Wednesday, August 3, 2011

Menikmati Si Mini yang Padat Berisi


Menikmati Si Mini yang Padat Berisi

Akhir-akhir ini, saya menikmati menulis jenis fiksi yang tengah tren dengan sebutan fiksimini. Awalnya sekitar 2 bulan yang lalu, adalah Mas Kurniawan Junaedhie yang memprovokasi, memotivasi, sekaligus mengompori saya dengan sukses sehingga tak lama berselang saya jadi ketagihan menulis, membaca, dan mengomentari fiksimini sahabat-sahabat lainnya. Seru, mencengangkan, terkadang bikin cengar-cengir sendiri.

Fiksimini itu singkat, padat berisi, kalau tidak bisa dibilang seksi. Karena dengan hanya 140 karakter atau kurang dari itu, sudah harus menghadirkan drama, cerita, dengan ending yang ‘nendang’ alias menghentak pembacanya. Tentunya, di sela-sela menuliskan hal-hal yang menginspirasi dan memotivasi, menulis fiksi adalah satu kegemaran saya juga untuk mengobati kebosanan akan rutinitas dan membiarkan imajinasi melambung tinggi. Untuk bidang fiksi, sudah saya coba dengan cerpen dan cerber. Sementara fiksimini barulah dua bulan terakhir ini. Tentunya, namanya juga fiksi, jadi jangan segera dihakimi. Nikmati saja imaji para penulisnya. Tak jarang, itu pun terjadi di masyarakat, sehingga langsung mengundang tangan-tangan penulis untuk segera mengabadikan karyanya.

Dan bersama para penulis fiksimini yang bertebaran di jejaring ‘Facebook’, karya-karya tersebut dikumpulkan dalam satu buku, yaitu Antologi Fiksimini yang dieditori Kurniawan Junaedhie dan Soni Farid Maulana. Buku ini memuat karya 26 penulis fiksimini dan siap luncur Agustus pertengahan ini. Saya senang bisa ikut ambil bagian di dalamnya.

Beberapa karya yang dimuat di buku ini:

Sahabatnya pergi tak tahu ke mana. Dua hari kemudian terjawab.

Ia minggat dengan suaminya. (Tanda Tanya, Fonny Jodikin)

Ia lega. Dayang Sumbi sang ibunda akhirnya menerima lamarannya. Sample test DNA itu telah ditukarnya dengan milik orang lain. (SANGKURIANG, Ariana Pegg)

Dinda mendapati putra bungsunya sedang mematut diri depan kaca. Rok dan gaun malamnya bertebaran di mana mana. (BOY, Nona G. Muchtar)

Gusti aku sangat hina dan malu meminta kembali wajahku. (SUJUD, Arieyoko KSE)

Suamiku selalu kagum dengan dandananku, padahal kuberhias untuk kekasihku. (SUAMI DAN KEKASIH, Femikhirana)

Sementara tangan kanannya mengerik punggung suaminya, tangan kirinya menulis pesan singkat untuk kekasihnya: I love you! (KESETIAAN PEREMPUAN, Kurniawan Junaedhie)


“Pesanan siap, Bos! Barang baru loh, lihat saja bodinya” Kuperhatikan cewek itu dan kepalaku serasa mau meledak, “Puspita; anakku!” (AYAM KAMPUS, Wilu Ningrat)

Waria terbunuh. Teman-temannya bersyukur karena status gender mendiang akhirnya diakui di alam lain: menjadi kuntilanak! (WANITA ASLI, Hardiansyah Kurdi)


Kemarin ia sempat menikmati sebungkus mie instan, hari ini ia

terkulai kelaparan di emperan toko sebab ibu angkatnya

mengandung. (Anak Umpan Anak, Susy Ayu)


Memuat fiksi mini karya:

ALINA KHARISMA - Hal. 11
ANISA AFZAL - Hal. 19
ARIANA PEGG – Hal 27
ARIEYOKO KSE – Hal. 35
BOEDI ISMANTO SA – Hal 43
FEMI KHIRANA – Hal. 51
FONNY JODIKIN – Hal. 59
HARDIANSYAH KURDI – Hal. 67
HENDRY CH BANGUN – Hal. 75
HENI HENDRAYANI – Hal. 83
IMELDA HASIBUAN – Hal. 91
IRFAN FIRNANDA – Hal. 99
KURNIAWAN JUNAEDHIE – Hal. 107
NONA G. MUCHTAR – Hal. 115
RATNA DEWI BARRIE - Hal. 123
RATU AYU – Hal. 131
RENNY YULIA – Hal. 139
RINI INTAMA – Hal. 147
SLAMET RIYADI SABRAWI – Hal. 153
SOESI SASTRO – Hal. 161
SONI FARID MAULANA – Hal. 169
SUGIYATNO DM – Hal. 179
SUSY AYU – Hal. 187
WENI SURYANDARI – Hal. 195
WILU NINGRAT – Hal. 203
YVONNE DE FRETES – Hal. 211

KOMENTAR PEMBACA:



Bukan hanya pilihan kata yang lugas, efisien dengan ledakan pesan yang tetap terjaga pada setiap bangunan cerita, tetapi differensiasi tema dan setting yang cepat berpindah dari cerita satu ke cerita lain menunjukkan keliaran imajinasi para penulis Fiksi Mini dalam buku ini. Sebagai novelis saya tertantang. (Saut Poltak Tambunan, Novelis)



Fiksi Mini memberikan peluang untuk menuangkan gagasan spontan, pemikiran ringkas, ungkapan lugas, mengenai realitas yang kita tahu kaya akan ironi. Dalam buku ini bahkan tersirat potret kekinian dan otokritik atas kehidupan pribadi. (Kurnia Effendi, Cerpenis)



Semua fiksi yang dimuat dalam buku ini tampil dalam format mini. Mini dalam konteks ini hendaklah tidak dimaknai sebagai kecil, tak berharga, atau karya iseng belaka. Menulis karya imajinatif-fiksional tidaklah segampang membalik telapak tangan. Kekuatan dan daya tarik Fiksi Mini justru terletak pada kekuatan fantasi, imajinasi dan ilusi yang dibuahkan dari karya yang digubah. (Dimas Arika Mihardja, Penyair)



Editor: Kurniawan Junaedhie & Soni Farid Maulana - Prolog: Soni Farid Maulana - Epilog: Wahyu Wibowo- Tebal 222 hal. Harga Rp. 40.000,- (belum termasuk ongkir). Terbit minggu kedua Agustus 2011.

Jika tertarik, bisa hubungi saya via email ini atau inbox facebook saya. Bisa juga melalui Femi Khirana, sobat saya. Ada pula paket buku Fiksimini ini dengan buku Chapters of Life milik saya seharga Rp.80.000 dan buku Raup Untung dengan Jual Diri karya Femikhirana seharga Rp.70.000. Gratis ongkir untuk pulau Jawa untuk paket-paket ini.

Terima kasih atas perhatiannya. Senang bisa berbagi kabar gembira ini.

Salam dari Ho Chi Minh City!

HCMC, 3-8-2011

-fon-

No comments:

Post a Comment