This is My Confession…
*** Jalan Tuhan Bukan Jalanku.
Kemarin, sebetulnya aku bertujuan untuk membuat pempek. Salah satu makanan khas Palembang yang terkenal itu. Dan sejujurnya, biarpun sering melihat ataupun mendengar tips-tips dari mamaku ataupun mertua, aku tidak pernah praktek langsung. Jadi, alhasil, dengan modal pengetahuan seadanya, plus info dari internet dan mengingat-ingat lagi resep dari mertua, kuberanikan diri untuk membuatnya juga. Hitung-hitung latihan!
Kesibukan mengolah ikan sudah dimulai dua hari sebelumnya, ketika aku mulai membeli ikan, mengerok sendiri dan memblender sampai halus. Dan menyimpannya di freezer. Pekerjaan yang tidak mudah buat seorang Fonny yang dulunya tidak pernah suka masak. Ditambah lagi, di sini kami tidak ada pembantu, jadi semua memang dikerjakan sendiri.
Mungkin kata masak tak pernah ada dalam kamusku. Entah karena memang tidak suka, entah karena maunya praktis karena jadi anak kost 10 tahunan, entah..
Yang pasti, dengan kata ‘masak’ aku kurang bersahabat…:)
Itu dulu…
Dan keadaan memang mulai berubah, ketika aku menikah dan punya anak. Dulunya tidak bisa, sekarang harus setidaknya mampu masak buat anakku, kalo nggak mau makan apa dia? Kasihan kan…
Makan di luar setiap hari juga bukan sebuah option yang baik, apalagi masih memiliki anak balita.
Akhirnya, aku mulai memberanikan diri menceburkan diri ke peralatan dapur, terutama saat ibu mertua kembali ke Jakarta di saat ini, dan aku harus menguasai dapur, sendirian.
Tidak mudah bagiku sebetulnya. Tapi aku mau berusaha. Untuk keluargaku, aku mau mencoba.
Dengan agak was-was karena takut adonannya tidak jadi, aku pelan-pelan mulai membuat pempek. Dan kekuatiranku jadi nyata, ketika kutuangkan air ke adonan yang berisi ikan dan sagu. Ooppps, kebanyakan! Dan tidak bisa dibuntel (alias dibulat-bulatkan) tuh adonan, terlalu cair. What should I do?
Akhirnya tambah tepung, masih belum bisa juga.
* Agak frustrasi mode on*
Tapi akhirnya, tidak kehabisan akal, kubuat menjadi bulatan-bulatan kecil, soup tekwan. Tidak terlalu jelek, walaupun agak lembek, tidak sekenyal buatan mertua, tapi setidaknya masih bisa dimakan.
Dan sesudah itu, sibuklah aku mencari bahan buat kuahnya yang memerlukan udang….
Pulang menjemput Audrey, langsung kami ke Shen Siong Supermarket di Commonwealth. Setelah selesai membeli udang, black fungus (Jamur hitam ya…), terus beli cabe, beli bangkuang dan beberapa bahan lainnya, kami pulang. Tak lama Audrey tidur, dan aku melanjutkan memasak kuahnya.
Kukupas udang, kupotong bangkuang, dan seterusnya. Masukkan semua bumbunya. Dan hasilnya, kuahnya tidak mengecewakan…Yes! Thank God!
Aku tersenyum, karena selama memasak pun, aku juga sempat bercakap-cakap dengan-Nya. Pas tidak jadi pempek juga, aku membatin…” Bagaimana ini Tuhan?”
Aku hanya ingin melibatkan Dia dalam keseharianku. Bukankah Dia adalah teman yang paling setia, yang selalu ada di tiap hari dan tiap detik hidup kita???
Dan hasilnya, tekwannya lumayanlah, bisa dimakan. Not bad for my first attempt!
Dari sini, aku juga belajar, bahwa terkadang rencanaku bukanlah rencanaNya. Dari pengalaman sesederhana ini, aku kembali diingatkan, terkadang Tuhan membawa kita kepada petualangan yang jauh dari pemikiran kita. Perencanaan kita yang sepertinya sudah matang, diputar olehNya. Terkadang putar sedikit, terkadang putar 180 derajad. Only to find that in the end, rencanaNya tak pernah jelek, Dia selalu beri yang terbaik.
This is my confession of His Faithfulness. Bukan hanya Dia menjagaiku selama hidupku, Dia juga memberikan ‘kejutan-kejutan’ tak terduga sepanjang perjalanan hidup kami. Dia memberikan pengalaman-pengalaman baru di luar rencanaku, hanya untuk menjadikanku seseorang yang lebih dewasa di dalam iman (mudah-mudahan…masih berjuang…:)), untuk menjadi orang yang semakin indah di dalam Dia.
Ending…
Kuhirup soup tekwanku dengan nikmat. Bukan karena rasanya…Karena mungkin rasanya biasa saja, acceptable tapi tidak sophisticated.
Tapi karena pengalaman di balik itu…
Karena aku belajar masak dan akhirnya karena aku kembali melihat rencanaNya adalah yang terbaik dalam hidup setiap insan manusia.
Termasuk diriku. Amen.
Singapore, August 21, 2009
-fon-
* yang tidak kapok mau bikin pempek lagi suatu hari nanti, siapa tau jadinya siomay bandung? Halahhh wkwkwkwk….
Ajarin dunk, tiga2nya: empek2, tekwan ama siomay bandung....qiqiqiqi....Piiiiiiss :-)
ReplyDeleteemangnya blm bisa?:P
ReplyDelete