Wednesday, October 6, 2010

Bingung?


Bingung?

Pernah bingung? Dan upaya menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal itu seolah tiada artinya? Hmmm, Anda tidak sendirian kalau begitu. Saya juga pernah. Dan bukan hanya sekali ini terjadi.

Pernah merencanakan suatu ‘planning’ yang luar biasa rapi jali dan kemudian menemukan perencanaan itu nyatanya harus hancur berantakan padahal sudah diupayakan sekuat tenaga? Jangan kuatir, lagi-lagi saya pun sama. Senasib sepenanggungan dengan Anda.

Contoh paling nyata yang baru-baru ini saya alami. Saya pulang ke Indonesia untuk liburan sekaligus acara ‘launching’ buku perdana saya, Chapters of Life: From Nothing Into Something (Menuliskan Kebaikan dari Hal-Hal yang Sederhana) dan rencana pulang ke Vietnam di pertengahan Agustus… Ternyata harus mendiami Jakarta lebih lama, bahkan dalam hitungan bulan. Saya cinta Jakarta karena sempat mendiami ibukota belasan tahun lamanya, tetapi kali ini saya bingung koq ya macetnya tambah ndak kira-kira…hehe…

Intinya, rencana saya berantakan. Pertamanya, saya kewalahan juga menerima segala perubahan ditambah lagi kondisi badan yang kurang fit akibat kehamilan ini. Tetapi, akhirnya saya berusaha menikmati ini semua sebagai ‘kejutan manis’ dari Tuhan dalam bentuk yang tak pernah saya sangka-sangka:)

Bingung mengapa semua ini harus terjadi dalam hidup Anda? Bingung mengapa semua yang diimpikan dan indah adanya menjadi realita yang memilukan sekaligus meninggalkan luka? Lagi-lagi, Anda punya teman yang pernah mengalaminya. Coba tengok dan tanya ke sekeliling Anda, lagi-lagi Anda tidak sendirian.

Dengan iman, saya belajar untuk mengatasi semua kebingungan itu. Dengan iman, saya mencoba kembali mendekat kepada-Nya. Tentunya dalam jatuh bangunnya iman saya, dalam segala keterbatasan saya sebagai manusia yang pastinya juga pernah putus asa, kecewa, bahkan mempertanyakan mengapa sampai ini semua terjadi pada diri saya? Jawaban yang menghibur agaknya Tuhan sebagai perencana handal yang tahu segala situasi takkan pernah meninggalkan kita. Sehingga semua kekusutan benang kehidupan kita, kepingan puzzle yang seolah tak tahu tercecer di mana itu, suatu saat dalam waktu-Nya akan jadi suatu gambar yang indah. Percaya akan hal itu, walaupun dalam menjalaninya tak lepas dari jatuh-bangun namun tetap memutuskan untuk percaya walaupun dalam kecewa yang pernah singgah. Tetap percaya bahwa suatu saat pelangi itu akan muncul lagi, walaupun mendung pernah menaungi. Bersiap untuk badai, bahkan jika bisa menikmati bahkan menyambut badai seperti yang dikatakan Kahlil Gibran.

Bingung? Yaaa…pegangan!

Itu jawaban klise penuh unsur humor yang biasa kita dengar. Tetapi, agaknya memang saat bingung kita perlukan pegangan. Bukan sembarang pegangan, karena jika kita bergantung kepada hal-hal dunia semisal: orang pintar (yang mengetahui masa depan dsb), kehebatan kita sendiri, kekayaan orang tua kita, itu semua ada batasnya. Hendaknya kita berpegang pada-Nya senantiasa. Dalam kondisi suka kita bersyukur atas karunia-Nya. Dalam kondisi bingung dan duka, kita pun tak lupa menyerahkan segalanya pada-Nya.

Masih bingung? Mungkin iya, mungkin juga tidak.

Yang pasti, kalau tengah bingung, yuk mareee berpegang di dalam iman dan terus mendekat pada-Nya. Dalam setiap kondisi yang walaupun mengecewakan sekalipun, jangan lari dari-Nya. Teruslah mendekat, ungkap semua rasa secara jujur kepada-Nya, terus mencari cara berkomunikasi yang lebih baik dengan-Nya….Niscaya, kebingungan-kebingungan itu akan teratasi dengan pengertian baru. Dan jika kebingungan yang baru muncul kembali, kita pun tahu cara mengatasinya lagi.

Tentunya, dengan mencari pegangan di dalam-Nya.

Semoga…

HCMC, 6 Oktober 2010

-fon-

* tulisan pertama dari HCMC setelah lebih dari dua bulan keluar kota.

sumber gambar:

miiaaa.blog.com

2 comments:

  1. bukan keluar kota lagi ci, keluar negara hahahahaha...
    sama2 pegangan yokkkkk

    ReplyDelete
  2. @ Femi: hihi... dak po2, anggep be ke luar kota haha... Yuk pegangannnn:) bergandengan tangan yo hihi...

    ReplyDelete