Ketika kesulitan memuncak…
Otak berpikir seolah tak ada jalan keluar
Semua jalan sepertinya buntu
Belok kanan, mampet
Belok kiri, mampet juga
Harusnya putar balik?
Eh, kena macet.
Keadaan sepertinya terhenti.
Tak ada jalan keluar
Terperangkap
Dan tak bisa lari ke mana pun
Terjebak
Dalam keadaan sulit
Pikiran bilang: seharusnya kamu begini
Seharusnya kamu begitu
Kamu telah melakukan kesalahan
Apa iya?
Terkadang aku bilang ke pikiranku,
Aku sudah lakukan yang terbaik
Semampuku
Pikiran terus menyerangku
Dan memojokkanku
Pikiran bilang aku bodoh
Aku salah langkah
Tapi… Apa pernah orang tidak salah langkah sekalipun?
Apakah ini suatu kebodohan yang tak bisa diperbaiki?
Pikiranku terus membombardirku dengan pertanyaan
Juga kekuatiran
Tak lupa, terselip kemarahan
Lagi-lagi soal kebodohan
Akan tingkah lakuku di masa lalu
Ketika diri ini sudah begitu dibenci
Oleh diri kita sendiri
Itulah saatnya terpojok
Dan terpuruk dalam lembah kekelaman terdalam
Di ambang sadar,
Kucoba bangkit lagi
Aku mau tetap waras
Karena terkadang pikiran ini membawaku melanglang buana
Terlalu jauh entah ke mana
Sehingga hampir saja
Sadarku juga meluap tanpa makna
Pikiranku menerawang jauh
Tidak!
Dia tidak lagi menghakimiku
Dia juga tidak menyalahkanku
Karena dia tengah diistirahatkan
Oleh obat penenang itu
Di batas sadar dan tidak
Di batas waras dan tidak
Sulit berucap kata bermakna
Sulit menerima kata positif
Karena semua telah disetir
Dengan kepedihan tanpa tara
Yang ada di dalam jiwa
Entahlah…
Kalau saja waktu bisa kuputar
Aku mau lebih pintar
Dalam menangani masalah yang datang menghajar
Agar aku tak gentar
Menghadapi apa pun yang tadinya membuatku gemetar
Dan tidak berlaku sok pintar
Mending aku juga belajar
Untuk kembali menerima semua yang tak menyenangkan ini
Sebagai bagian dari rencana Ilahi.
Singapore, 16 May 2009
-fon-
* merasakan kepedihan orang-orang yang kehilangan kesadaran akibat stress berlebihan. Simpati dan doaku bersama kalian! God bless u…
No comments:
Post a Comment