Amnesia (Part 1)
*** cerita mini jelang Valentine’s Day
Aku sudah lupa rasanya mencinta…
Mungkin lebih tepatnya, aku memutuskan untuk melupakan indahnya rasa itu karena seringnya keindahan itu berbalut luka.
Terlalu sering kurasakan kekecewaan itu menusuk hatiku-menikamnya bertubi-tubi-tanpa memberikan kesempatan baginya untuk pulih. Atau kepingannya sudah terlanjur tercecer entah ke mana… Sehingga ,sulit bagiku untuk menemukan mereka kembali apalagi merekatkannya menjadi satu lagi.
Hari Valentine yang segera tiba dalam beberapa hari lagi membuatku semakin patah semangat. Patah, karena di saat banyak orang tengah menikmati kisah cinta mereka yang tengah merekah... Atau kemungkinan-kemungkinan baru relasi yang tercipta: ‘naksir’, ‘nembak’, lamaran, tunangan, sampai ke jenjang pernikahan…. Aku harus berhadapan dengan kesendirianku. Lagi. Mungkin tembang sunyi ini sudah tercipta ketika tak pernah kurasakan kasih dari orangtuaku. Mama yang pemarah, Papa yang sibuk sendiri. Aku anak tunggal. Lengkaplah sudah. Dan ketika kucoba mencari cinta itu melalui relasi pacaran yang tercipta, aku pun selalu menemui jalan buntu.
Haruskah kuteguk minuman yang bernama Mandragora, seperti yang dilakukan oleh Cleopatra dalam tulisan Shakespeare? Haruskah aku lari dari kenyataan dan mencarinya melalui suatu ramuan yang berkhasiat sebagai zat semacam narkotika?
“Give me to drink mandragora…
That I might sleep out this great gap of time
My
(Shakespeare's
Cleopatra membutuhkannya untuk mengusir rasa sepinya ketika
Ah, sudahlah…
Kutahu jawabnya. Aku takkan melakukannya.
Karena dengan mencarinya melalui hal-hal yang sementara begitu, akan menghasilkan sifat adiktif belaka. Aku akan ketagihan pada benda lainnya. Bukan, bukan cinta! Mungkin semacam narkoba. Atau…mungkin pada kebahagiaan semu yang membuatku melayang sementara, lalu jatuh pada level yang lebih rendah ketika sadar. Sepi, sakit hati, sendiri.
14 Februari sudah di depan mata…
Tiba-tiba kuingin amnesia. Lupakan semua kepedihan untuk satu hari saja.
Mungkinkah? Atau aku terlalu putus asa untuk menerima kenyataan yang ada? Menampik kenyataan bahwa aku memang kesepian dan sendirian ternyata tidaklah mudah…
Oh God, izinkan aku amnesia sehari sajaaa… Mungkinkah?
Bersambung…
-fon-
* copas, forward, share? Mohon sertakan sumbernya. Trims.
Sumber gambar:
singleminglehumble.blogspot.com
No comments:
Post a Comment