Thursday, March 5, 2009

Catatan Sepi Jilid Dua

Ketika sang sepi datang kembali.
Kutemani dia.
Kubawa dia.
Mendekat ke Sang Pencipta.

Lalu kataNya, “ Diam dan ketahuilah bahwa Aku ini Tuhan,”
Dalam diam, kutemui Dia.
Dalam sunyi, ketemui Dia.
Dalam sepi inilah, perjumpaan terbesar dengan Dia.

Kalau tidak ada sepi, takkan kutemui Dia.
Dalam keheningan kukenal Dia.
Dan sepi itu terasa lebih bermakna…
Karena sepi bukan berarti sendiri.
Dalam diri ada suatu kekuatan baru yang berteriak, “ Terima kasih, Tuhan!”
Terima kasih untuk rasa sepi yang mampir dalam hati.
Terima kasih untuk keheningan yang memang kuperlukan dalam hiruk pikuk dan hingar bingarnya kehidupanku.

Tenang.
Diam.
Damai.
Sepi tidaklah menakutkan.
Setidaknya tidak seperti yang ada dalam pikiran.
Sepi?
Ya, aku mau merasakan sedikit ketenangan dalam sepi.
Hari ini.

Singapore, 3 Maret 2009
-fon-

No comments:

Post a Comment