Tuesday, August 25, 2009

Daun

Di balik kerimbunanmu
Ada menyisakan sedikit tanya di hatiku
Untuk kesegaran dan warna hijau yang kautawarkan
Nyata kepada dunia, apakah pernah kau merasa lelah?

Daun…
Aku merasa segar melihatmu
Untaian warna hijaumu
Nyanyikan jiwaku senandung baru

Daun
Alangkah gontai aku melihatmu
Usang, kuyu, berubah warna
Nampaknya drastis juga perubahan itu

Daun…
Kulihat lagi engkau
Berguguran
Satu demi satu
Di depan mataku
Hidupmu memang sebentar saja
Sama seperti diri manusia

Di kala hijau muda dan pucuk-pucuk segarnya menyapa
Kau katakan pada dunia

“ Mau apa saja, aku bisa!”

Ketika kau mulai berubah warna menjadi hijau tua
Dengan dewasa kau ucapkan

“ Hidup bukan melulu kemenangan sebuah ego. Namun, bagaimana hidup dalam keseimbangan dengan sesama, itu yang lebih penting rasanya.”

Di kala warna menjadi semakin kuning dan menua
Ada kalanya kau sadar dan kau pun ungkapkan

“ Aku bahagia dengan hidupku. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Inilah hidupku apa adanya. Tak sempurna. Selalu ada suka duka.”

Namun, ada pula saatnya di mana kau teriak kecewa:

“ Mengapa??? Mengapa aku harus berubah jadi tua dan sakit-sakitan tanpa daya? Bukankah dulu aku perkasa? Bukankah dulu aku si ‘serba bisa’??”

Dan daun yang kering dan patah
Yang jatuh ke tanah, berucap untuk terakhir kalinya:

“ Masih untung bagiku, menyumbangkan sisa tenaga terakhirku untuk menyuburkan tanah. Jadi aku tak mati sia-sia…”

Lahir. Hidup. Sukses. Gagal. Bangkit lagi. Sukses lagi. Gagal lagi.
Lahir. Sehat. Sakit ringan. Sakit berat. Sehat lagi. Sakit lagi.
Lahir. Bahagia. Kecewa. Senang lagi. Sedih lagi.
Lahir. Tertawa. Menangis. Tersenyum lagi. Meratap lagi.

Lahir. Setia. Berkhianat. Setia lagi. Membelot lagi.
Lahir. Berharap. Berhenti berharap. Harapan muncul lagi. Hilang lagi.
Lahir. Hidup. Mati.

Lahir. Dan tetap berguna sampai mati.
Ada pelajaran yang kudapati hari ini, dari kau, daun…

Dan aku berterima kasih.
Atas pembelajaran ini.
Untuk kesempatan yang membuatku lebih mengerti
Nilai penting dalam hidup ini.

Smoga selama hidupku, setidaknya mampu memberi arti…

Singapore, 25 August 2009
-fon-
*hasil siang-siang memandangi daun depan sekolah anakku…:)

No comments:

Post a Comment