Thursday, March 5, 2009

Takut atau Tidak?

Takut Atau Tidak?

Selamat pagi, hati...
Apa kabarmu hari ini?
Jawab hati:
“ Terbungkus dalam lingkaran suatu rasa yang menusuk.
Terasa menggigil di dalamnya. “

Entah, tak dapat kujelaskan asal usulnya.
Namun, dia ada dan berkuasa dalam hatiku.
Mungkin ini yang namanya takut.
Tetapi, takut akan apa? Takut akan siapa? Mengapa takut?

Dalam hatiku ada suara lembut berbisik:
“ Jangan takut, ini aku Tuhan.”
Tetapi, mengapa rasa takut itu tetap ada?
Kutanya hatiku: “ Tuhan bersama kita, apa yang kau takutkan?”

Jawab hati: “ Aku takut akan banyak hal. Takut akan masa depan, takut akan masa kini, dan takut akan masa lalu.”

Kasihan si hati…
Dalam sekat-sekat ruang di kamarnya ternyata penuh dengan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Dia penuh kekuatiran. Dia penuh kebencian. Dan dia penuh ketakutan.
Dan suara lembut itu berbisik lagi, “ Jangan pernah takut, aku Tuhan. Aku akan selalu bersamamu.”

Kembali ke dunia nyata, kulihat keadaan semakin sulit.
Roda kehidupan berputar tersendat.
Atau bahkan sepertinya tidak ada pergerakan yang berarti.
Sepertinya roda ini kurang minyak sehingga begitu sulitnya dia untuk berputar.
Kehidupan seolah terhenti.
Dan ketakutan itu menjebak anak manusia untuk lari dariNya dengan melakukan kemauan mereka sendiri.

Takut. Hati, kamu takut atau tidak?
Jawab hati:
“Aku takut. Namun, aku tahu, bahwa tidak ada ketakutan yang lebih besar daripada takut akan Tuhan.”

Aku takut.
Takut berbuat dosa.
Takut akan keserakahan yang akan membawaku menjadi orang yang bisa melakukan apa saja untuk keuntunganku.
Aku takut akan kesombongan yang membawaku menjadi orang yang takabur dan tak tahu berterima kasih.
Dan aku takut akan Tuhan.

Selamat malam, hati...
Bagaimana keadaanmu malam ini?
Jawab hati:
"Aku dalam kondisi tenang."

Ketakutan yang tidak perlu, sudah kuserahkan kepada Yang Esa.
Dan ketakutan yang seharusnya tetap ada pada diriku, kumintakan tetap ada.
Takut akan Tuhan. Takut berbuat dosa. Takut akan kesombongan.
Takut?
Untuk hal-hal yang berbau kekuatiran akan masa depan, kepiluan di masa lalu, dan rasa kurang berterima kasih pada masa kini, aku tidak takut.
Sebab aku percaya bahwa Dia besertaku.
Dia setia.
Aku tidak takut, sebab Tuhan besertaku.
Amin.

Singapore, 6 Maret 2009
-fon-

No comments:

Post a Comment