*** sebuah ujian kerendah-hatian
Daniar, yang biasa dipanggil Dani, adalah seorang gadis polos nan lugu asal dari kampung. Dia selalu bekerja keras dan jujur, sehingga selalu disukai majikan-majikannya. Biarpun Dani bukan seorang yang berpendidikan tinggi, hanya lulusan SMP saja, tetapi dia mendapatkan kepercayaan tinggi dari bos-bos tempat dia bekerja. Terakhir, Daniar dipercaya mengelola uang bosnya yang cukup besar, melakukan pencatatan pembukuan sederhana. Dani berhasil melakukannya dengan baik. Ditunjang kursus-kursus yang diberikan oleh majikannya, Dani semakin lama semakin sukses, pintar, dan dipercaya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kepolosan-keluguan dan kerendahan hati Dani semakin menipis. Dia jadi sombong karena berkuasa dan dipercaya. Juga, seiring meningkatnya karir, uang makin banyak, dia juga jadi semakin lupa daratan. Apalagi ketika ia semakin terkenal di kalangan sahabat bos-nya yang elite. Semakin dia lupa diri dan melupakan seluruh kebaikan yang dia miliki, berganti dengan arogansi.
Uang yang banyak, kepopuleran/ketenaran, kepandaian, kesuksesan, kekuasaan/jabatan, pujian yang menyatakan bahwa kita hebat, seringnya membuat kita lupa bahwa kita ini bukanlah siapa-siapa. Mungkin, seperti Daniar, awalnya kita tak berniat untuk jadi sombong. Tetapi seiring berjalannya waktu, kemapanan pun menyapa, tak jarang perubahan pribadi juga terjadi. Sering anggap remeh, apalagi dengan mereka yang dianggap tidak selevel dengan kita seperti pembantu, tukang kebun, tukang ojek, tukang sampah, atau sopir. Bersikap kasar terhadap mereka dan memperlakukan mereka kurang manusiawi. Belum lagi menghina orang-orang yang berbeda dengan dirinya. Menganggap dirinya hebat luar biasa dengan segala kenyamanan dan kemapanan yang tengah dinikmati. Kalau orang itu berbeda dengan dirinya, dianggap tidak gaul atau kurang selevel…
Hmmm, ujian kerendah-hatian memang terletak pada saat-saat kita mapan dan sukses. Bukan di saat kita lemah dan gagal. Karena ketika lemah dan gagal, jarang orang menjadi sombong. Di saat itulah, kita pada umumnya akan mencari kekuatan sejati yang berasal dari Tuhan dan kembali mengandalkan-Nya. Dan apabila kesuksesan menyapa, seperti yang dialami Daniar, bahkan yang lebih dahsyat lagi ketimbang yang dia alami… Semoga kita tetap bisa rendah hati. Karena siapakah aku ini, ya Tuhan? Tak lebih dari sebutir abu, tetapi Kau sungguh mengasihiku. Seluruh kesuksesan itu hanyalah karena kebaikan-Nya saja. Kita dimampukan mengalami semuanya itu karena kasih-Nya pada kita. Bukan hanya dengan kekuatan kita, tetapi kita berusaha dengan giat dan terus berpegang padanya. Semua itu terjada atas izin-Nya…
Roda kehidupan selalu berputar. Bersyukurlah jika sekarang kita sedang diberikan banyak kemudahan dan kemapanan. Tetapi, ingatlah juga bahwa semuanya itu sementara. Keadaan bisa berbalik semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bukan berarti buruk. Bisa jadi malah itu adalah pelajaran hidup berharga untuk tetap beriman akan Tuhan, sadar bahwa Dialah yang paling berkuasa, dan apa yang kita miliki ini hanyalah sementara Dan semuanya itu berasal dari-Nya semata.
Semoga bila suatu saat kita dihadapkan dengan ‘humble-test’ dalam kehidupan, kita tetap bisa memenangkannya bersama Tuhan. Karena kita sadar, bahwa apa yang kita miliki, semua hanyalah karena kemurahan hati-Nya. Be grateful for what He has granted us. We thank You, God!
-fonnyjodikin-
*copas, forward, share? Mohon sertakan sumbernya.
No comments:
Post a Comment