Friday, November 2, 2007

Mataku kini memandangi Jalan-Jalan Penuh Keindahan (2)

Harta Karun Sepanjang Perjalanan

Gede Prama mengisahkan sebuah buku yang dibaca, The Alchemist karya Paulo Coelho. Intinya menceritakan seorang anak kecil , bernama Santiago yang bermimpi harus pergi ke Piramid di Mesir karena ada harta karun yang siap digali dan ditemukan. Mimpi itu terus hadir berulang-ulang. Dan Santiago menuruti mimpinya. Pergilah ia ke pelabuhan, dan di sana dia ditipu orang sehingga uangnya habis dan dia menjadi sengsara. Akhirnya dia diterima menjadi pegawai di toko kristal, di mana ia belajar kehidupan dengan membersihkan kristal. Setelah uang terkumpul, ia menyeberangi gurun pasir dengan kendaraan yang ada saat itu.
Ada pertempuran dahsyat di gurun, dan perjalanannya terhenti di sebuah Oasis. Di sini ia terhenti lama, sampai menemukan Fatima yang bersedia menjadi kekasihnya. Dia juga bertemu the alchemist (orang bijak yang sudah menemukan misi hidupnya) yang menjadi guru Santiago.

Setelah bosan menunggu perang berakhir, Santiago berangkat ditemani gurunya ke Mesir. Di tengah jalan, lagi-lagi dia terkena sial, dia ditangkap sekelompok pasukan perang dan diancam dibunuh. Untuk memperpanjang waktu, the alchemist mengatakan kalau Santiago adalah seorang alchemist yang bisa mengubah diri menjadi angin yang bisa merontokkan segalanya dalam tiga hari. Santiago ketakutan, dan dengan terpaksa karena dirinya bukan alchemist, dia berdoa dan bermeditasi. Alhasil, hari ketiga tiba, dia berhasil mendatangkan angin yang meruntuhkan tenda. Bebaslah ia dari ancaman kematian.

Lalu akhirnya ia sampai di Piramid. Ia menggali dan terus menggali. Tiba-tiba datang orang yang curiga: cari apa? Santiago yang polos itu menceritakan kalau dirinya tengah mencari harta karun. Orang asing tadi curiga, jangan-jangan sebagian harta sudah diketemukan. Dirampas dan dibukalah tasnya. Di sana tersisa emas hasil pemberian gurunya. Melihat hasil itu, dipukulilah Santiago agar ia menggali lebih keras. Hasilnya, tanah-tanah kosong. Semakin ia tidak menemukan yang dicari, makin berat siksaan yang diterima. Dalam kesedihan yang mendalam ini, tiba-tiba ia protes keras dengan sang hati: bagaimana hati bisa bohong padanya?Bukankah gurunya mengatakan suara hati adalah suara yang tertinggi?

Lama diratapinya nasibnya. Sampai akhirnya ia sadar bahwa sebenarnya dirinya sudah menemukan harta karun kehidupan di sepanjang perjalanan yang dilalui. Ketika dirampok di pelabuhan, untuk pertama kalinya, ia tahu lebih banyak tentang manusia lengkap dengan kenaifannya. Kala bekerja di toko kristal, ia tidak saja belajar membersihkan kristal, namun juga membersihkan hati dan pikiran. Dalam perjalanan menuju Oasis, ia tahu kalau gurun pasir adalah lambang kebijaksanaan yang amat tua. Di situ pula, ia bertemu cinta yang agung dan tinggi bersama Fatima. Bersama gurunya, the Alchemist, Santiago tidak saja tahu kalau ada orang yang bisa mengubah logam jadi emas, tapi juga dibantu untuk menemukan misi hidupnya. Ketika ditangkap, dengan keterpaksaan yang tinggi ia belajar berdoa.

Gede Prama menuliskan: ternyata harta karun kehidupan tercecer di sepanjang perjalanan. Tidak sedikit yang mengira kalau harta karunnya ada di tempat tujuan. Ada yang menganggap baru bahagia setelah pensiun. Dan seteleh pensiun, mereka malah ditunggu penyakit, stres dan kematian. Ada yang berasumsi kalau hidupnya akan berarti jika anak-anak sudah selesai sekolah dan bekerja. Ternyata setelah anak bekerja, mereka berkeluarga dan sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang yakin kalau duduk di kursi tertinggi adalah kekayaan tertinggi. Begitu digergaji kiri dan kanan, dijatuhkan oleh ini itu, diterjang aneka skandal, mereka baru tahu kalau kursi panas itu tidak jauh berbeda dengan neraka.

My own reflection on this article …
Kita tidak perlu menunggu sampai keadaan sempurna baru bahagia. Karena keadaan tidak akan pernah sempurna. Apa yang kita bisa lakukan adalah ‘just enjoy it along the way’.
Sesuatu yang kita kira merupakan tujuan akhir hidup kita, merupakan harta karun kita dan kita perjuangkan dengan sungguh, belum tentu menjadi momentum yang paling membahagiakan. Karena harta karun kehidupan kita tercecer, bak sebuah puzzle dengan kepingan-kepingannya, ada di setiap bagian dari perjalanan hidup kita. It’s a part of the journey called LIFE.

Keadaan yang terburuk yang pernah terjadi, apabila kita telaah lebih lanjut, terkadang merupakan suatu cara dari yang kuasa untuk mendewasakan kita secara iman. Terkadang, pada saat kita mengalaminya, karena terlalu sedih atau terlalu menyakitkan, kita cenderung tidak mampu melihat rahmat yang tersembunyi di balik semua itu.
Jadi, apa yang kita anggap merupakan sesuatu yang buruk, mungkin tidak seburuk apa yang kita pikirkan. Tetap berusaha mencari, harta karun apa yang Tuhan sembunyikan dari kejadian-kejadian ini? Dan berusaha menemukan harta karun yang sudah Tuhan berikan melalui setiap detik kejadian dalam hidup kita. Everything happens for a reason.

Di masa lalu, Tuhan sudah berikan harta karunNya. Di hari ini, Tuhan juga menebar harta karunNya. Dan di masa depan, serpihan harta karun itu juga masih tetap ada.
Past, present, and our future adalah kepingan puzzle harta karunNya yang tersembunyi di balik semua peristiwa yang terjadi. Cukup pekakah kita menyadari setiap harta karunNya itu?

Singapore, 2 Nov 2007
-fon-

No comments:

Post a Comment