Memandang sinis
Meneliti dari rambut sampai ke kaki
Yang dipandangi merasa hati teriris
Kenapa harus sedemikian penuh tatapan benci?
Entah salahnya apa
Mungkin bukan salah siapa-siapa
Namun ketika mata bicara
Rasanya telah mampu bercerita
Tatapan lembut bersahaja
Penuh damai dan menyejukkan
Membuat nyaman siapa saja
Yang tengah berada di hadapan
Ketika mata yang sama
Bicara dengan sorot yang berbeda
Tidak ada penghakiman di sana
Yang ada hanya menerima
Apa adanya
Kerlingan lucu bersahaja
Jadi sumber kegembiraan
Tanpa perlu kekuatan baja
Si pemilik mata sudah menebar kebahagiaan
Ketika mata bicara
Banyak cerita di sana
Mulai dari sorot bahagia
Sampai cerita duka
Ketika mata bicara
Tanpa bahasa manusia
Namun dari situ pun bisa
Buat bungkam atau senyum ceria
Terakhir namun tak kalah pentingnya
Jagalah mati hati senantiasa
Karena dia juga pelita jiwa
Yang menerangi hati kita.
Sehingga di mana pun kita berada
Tetaplah memandang dengan penuh cinta
Singapore, 17 April 2009
-fon-
PS: Mmmm… saya bukan mata-mata, hanya ingin bicara soal mata yang penuh cinta :)
No comments:
Post a Comment