Kita bertemu lagi.
Dalam rentang waktu yang berbeda, dalam babakan kisah hidup yang berbeda pula. Kulihat keresahan di wajahmu yang mungkin kaucoba sembunyikan… Namun, kutahu ia tetap ada di situ.
Kau pernah menyakitiku.
Mungkin kau tak tahu karena mungkin bukan sengaja kaulakukan itu… Aku sendiri yang merasa terluka. Parah. Merasa sedih luar biasa. Kutahu, mungkin itu efek dari pilihan sikapku sendiri. Bukan melulu salahmu. Sebagian juga salahku. Tetapi aku tak kuasa untuk hindari itu.
Bisa jadi, itu kelemahanku.
Untuk melangkah lebih jauh dalam hidup ini, kutahu, kuharus coba memaafkanmu. Tetapi, begitu sulitnya untuk lakukan itu. Kusadari, kuharus terus berusaha. Tanpa henti. Karena pengampunan itu akan sembuhkanku. Bukan sembuhkan dirimu, karena kau tak tahu perlakuanmu padaku…. Tetapi, bagi diriku sendiri… Itu yang terbaik untuk ceriakan kembali hidupku…
Sudah lama aku tergenang dalam kubangan luka yang kubuat sendiri.
Kini, saatnya kuingin sembuh dan bangkit lagi.
There’s a saying: “ Pain will reduce day by day.” Itu yang kudengar belum lama ini. Agaknya itu benar adanya, asalkan aku mau melangkah menuju kesembuhan itu sendiri. Luka di kaki misalnya, akan sembuh seiring berjalannya waktu. Setelah diobati, diberi obat merah dan plester, dia akan pulih seperti sedia kala. Berikan waktu, dia akan sembuh.
Masalahnya, waktu berlalu…
Namun, luka itu tambah melilit hatiku. Karena aku memilih begitu? Ya, harus kuakui itu yang terjadi… Tetapi, hari ini… Saat kutemui dirimu lagi tanpa sengaja… Harus kuakui, pertahanan kebencianku mulai luluh… Dan pengampunan mengepakkan sayap putihnya… Perdamaian memunculkan senyumnya… Taring permusuhan dan dendam, tercabut dengan sendirinya…
Anggaplah ini anugerah-Nya.
Setelah sekian lama kupendam rasa tak suka. Kini kubisa melihat dari sisi yang berbeda. I forgive you. Aku memaafkanmu. Mungkin kau tak pernah tahu apa yang kaulakukan… Mungkin kau tak pernah sengaja lukai hatiku….
Tiba-tiba beban hati yang menghimpitku selama ini terangkat. Aku merasa amat ringan. Dan BAHAGIA!
Dan di dasar hati sana, suara itu menggema…
“ I FORGIVE YOU, MY CHILD!”
Ya Tuhan! Maafkan aku…
Untuk semua kesalahanku…
Untuk kebencian yang kupendam…
Untuk luka yang terus kugosok sendiri sampai berdarah…
Terima kasih untuk pengampunan-Mu. Aku sungguh lega karena aku yang berdosa ini Kauampuni.
Pengampunan terhadap sesama membuatku sadar bahwa aku pun penuh dosa. Bagaimana bila Dia tak mau ampuniku? Bagaimana kalau Dia tutup pintu maaf-Nya bagiku? Tetapi, Dia tak pernah lakukan itu…
Karena kutahu, pengampunan-Nya tak terbatas bagiku…
Bukankah seharusnya aku terus berusaha mengampuni orang-orang yang telah melukaiku? Tak mudah, itu kutahu… Tetapi, kurasakan kekuatan-Nya diam-diam menyusupi hatiku dan memberikan harapan baru. Untuk niat baik, pasti ada jalan dan pertolongan yang diberikan-Nya bagiku…
Ho Chi Minh City, 26 April 2011
-fonnyjodikin-
*we’re no angels, we’re only human… Belajar terus untuk mengampuni karena kita pun tak lepas dari salah dan dosa.
*copas,forward, share? Harap sertakan sumbernya. Trims.
sumber gambar:
http://cassiechapman.files.wordpress.com/2011/03/forgive_by_onlycurious.jpg