Friday, January 15, 2010

Marah


Marah

Buang jauh marahmu,

untuk hal-hal yang tak perlu.

Kutahu,

kau tak selalu bisa lakukan itu.
Sama halnya dengan diriku.


Terkadang kita menjadi marah,

emosi meletup-letup tak tentu arah.

Lantas dengan leluasa meluapkan amarah,

tak peduli pada orang yang lebih tua atau bocah.


Setelah itu barulah merasakan akibat.

Seketika segalanya menjadi terlambat.

Penyesalan selalu telat.

Pelan-pelan muncul rasa bersalah yang membebat.


Tak selalu mudah untuk berpikir dulu sebelum berkata.

Tak selalu mudah untuk menimbang rasa dahulu sebelum menjadi marah.

Tak selalu berhasil untuk melakukannya.

Padahal, tak selalu sesulit itu sebetulnya.


Pengendalian diri adalah kuncinya.

Tidak mudah, tetapi memang begitulah adanya.

Ketika ada pilihan untuk menjadi diri yang lebih baik,

mengapa kita harus menampik?


Marah…

Aku akan berusaha untuk menelaah,

biar tak terlanjur parah.

Jadi ingat nasihat abah,

jangan buat Si Marah menjadi betah.

Biarkan wajah menjadi cerah,

karena bebas dari amarah

dan hidup dalam penuh syukur atas berkah.

Mari kita sama-sama berbenah,

agar hidup dalam hari-hari penuh hikmah


HCMC, 16 January 2010

-fon-


sumber gambar:
http://amiliaputri.files.wordpress.com/2009/05/marah.jpg

No comments:

Post a Comment