Dibuang sayang...
Dari tulisan2 terdahulu yang pengen kusimpan... Masuk ke Chapters of Life aja ah...
-fon-
Saya Bukan Siapa - siapa...
Siapakah saya?
Ketika saya terbangun dan melihat ke sekeliling saya,
yang ada hanya dinding putih. Dinding itu ada di kamar saya.
Kamar saya?? Ooppss..nanti dulu...
Ini kamar di rumah orang tua saya. Bukan milik saya.
Karena saya bukan siapa2...
Siapakah saya?
Menurut catatan dari universitas tempat kelulusan saya,
saya adalah seorang Sarjana.
Jadi gelar Sarjana adalah kepunyaan saya.
Kesarjanaan saya??
Tidak juga... Karena kesarjanaan itu merupakan hasil kerja keras seluruh keluarga yang membantu menopang biaya kuliah saya.
Kesarjanaan itu kupersembahkan untuk seluruh keluargaku karena itu juga jerih payah mereka.
Sekali lagi, saya bukan siapa-siapa...
Jadi, kalau saya bukanlah siapa-siapa, maka : siapakah saya?
Kalau keluarga saya sebegitu berjasanya dalam keberhasilan dan apa saja yang saya miliki, jadi saya harusnya bersyukur atas mereka.
ITU BETUL.
Keluarga saya??
Nanti dulu, bukankah keluarga itu bukanlah saya yang memilih, namun Tuhan yang telah menentukan di keluarga mana saya harus lahir. Dan apakah mereka kepunyaan saya??Saya kan bukan siapa-siapa...
Cuma Tuhan yang berhak atas mereka. Sebagaimana cuma Tuhan yang berhak atas diri saya.
Jadi, kalau saya bukan siapa-siapa, haruskah saya takut ketika seorang yang berkuasa-kaya raya- cerdik pandai bak peraih nobel hadir di hadapan saya??
Tokh saya bukan siapa-siapa...
Kenapa saya harus kuatir, apalagi takut??
Tetapi: apakah sebegitu mudahnya melepaskan diri dari ketakutan, atau rasa rendah diri saat bertemu muka langsung dengan konglomerat terkemuka atau seorang pejabat atau seorang pernaih nobel??Tidak tentu saja, karena semua rasa itu manusiawi. Namun, berpegang pada konsep: saya bukan siapa-siapa, harusnya membawa saya ke arah: dia juga bukan siapa-siapa.
(Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada seluruh 'orang hebat' itu, kita kan sama-sama ciptaan TUHAN yang pastinya akan mengalami: lahir kemudian mati...)
Kesimpulannya: saya bukan siapa-siapa.
Hanya seseorang yang karena kasih Tuhan diizinkan hadir dan mengecap suka-duka hidup di dunia ini. Apa saja yang kita miliki: mulai dari kuasa-uang-talenta-kepandaian-keindahan ragawi-dan sebagainya ( itu pun kalo punya yahh...:)), hanya titipan dariNya, untuk sementara. Akan ada expiry datenya yaitu pada saat kita semua nanti kembali ke rumah BAPA.
Cuma terkadang, banyak dari kita terlalu terpaku dengan kata PUNYA. SAYA PUNYA...
Betulkah saya punya sesuatu atau mungkin punya banyak hal???
Saya kan bukan siapa-siapa, dan saya tidak punya apa-apa.
Itu semua milik Tuhan dan hanya dititipkan sementara kepada saya.
Maka, saya yang bukan siapa-siapa dan yang tidak punya apa-apa ini, harusnya menyadarinya, dan tidak sombong karenanya.
Bersyukur dan berterima kasih karenanya, karena TUHAN sudah menitipkannya kepada saya. Saya kira itu yang harus saya lakukan.
Bisakah selalu saya-yang bukan siapa2 ini- untuk terus mensyukurinya?
Tidak selalu, namun hendaknya saya - yang bukan siapa2 dan tidak punya apa2 ini- menyadarinya dan mengembalikannya kepada Tuhan melalui sesama.
Sekian dan terima kasih.
dari saya yang psssttt: bukan siapa-siapa:)
Jakarta, 22 Jul 04
-fon-
No comments:
Post a Comment