Lirik Lagu T. Prawit – Mengheningkan Cipta
Dengan seluruh angkasa raya memuji
Pahlawan negara
Nan gugur remaja di ribaan bendera
Bela nusa bangsa
Kau kukenang wahai bunga putra bangsa
Harga jasa
Kau Cahya pelita
Bagi Indonesia merdeka
Lagu ini mungkin sudah kita nyanyikan ratusan kali. Mungkin, tidak semua dari kita tahu siapa pencipta lagunya. Tak sepopuler pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, W. R. Supratman padahal sama-sama dinyanyikan ketika Upacara Bendera. Hari ini, ketika menonton acara upacara bendera bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-65, saya tiba-tiba teringat pahlawan-pahlawan yang telah gugur membela negara Indonesia tercinta. Bagaimanakah perasaan mereka saat ini, jika mereka masih hidup? Atau, bila ada alat komunikasi yang menghubungkan mereka di alam sana dengan kita yang masih hidup di dunia ini lewat suatu interview, bagaimana tanggapan mereka: akankah mereka bangga, bahagia, atau malah bersedih melihat kondisi negeri tercinta saat ini?
Tetapi, sebagaimana layaknya para pahlawan itu berjuang tanpa pamrih, saya asumsikan mereka tetaplah berbahagia karena mereka sudah membawa Indonesia ke gerbang pintu kemerdekaannya. Namun, seperti banyak status Fesbuk sobat-sobat saya yang menyatakan kemerdekaan itu hanya dinikmati oleh segelintir orang atau karena masih banyak orang yang tidak menunjukkan jiwa merdeka mereka dalam hidup ini, mungkin pulalah mereka kecewa. Sama seperti beberapa dari kita.
Indonesia memang belum merdeka dari kemiskinan, belum merdeka dari buta huruf dan kebodohan yang masih melilit sebagian masyarakat yang tak punya uang yang tak sempat sekolah. Saya bukanlah ahli politik, tetapi saya pun melihat masih banyak yang kecewa juga dengan penyelenggaraan negara ini. Semua kecewa, gundah, gelisah, kita simpan di dada. Mungkin tak pernah terucapkan sama sekali. Mungkin hanya diam dan memaki di belakang, tanpa pernah berani ungkapkan ke luar. Bagi saya pribadi, keadaan saat ini mungkin penting, tetapi tidaklah sepenting niatan baik dari tiap individu di negeri tercinta ini untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Menjadi orang yang lebih berguna bagi bangsa ini. Bila Anda dikaruniai kuasa untuk memimpin sebagian rakyat atau bahkan seluruh rakyat Indonesia, semoga Anda menjadi pribadi yang semakin baik dan bijaksana dalam membimbing negara dan bangsa yang besar dan (seharusnya) kaya-raya ini. Bila teritori Anda saat ini hanyalah seorang mahasiswa atau karyawan kantor, silakan Anda berusaha menjalani peran Anda dengan baik. Begitupun dengan ibu rumah tangga, anak, juru masak, tukang ojek, sopir bus, sopir taksi, manager, atau direktur. Jalankanlah seluruh kewajiban yang dipercayakan kepada Anda dengan lebih baik lagi.
Daripada terus mengomel, marah, memaki, saya terus berpikir dan menghimbau….Ubahlah yang bisa diubah. Diri sendiri. Dengan tiap individu berusaha jadi yang lebih baik, jadi yang terbaik dari diri kita sendiri, moga-moga keluarga kita menjadi lebih baik. RT kita, RW kita, kampung kita, menjadi lebih baik. Dengan demikian propinsi kita menjadi lebih baik dan syukur-syukur negara kita menjadi negara yang patut dibanggakan.
Saya kira, itulah yang bisa kita lakukan saat ini. Semoga tulisan ini menyentuh banyak hati untuk jadi lebih baik, sehingga Indonesia suatu hari nanti bisa menjadi Indonesia yang kita banggakan.
Merdekalah, Indonesiaku!
Jakarta, 17 Agustus 2010
-fon-
sumber gambar:padiemas.blogdetik.com
No comments:
Post a Comment