Dear Mungky
Dari mana saya harus mulai, Mungky? Mungkin bisa kamu beri saya sedikit petunjuk? :)
Saya kenal Mungky-dari hanya tahu namanya-sampai kemudian kami berbincang-bincang via email. Sampai terakhir Mungky pergi tiga bulan yang lalu, saya-believe it or not- belum pernah bertemu dengan dia. Tapi, ya koq setiap email-email yang di-update seorang sahabat di
Mungky, seorang pelayan Tuhan yang cukup aktif dan dikenal luas di kalangan Katolik. Saya pun respek dengan dia karena dia memang di mata saya adalah seorang yang baik hati. Ketika saya sedang merencanakan penyaluran buku perdana saya-Chapters of Life- di Jakarta, Mungky dengan sigap menuliskan
Mungky, maaf baru sekarang saya menuliskan sesuatu mengenai kamu. Kondisi saya terakhir sedang hamil tua ketika kamu pergi. Mendadak, terasa cepat, tetapi saya sadar bahwa Tuhan sungguh sayang padamu karena Tuhan tidak membiarkan kamu menderita terlalu lama dengan kemoterapi, kanker, dan segala pengobatan yang menyakitkan itu. Email-email Lia (sahabat dari
Saya tertunduk. Tertegun, saat membaca email bahwa Mungky sudah pergi untuk selamanya 13 Februari lalu. Cepat-cepat saya buka ‘Facebook’ dan melihat bahwa sudah ada beberapa ucapan selamat jalan untuk Mungky. Kali ini untuk selamanya.
Another ‘gone too soon’ episode of life? Entahlah…
Yang tahu misteri kehidupan kita hanyalah Sang Empunya kehidupan itu sendiri. Dalam persahabatan di dunia virtual ini-saya dan Mungky yang dipersatukan oleh buku Renungan Harian Wanita selama dua tahun terakhir yang diterbitkan oleh Domus Cordis Jakarta-saya melihat banyak kasih dan kebaikan seorang Mungky.
Selamat jalan, Mungky. Hanya ingin mengenangmu sekali lagi... Banyak sahabat datang dan pergi. Beberapa sahabat menorehkan kesan yang mendalam walau tak sempat jumpa. Itu termasuk dirimu. God bless you. Aku tahu kamu sudah bahagia di
Mungky, banyak sahabat dan anggota keluarga mengasihimu. Tetapi, Tuhan terlebih lagi mengasihimu. Selamat menuju persekutuan yang abadi dengan Bapa di surga. It’s such a blessing to know you, to ‘meet’ you-even it’s only through emails, and experienced God’s love from you.
Your Friend,
Fonny
No comments:
Post a Comment