Berdamai dengan diri sendiri…
Setelah aku lihat-lihat, ternyata banyak kali permasalahan yang timbul dengan orang lain, tercipta karena masalah yang ada dalam diri belum selesai. Memang seumur hidup kita bakal terus berkutat dengan masalah baru yang muncul, namun, setidaknya berusaha untuk selalu punya ruang maaf terhadap diri sendiri. Itu mungkin yang sulit.
Rasa bersalah banyak kali menyerang kita. Guilty feeling itu terkadang begitu kuat, menghantam diri kita, dan terus memaki kita. Suara yang ada dalam diri begitu negatif dan hasilnya cara pandang kita terhadap orang lain, terhadap lingkungan, terhadap dunia, cenderung juga negatif. Karena suara dalam diri tak kunjung selesai memarahi kebodohan-kebodohan yang kita lakukan.
If you find it difficult to say to another ‘the door of my heart is open to you, whatever you do, ‘ then the difficulty is trifling compared with the difficulty in saying to yourself, “ Me. The one I’ve been so close to for as long as I can remember. Myself. The door of my heart is open to me as well. All of me no matter what I have done. Come in.’
( Ajahn Brahm, Opening the Door of Your Heart)
Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Kata-kata yang tak asing didengar namun terkadang sulit dipraktekkan. Karena kita cenderung mudah mengampuni orang yang baru bertemu sekali, tak sengaja menginjak kaki kita di bus kota, ketimbang orang yang tinggal serumah (anggota keluarga) yang melakukan tindakan menyebalkan bertahun-tahun. Dan rasanya lebih sulit lagi mengampuni kebodohan ataupun kegagalan yang dialami diri sendiri. Dengan demikian menambah parah luka kita bahwa kita tidak diterima oleh diri sendiri.
Ini waktunya untuk mengampuni diri sendiri dengan cinta tanpa syarat. So, let’s say it bravely: my own self, whatever you’ve done, I FORGIVE YOU.
Damai itu bisa tercipta dari dalam diri. Dan semoga damai yang ada di diri, bisa tersalurkan kepada sesame dan orang di sekitar kita. (-fon-)
No comments:
Post a Comment