hati.
7 Agustus 2014
fon@sg
No comments:
Post a Comment