Wednesday, July 21, 2010

Senggol-Menyenggol



Ketika jalan terburu-buru, orang itu menyenggol saya. Dengan mendelik, saya bilang: “ Mas, please deh, kalau jalan ya mbok hati-hati. Bagaimana nanti kalau saya terjatuh, tersungkur, terpeleset? Nanti repot ‘kan jadinya? “

Ketika saya sedang berada di mobil. Mobil yang ada di sisi kanan saya tiba-tiba merapat, sok kenal sok dekat. Padahal teman bukan, sahabat juga bukan. Akhirnya terpaksa berkenalan karena dia menyenggol mobil saya. Terpaksa-dengan cara yang tidak enak. Akhirnya tidak jadi temenan, walaupun ada uang perdamaian. Karena mobilku sudah terlanjur penyok, untung masih bisa jalan walaupun terseok….

Jujurnya, saya tidak suka disenggol. Kecuali mungkin kalau disenggol ama Tom Cruise…Aih, mimpi kali yaaa…Apa kata Katie Holmes? Hahaha… Sama halnya sebagaimana saya tidak suka disenggol secara pribadi. Awas ada orang galak! Yang begini nih: dibercandain sedikit, marah. Ditowel sedikit, meledak. Kena ‘tabrak’ sedikit, juga emosi jiwa. Maunya semua orang hidup pada jalurnya. Jalur elo yang itu, gak usah deh miring-miring atau belok ke jalur gw! Pleaseee…

Banyak dari kita (mengatasnamakan kita, padahal maksudnya saya, sorry God buat generalisasi ini :)), ketika disenggol langsung meledak. Padahal waktu nyenggol, langsung penuh argumentasi buat pembenaran diri alias defensif sejati.

“ Ya, gw kan gak sengaja. Ya, gw kan gak tau kalo dia orangnya begitu. Jadi, yaaa…maap maap aja lah…”

Kata maaf seolah terlontar begitu mudahnya. Sementara ketika ‘disenggol’ orang dengan kondisi yang amat tidak sreg alias mengecewakan hati… Langsung emosi melanda…Kalau bisa orang tersebut dihabisi sampai titik darah penghabisan…Ih, koq jadi kejam begini, yaaa?

Di mana kasihku? Di mana kepedulianku?Di mana toleransiku?

Bentar yakkk, bentarrrrr… Dicari dulu *sambil ngubek-ngubek lemari hati, siapa tahu kepingan kasih dan kepedulian itu ada di sana.*

Begitu mudah memarahi orang yang menyenggol kita. Entah secara fisik, entah secara pribadi. Padahal, ketika disenggol langsung kita darah tinggi…

Selama hidup di dunia ini, rasanya tidak mungkin tidak ada kejadian senggol-menyenggol. Emang hidup sendirian? Emang jalurnya jalur eksklusif tanpa hambatan? Lha wong yang katanya tanpa hambatan itu juga bisa terhambat koq, misalnya karena kecelakaan…

So? Ya, biasa-biasa ajalah…Kalo sesekali disenggol, ya ampunilah. Karena kita gak pernah tahu kapan waktunya kita juga bisa menyenggol bahkan menabrak jalur hidup orang lain. Disengaja atau tidak…

God, moga-moga aku bisa lebih sabar ketika disenggol dan juga mau memaafkan diri sendiri ketika menyenggol orang. Bukan melulu maunya dihargai, dikasih respek, dihormati, tetapi sendirinya tidak mau begitu ke orang lain…Hopefully

SG, 22 Juli 2010

-fon-


Sumber gambar:
meta-dad.com

No comments:

Post a Comment