Wednesday, April 9, 2008

The Colors of Life Part 2: Blue

The Colors of Life part 2: Blue


Lokasi: Kawasan Seminyak-Bali, beberapa tahun yang lalu…

Ketika aku tengah duduk di sebuah restoran yang terkenal akan sandwichnya di Seminyak- Bali ini, kulihat begitu indah perpaduan warna biru yang sempurna.
Ah, aku selalu suka warna biru. Apabila harus dihadapkan dengan pilihan dalam membeli pakaian, ada warna putih-biru-hitam-pink, aku kebanyakan akan selalu mengambil warna biru.
I love BLUE!

Ok, back to gradasi warna biru yang sempurna di Seminyak.
Pasir di depan restoran berwarna putih, kontras dengan warna biru muda laut di depanku, bertambah tua warna birunya ketika semakin ke tengah laut. Sambil menahan nafas, aku hanya berujar. Indah! Ciptaan Tuhan sungguh sempurna indahnya.
Dan langit yang berwarna biru, juga menambah keindahan alam yang serba biru di mataku…

Biru…
Sebetulnya kata BIRU, tidak selalu berkonotasi positif. When I’m feeling blue, somehow, berarti, ketika aku merasa sedih.
Tapi dalam pandangan mataku, biru selalu berarti semangat baru. Ada keceriaan baru ketika memakai sesuatu yang baru bewarna biru.
Biru, bagiku adalah sesuatu yang menyenangkan. Yang selalu membuat aku merasa betah untuk berlama-lama dalam warna itu. Entah memandangi alam yang mayoritas berwarna biru ataupun dengan hanya memakai kaos warna biru. Sesederhana itu …

Biru…
Membuatku mampu mengucap syukur untuk hal-hal yang kusukai dalam hidup ini. Untuk orang-orang yang kucintai dan membuatku betah berlama-lama dengan mereka. Karena mereka bisa menerima diriku apa adanya.
Biru bagiku, bisa berarti suatu kesukaan, suatu hobby, suatu kesukacitaan. Misalnya, menulis, menonton, menyanyi, ataupun santai sambil minum teh atau kopi.
Dan biru bagiku bukanlah tempat yang mewah, bukanlah sesuatu yang mahal. Asal kujalani dengan seseorang yang dekat di hati. Yang bagiku dia adalah ‘rumahku’ karena membuat aku betah bersama dengannya.

Biruku…
Biruku berarti suamiku, anakku, orang tuaku, adikku, sahabat-sahabat terdekatku. Mereka yang membuatku merasa nyaman dan merasa ‘ at home’ karena penerimaan yang besar dari mereka terhadap aku dengan segala kekuranganku.

Biruku yang terutama berarti TUHAN YESUS. Yesuslah yang membuat aku bisa melangkah dalam keseharian hidupku. Di tengah kondisi hidup yang tak pernah terprediksi, aku menemukan biruku dalam Tuhan Yesus. Karena Dia, aku merasa diterima. Karena Dia, aku merasa berharga. Jauh sekali dengan apa yang ditawarkan dunia ini. Berbeda sekali dengan apa yang kutemui di keseharian kehidupan yang terkadang mengecewakan ini. Biruku berarti Yesus yang menerimaku apa adanya, tanpa perlu ja-im (read: jaga image).

Terima kasihku untuk biruku. Les Blues. Dan yang paling utama dan terutama, yang terbiru dalam hatiku, Yesus Kristus.

Singapore, 10 April 2008 pukul 00.12
Masih dalam kondisi mengharu biru…
-fon-

No comments:

Post a Comment