Saturday, July 3, 2010

Days Without Facebook



Bagi seseorang yang berada jauh dari negara tercinta, jauh dari teman dan keluarga, agaknya Facebook (untuk selanjutnya terkadang ditulis Fesbuk), adalah satu situs kegemaran saya. Ditambah lagi, saya yang memulai menulis melalui blog dan mengirimkannya ke beberapa milis secara reguler ternyata memiliki wadah untuk berbagi. Di media Facebook inilah, saya bebas mengekspresikan diri saya lewat tulisan- yang puji Tuhan -mendapat sambutan yang cukup baik. Fanpage dan notes saya berisi komentar dan jempol teman-teman tercinta yang saya kenal secara langsung, namun banyak juga yang tak pernah bertemu muka.

Di Bulan November 2009, saat saya baru pindah ke HCMC, tiba-tiba pemerintah Vietnam memutuskan untuk mem-banned Fesbuk. Entah apa alasan pasti di balik tindakan tersebut, yang pasti ketika saya ‘search’ di internet, konon kabarnya mungkin ada protes atau muatan politis yang tidak disukai pemerintah sini yang dimuat di situs tersebut. Dan seperti tulisan saya di bulan November tersebut: Facebook di-‘banned’ di Vietnam, saya sempat kecewa berat. Walaupun berusaha tetap positif, namun saya juga tidak mudah menjalani hari-hari tanpa fesbuk apalagi saat itu saya baru pindah, sehingga teman di sini pun belum banyak. Namun, ada seorang teman yang saat itu tinggal di Hanoi, ibukota Vietnam yang memberitahukan cara bagaimana mengakses FB di Vietnam. Setelah sebelumnya saya hanya puas lewat proxy (faceoxy) yang tidak bisa secara sempurna menjawab message, reply komentar dan sebagainya. Tetapi, saya lumayan terhibur. Dengan keterbatasan yang ada, saya coba tetap positif. Sampai akhirnya, saya lupa kapan tepatnya, mungkin sekitar bulan Januari, ketika saya berhasil mendapatkan info soal ‘unblock Fesbuk’ di Vietnam ini. Hari-hari menjadi bersemangat lagi, penuh warna lagi. Tidak dapat dipungkiri, walaupun Fesbuk juga memberikan banyak kesempatan untuk caci-maki, saling marah, berantem, sampai ada gugatan segala…Bagi saya pribadi, keberadaan Fesbuk adalah sarana yang baik buat ekspresi diri, menyebarkan kebaikan, dan yang terpenting tetap ‘stay in touch’ dengan teman-teman di seluruh dunia terutama di tanah air tercinta.

Kemarin pagi, saya masih posting serial terbaru saya Thank God I Found You (TGIFY) yang memasuki serial ke-15. Setelah itu, saya pergi karena ada acara di sekolah anak kami. Pulang, agak sore…Fesbuk mendadak tidak bisa diakses. Saya pernah mengalaminya, tetapi satu dua jam kemudian masalah itu bisa teratasi. Jadi, saya tenang-tenang saja dan berpikir, mungkin nanti malam bisa. Dengan giat berusaha mencoba, mengutak-atik DNS, proxy dan mencari alternatif lain melalui ‘Google’, saya kembali harus duduk manis, menerima kalau ternyata sampai sore ini, tidak berhasil juga. Karena saya sendiri tak terlalu canggih dalam perkomputeran, mungkin nanti saya juga akan bertanya-tanya pada teman-teman di sini atau teman-teman yang ahli utak-atik DNS, IP dan teman-temannya. Kalau ada yang bisa bantu, tolong kirim email ke saya ya:)

Saat ini saya merasa kebutuhan akan Fesbuk cukup meningkat. Setiap hari, saya setidaknya posting satu tulisan renungan harian. Dan dalam seminggu setidaknya ada minimal 4 tulisan termasuk TGIFY itu tadi. Mungkin saya masih bisa mengandalkan blog atau milis, tetapi jujurnya without FB, things will never be the same again.. Ditambah lagi, saat-saat ini adalah saat-saat penting, di mana buku saya- Chapters of Life: From Nothing Into Something- akan segera luncur sekitar minggu-minggu depan. Sebagai seseorang yang masih mengandalkan Fesbuk untuk komunikasi dengan teman-teman pembaca saya, tentunya saya kewalahan juga.

Hari ke-2 tanpa Fesbuk… Saya tidak tahu, akan berapa lama keadaan ini berlangsung. Mungkin besok sudah OK, mungkin lusa…Mungkin beberapa minggu lagi setelah ada yang mengutak-atik dan memberitahu saya. Jujurnya berada dalam keterbatasan komunikasi seperti ini, tidaklah mudah. Namun, sebagaimana saya selalu berusaha melihat pembelajaran di dalamnya, saya juga meyakinkan diri saya sekali lagi. Bahwa, everything happens for a reason. Tidaklah kebetulan jika ini terjadi saat ini pada diri saya. Tentunya saya berharap keadaan ini segera cepat diatasi, tetapi selama saya masih tinggal di sini yang sampai sekarang pun belum resmi banned terhadap Fesbuk dibuka pemerintahnya, saya harus belajar menerima kenyataan ini.

Jadi, maafkan saya untuk semua tag yang belum sempat saya baca atau saya jawab. Begitu pun dengan komentar-komentar yang sebetulnya sudah inginnn sekali saya reply. Semoga untuk waktu yang tidak lama lagi, saya bisa berkomunikasi dengan baik via Fesbuk ini.

Days without Fesbuk? Sudah beberapa kali kujalani. Tidak mudah, tidak enak juga rasanya. Tetapi, saya belajar juga…Mungkin ini juga baik, karena setidaknya saya bisa menulis tanpa terbagi konsentrasinya dengan urusan Fesbuk yang menarik hati itu hehe..Juga, saya bisa mengurus anak kami dengan lebih baik karena tanpa gangguan Fesbuk…Walaupun jujurnya, satu sisi dari hati saya masih merasa merana hahaha…

Fesbukkk oh Fesbukkk… Doakan saya biar tabah menjalani semuanya, sampai suatu saat saya bisa komunikasi dengan lancar lagi…Entah bagaimana caranya (mungkin proxy baru, mungkin DNS/IP baru, dan banyak kemungkinan lainnya…).

HCMC, 3 Juli 2010

-fon-


Sumber gambar:
news.ictexpress.com

No comments:

Post a Comment