Wednesday, August 6, 2014

Rasa Syukur




Tidak setiap hari dipenuhi rasa syukur.
Setidaknya itu yang terjadi pada diri saya. Entahlah dengan Anda :)
Saya berusaha untuk selalu bersyukur, namun nyatanya sering juga menemui kegagalan.
Setiap hari, ada saja hal-hal yang seolah menghalangi saya untuk bersyukur.
(Hmmm, mulai excuse neh, kayaknya hahaha…)
Halangan terbesar itu ada di dalam diri.
Terkait dengan Si Iri Hati yang mendadak sering muncul tanpa diundang…
Juga rasa sakit hati yang terkadang menarik-narik diri saya untuk kembali berkubang di masa silam.
Belum lagi, rasa mengasihani diri sendiri (buat cewek yang melo ini mungkin sering terjadi)…
Kesian deh gue, kurang cantik, kurang tinggi, kurang putih, kurang mulus kulitnya, dan lain-lain, dan sebagainya…

Padahal….
Mari kita telaah…
Di luar segala kemudahan dunia di zaman modern sekarang ini.
Gadget, perjalanan yang makin mudah karena alat transportasi makin canggih…
Masih banyak insan yang terkepung dan terkurung dalam kesendirian.
Kesepian dalam hati yang tak terucapkan.
Pilu, menelan kebisuan Sang Sepi yang selalu muncul dan muncul kembali….
Rasa syukur seolah menjadi barang langka.
Apakah kelangkaan itu benar adanya?

Apakah begitu sulit mensyukuri rahmat Sang Pencipta?
Apakah kesehatan yang kita nikmati hari ini, bisa bangun tidur dan bernafas lancar, bukanlah merupakan anugerah-Nya?
Bagaimana dengan liburan, yang meskipun tidak sehebat sahabat kita-Miss Seleb- yang ke Italia misalnya, namun kita bisa berlibur dengan keluarga tercinta ke Yogyakarta atau Bali?
Yang penting kebersamaan atau gengsi?
Mungkin pada mulanya saya mensyukuri tas yang dibelikan oleh suami. Harganya mungkin hanya  Rp.200.000,- Lalu, mendadak minder ketika diperhatikan oleh seorang yang tidak terlalu saya kenal, tetapi memakai tas ‘Hermes’ seharga di atas seratus juta itu?

Mungkin, awalnya mudah untuk bersyukur.
Lalu, karena orang-orang sekitar dan pergaulan, mendadak rasa syukur itu begitu mudah meluap di udara.
Kemudian hilang tak bersisa.
Berganti keluh-kesah dan rasa mengasihani diri semata.

Di siang yang sejuk ini, saat hujan turun rintik-rintik…
Kusyukuri hujan ini, menghapus ‘gerah’ yang ada di sepanjang hari…
Kusyukuri kehadiran anak-anak yang memberi warna tersendiri…
Kusyukuri suami dan keluargaku, sanak-saudaraku…
Kusyukuri masih bisa makan tiga kali sehari…
Kusyukuri masih bisa beraktivitas dengan baik…
Kusyukuri kesehatan yang begitu mahal harganya…
Kusyukuri satu hari lagi yang Dia berikan kepadaku, kepadamu, kepada kita…
Kusyukuri semua kejadian satu per satu di hidupku, semua itu terjadi pasti ada maksud dari-Mu…

Hmmm, ternyata mengungkapkan rasa syukur itu tak sesulit yang kukira.
Yang perlu kulakukan hanya memulainya saja.
Rasa iri dan sakit hati, semoga bisa kukendalikan…
Kuserahkan kepada Yang Kuasa…
Yang mampu sembuhkan segala luka…

Kunikmati hari lepas hari…
Terima kasih, Tuhan, dari lubuk hati.

7 Agustus 2014
fon@sg




No comments:

Post a Comment