Ketika gempa, aku hanya bertanya apa ada Saudaraku yang kena?
Ketika gempa, aku hanya bertanya, apa nanti tsunaminya akan lewat sini?
Ketika gempa, yang kuingat koq hanya melulu keselamatan diriku dan keluargaku?
Apa aku pernah peduli dan memikirkan ribuan orang yang keselamatannya terancam?
Apa aku pernah memikirkan jutaan orang yang berpotensi terkena tsunami atau gempa susulan?
Ketika gempa, kusadari,
aku masih jauh dari mengerti.
Bahwa ada rencana di balik semua ini.
Ketika gempa, kusadari,
kalau aku dan hanya diriku,
masih jadi orang penting sejagad ini.
Sehingga aku tak lagi memikirkan orang lain yang tengah berduka dan menderita.
Ketika gempa, aku koq jadi mendadak malu lagi.
Dan tiba-tiba juga menjadi kasihan pada mereka yang sengsara dan menderita.
Tuhan, buang jauh egoisme kami…
Berilah kami hati yang mau memikirkan orang yang kesusahan dan menderita.
Terutama para korban gempa.
Kami tak pernah tahu, Tuhan.
Apa rencana-Mu di balik semua ini.
Yang aku tahu pasti,
semoga aku menjadi lebih peka dan sensitif akan penderitaan orang lain.
Dan semoga,
para manusia yang sering mengeksploitasi hidup tanpa memikirkan kelanjutan kehidupan itu sendiri disadarkan dan mendapatkan pengertian baru,
bahwa apa yang mereka lakukan tak benar dan tak pada tempatnya.
Ketika gempa,
ketika bencana tiba,
mudah-mudahan aku tak jadi orang yang hanya lari pada-Mu
hanya ketika kesulitan tiba, Tuhan.
Ajarku tetap setia.
Sampai akhir nanti,
apa pun yang terjadi.
HCMC,
-fon-
* berita gempa di
Mari, selagi masih ada waktu, kita bergandeng tangan menuju terwujudnya dunia yang semakin layak untuk dihidupi. Mulai dari diri kita sendiri hari ini.
No comments:
Post a Comment